"Itu suara apa? Katanya Tuan Andra tidak suka kebisingan, lalu itu apa?" gumam Andinelyn sambil beringsut turun.
Andinelyn yang hendak melangkah keluar tiba-tiba mematung dengan mata membulat kaget, telinganya baru saja mendengar suara benda pecah, seperti sengaja dibanting ke lantai hingga menimbulkan bunyi nyaring melengking.
"Wanita sialan, kau masih ingat pulang?!"
"Ini rumahku juga, Ben!"
Prang! Lagi-lagi suara benda pecah kembali terdengar setelah percakapan menegangkan itu terjadi.
Andinelyn yang berada di kamarnya hanya bisa mematung dengan tubuh gemetar, meskipun hanya melalui indra pendengar, tetapi Andinelyn dapat merasakan bagaimana suasana di dalam sana.
"Apa yang mereka lakukan di dalam sana?" Andinelyn bertanya lirih, setengah takut.
Andine melangkah dengan dagu terangkat, ekor matanya mendapati sosok Eve yang sedang berdiri di depan kamarnya. Eve yang juga melihat wanita itu berjalan sontak membulatkan mata dengan jantung berdebar kuat.