Mendengar jawaban gadis itu Bibi Elena merasa iba, ia harus teringat juga akan sosok mendiang sang adik yang sudah pergi mendahuluinya. Wanita itu kemudian percaya, ia pun meraba kening Andine untuk mengecek suhu tubuh gadis itu.
"Hangat," ucap Elena, "istirahatlah." Wanita itu menatap keponakannya dengan hati terenyuh. Bagaimanapun juga, luka Andine adalah lukanya juga. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga anak kandung adiknya tersebut, menganggapnya sebagai anak sepenuhnya, serta bertanggung jawab atas kehidupannya.
Andine mengangguk, "Iya, Bi," sahutnya.
"Sudah sore, mandilah pakai air hangat. Setelah itu makan malam dan istirahat lagi. Kau memang banyak bekerja akhir-akhir ini." Elena sedikit tak enak hati kepada gadis itu, ia teringat ketika dirinya dirawat di rumah sakit, saat itu Andine terpaksa bekerja seorang diri.
"Aku masuk dulu, Bi. Siap-siap mau mandi," ujar Andine, ditanggapi langsung dengan anggukan oleh Elena.