"Ibumu? Ya Tuhan. Tunggu sebentar, aku pakai sandal dulu." Dengan cepat Bu Sugeng kembali masuk dan hanya dalam hitungan detik sudah ke luar kembali. "Ayo, kita lihat Ibumu."
Aneska setengah berlari membawa Bu Sugeng untuk segera ke rumahnya. Dengan perasaan cemas dan khawatir, Aneska langsung masuk ke dalam rumah mengajak Bu Sugeng untuk langsung masuk ke dalam kamar Ibunya.
"Lihatlah Ibuku. Dari tadi tidak bangun juga," kata Aneska langsung berdiri di tepi tempat tidur sambil mengusap air matanya.
Bu Sugeng langsung memegang Ibunya Aneska lalu meraba dahinya. "Sangat dingin." Perlahan Bu Sugeng memegang tangan Ibunya Aneska yang sudah mulai kaku.
Wajah Bu Sugeng menegang begitu meraba denyut nadi pergelangan tangan Ibunya Aneska. Dilihatnya Aneska yang sedang melihat dirinya. "Tidak ada," gumamnya pelan.
"Apa maksudnya Bu?" tanya Aneska dengan wajah tegang penuh kecemasan.
Sebelum Bu Sugeng menjawab, terdengar suara berat laki-laki memanggil dari arah luar. "Permisi."
Tinggalkan komentarnya ya untuk author.
Terima kasih.