"Hum?" Yena terbangun ketika angin laut menerpa-nerpa wajahnya. Ia mendapati dirinya berada di pangkuan Jie. Melihat pria itu, ia langsung bangun.
"Jie, kau sudah sadar? Bagaimana keadannmu?" Yena menyentuh wajah pria itu.
Jie mengangguk menyatakan kalau dia baik-baik saja.
"Syukurlah. Aku sangat cemas." Yena menghela napas.
"Jangan khawatir. Aku akan mencari kerangnya sekarang." Jie bangkit.
"Tidak. Tidak perlu lagi. Kekacauan ini baru saja reda. Kau terkena racun, pulihkan dulu dirimu." Yena memegang tangannya.
"Aku baik-baik saja. Kamu lapar, aku tahu." Jie melepaskan genggaman tangan Yena dan mengukir senyum. Sayangnya senyumnya sangat jelas palsu.
Yena mengerucutkan bibir.
"Kalau tidak bisa tersenyum, lebih baik jangan dipaksakan. Itu menyeramkan!"
"Baiklah. Aku tidak akan tersenyum lagi." Jie mengangguk kemudian bergegas ke laut. Sebelum masuk ke air ia berpapasan dulu dengan Jasver. Tanpa diduga, Jie mengulurkan tangan dan memeluknya sejenak.
"Kakak."