Ervin melihat ke arah tempat tidur. "Malapetaka untukmu. Kenapa memilih boneka yang badannya lebih besar dari badanmu?"
Aneska hanya bisa garuk-garuk kepala yang tidak gatal. "Bodoh sekali aku," gumamnya melihat ke arah tempat tidur.
"Jika membeli sesuatu itu harus dipikirkan."
"Kamu juga membeli sesuatu tidak pernah dipikirkan," jawab Aneska.
"Aku selalu memikirkan segala sesuatunya," kata Ervin.
"Itu," tunjuk Aneska pada beberapa paper bag yang ada di atas meja. "Sepatuku masih bagus tapi kamu membelikan aku sepatu yang banyak."
"Itu dua hal yang berbeda. Walau pun sepatumu masih bagus tapi kamu juga memerlukan sepatu yang lain karena akan kamu pakai untuk bekerja sementara boneka itu? Gunanya untuk apa? Hanya pajangan saja."
"Jadi sekarang kamu keberatan aku membeli boneka itu? Tadi kamu menawariku untuk membelinya tetapi sekarang malah protes," ucap Aneska merengut.
Terima kasih masih mengikuti Aneska Belavina. Silahkan untuk memberikan komentarnya di setiap chapter ya.