Tidak mau terus berada bersama mereka, segera ku melangkah pergi menjauh dari dekat keduanya. Ku kelilingi seluruh ruangan tempat ini, dan berhenti di sudut ruangan dekat pintu masuk. Disana ada Ara yang tengah terduduk menunggu aku keluar. Ya, gadis itu sangat memprihatinkan. Dia tidak mau sedikit pun hengkang dari bangunan ini, sebelum bisa menemui ku walaupun seperti nya dia sudah sangat kelelahan. Ini memang Areska, adikku yang ku besarkan tujuh belas tahun lalu. Sudah seperti anakku, karena sedari kecil aku ikut jagain dia.
Kuhampiri Ara dan ku rangkul dia, karena sudah lumayan rindu padanya.
"Maafkan kakak, karena telah membuatmu lama menunggu. Sekarang kita pulang ke rumah, temui papah sama mamah." Sambil ku elus rambut Ara, mengajak nya untuk pulang.
"Iya, kak." Ara menganggukkan kepalanya pertanda dia setuju dengan ajakan ku.