Andine terbangun dengan seluruh keringat membasahi tubuhnya. Di atas ranjang kamarnya itu, ia membelalakkan mata dengan mulut terbuka, gadis itu mengambil duduk di atas tempat tidur dengan penuh keterkejutan.
"Astaga, mimpi apa itu?" gumamnya dengan suara lirih. Bangun di pagi hari seperti ini dengan mimpi panjang yang terasa sangat nyata, apa maksud dari ini semua?
Andine menarik napas dalam lalu membuangnya secara perlahan, gadis itu melirik ke arah jam dinding yang jarum pendeknya menunjuk ke angka enam pagi. Sudah sepatutnya wanita itu bangun dan bersiap untuk berangkat ke kantor seperti biasa.