Robert masih berusaha untuk menenangkan Sophia dari kemarahan yang membara. Robert tentu tidak menginginkan sang putri menjadi mesin pembunuh. Semua ini memang harus segera dihentikan supaya tidak melebar kemana-mana.
"Aku tahu, Ayah. Tetapi tidak bisakah kita menyelamatkan Erick? Aku benar-benar tidak bisa kehilangan dia," ucap Sophia begitu sedih seraya menatap ke arah Robert dengan pandangan begitu pilu. Dia masih berharap adanya sebuah keajaiban yang akan membuat semuanya berakhir dengan baik.
"Sophia ....," panggil Robert. Dia bisa merasakan kesedihan putrinya.
"Aku mencintainya, Ayah," ujar Sophia seraya meneteskan air matanya. Kemudian gadis itu membuka surai rambutnya yang menutupi bagian leher dan menunjukkan sebuah bekas imprint di lehernya, yang menyatakan jika dirinya telah dimiliki oleh Erick sepenuhnya.