"Andine, aku tidak bisa ...." Hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir Andra, suaranya terdengar parau dengan mimik muka yang tampak sendu.
Entah, Andra juga tidak tahu kenapa ia masih belum bisa menerima Andine sebagai istrinya, ia belum benar-benar bisa menerima pernikahan yang sedari awal dimulai dari perjodohan dua keluarga. Pria itu belum bisa menerimanya, akad nikah terucap di kala itu, adalah karena ia terpaksa melakukannya.
Andra menikah tidak dari hati, sehingga sulit baginya untuk menerima takdir dari Sang Maha Kuasa ini.
Andine menatap tak percaya dengan kedua mata membulat ke arah suaminya, ia sungguh terkejut dengan jawaban sang suami yang begitu mudahnya tercetus dari bibir lelaki itu. Enteng sekali lelaki itu bicara, apa ia tak memakai pikiran dan hati dulu sebelum menjawabnya? Andine membatin dengan rasa tak percaya.