Download App
45.9% Sweet cheating (BL) / Chapter 28: Duodetriginta

Chapter 28: Duodetriginta

Erangan terakhir membuat niko kelelahan, niko langsung memeluk tubuh calvin. Calvin merengkuh pinggul niko dan juga sama lelahnya dengan niko. Bahkan miliknya masih berada di dalam hole niko yang sudah basah karena cairan putihnya.

Calvin mengecup pundak niko dengan lembut, tangannya tampak mengelus-elus punggung niko. Calvin tersenyum entah mengapa rasanya sangat senang saat dia melalukanya dengan niko.

"Makasih sayang," ucap calvin di telinga niko dan kembali memeluknya dengan sayang. Calvin sangat tau, dia habis membentak niko dengan kasar lalu membuat kekasihnya sedih dan sangat ketakutan.

"Sama-sama calvin sayang," cicit niko sembari mengangguk pelan, tangannya masih mengalung di leher calvin. Dia menidurkan kepalanya di dekat bahu calvin, calvin tersenyum tangannya ikut mengelus kepala niko dengan lembut.

Beberapa detik kemudian, calvin sudah tak mendengar lagi suara niko. Suara miliknya berganti dengan dengkuran kecil yang berasal dari niko. Calvin menilik wajahnya niko saat tau, niko sudah terlelap. Matanya terpejam, niko tertidur dalam pelukanya.

"Tidur?" batin calvin namun setelahnya dia tersenyum sembari terkekeh pelan.

"Cape ya sayang?" kata calvin lalu mengecup pipi niko dengan lembut.

Calvin menarik rel gorden berwarna hitam untuk menutup jendela mobil, takut saja jika tiba-tiba ada seseorang yang melihat mereka.

Calvin ikut memeluknya dengan erat, dan mulai memejamkan kedua matanya yang tertidur bersama niko. Di sela memikirkan tentang keyla? Sepertinya sudah jelas bahwa sekarang hatinya hanya untuk niko.

Calvin tertidur bersama niko di dalam mobil sehabis melakukanya. Calvin sampai lupa dengan janjinya bersama carlos kakaknya yang sudah menunggunya di rumah.

Mereka tertidur cukup lama, mungkin karena menguras banyak tenaga. Calvin lebih dulu bangun di bandingkan dengan niko.

Setelah terbangun calvin langsung membenarkan kancing kemejanya yang sempat terbuka. Kemudian memindahkan tubuh niko yang semula berada dalam pangkuanya, calvin meletakkanya di samping kursi kemudi.

Sudut bibirnya tertarik tipis, dia mengusap pelan wajah niko yang masih terlelap. Jemarinya beralih mencubit pelan pipi niko dan di barengi dengan kecupan manis yang mendarat lembut di pipinya niko.

Kecupan calvin membuat niko bergerak dan menjadi terbangun karenanya. Niko melenguh, dia menyipitkan matanya yang bertemu dengan mata calvin yang sedari tadi menatapnya sembari tersenyum.

Niko membalas senyum calvin walau kedua matanya masih terbuka dengan sayu." Jam berapa?" tanya niko.

"Jam 15:00" Niko beroia, dia kembali memejamkan matanya.

Calvin yang melihat itu merasa gemas kemudian mendekatkan bibirnya menyentuh pipi niko, sambil mengigit pipi gembul miliknya membuat niko tersenyum dan terpaksa membuka matanya.

"Calvin, jangan ganggu ih! Aku masih ngantuk" Niko menjauhkan wajah calvin yang sangat dekat itu.

"Iya, sayang." Jawab calvin lalu mengusap rambut niko membiarkan niko kembali tidur.

Calvin kembali meyendenkan kepalanya, dia mengambil ponselnya yang ia selipkan dalam saku celana. Calvin mulai mengotak-atik dan mencari nama kontak carlos di ponselnya.

Sesekali calvin melirik sekilas menatap niko yang kembali tertidur. Bibirnya tak berhenti tersenyum, calvin memanggil nomor kontak carlos. Sembari menunggu panggilan terjawab, tangan satunya mengelus-ngelus rambut niko dengan sayang.

[Hallo,?]

[Gua masih di jalan] kata calvin dari sebrang telfon.

[Hah, lu masih di jalan? Gua udah nunggu lu selama 2 jam, dan lo bilang masih di jalan!] Calvin mengigit bibir bawahnya yang menahan senyum.

[Hum,tadi gua ada urusan mendadak di kampus] dalih calvin. Calvin kembali mencium pipi niko sembari mengelus kepalanya dan membuat niko terbangun" Ayang, jangan di cium..."

"Sttt," Jari telunjuk calvin menyentuh bibir niko,menyuruhnya untuk diam.

"Aku lagi telfon sama abang," kata calvin pelan, niko beroria, mulutnya membentuk huruf O sembari mengangguk kepalanya. Calvin yang melihat itu tersenyum, kemudian menyuruh niko untuk kembali tidur.

"Gak bisa tidur lagi," bisik niko di telinga calvin.

"Yaudah, gak papa"

[Ngomong sama siape lu?]

[Hah, gak ada. Ini ada orang nanya minta sumbangan]

[Ck, yaudah cepet. Papa udah nunggu]

[Iya,bang. Eh,Bang ntar malam gua tidur di apart. Jadi, lu nggak usah nyariin gua]

[Iye]

Sesudah mengangkat telfon dari carlos, calvin kembali menjalankan mobilnya yang sempat berhenti di pinggir jalan.

"Kamu bahas apa sama abang kamu? Tumben, biasanya jarang akrab?!" tanya niko yang menoleh menatap calvin.

"Besok aku jelasin. Oh, iya malam ini aku tidur di aprt," kata calvin membuat niko tersenyum senang.

"Serius?!" Calvin mengangguk, dia mengacak rambut niko gemas. Sedangkan yang di perlakukan seperti itu, pura-pura marah padahal sebenarnya suka.

"Tapi, aku pulang dulu ke rumah," ucapnya.

"Hum, iya gak papa"

Calvin membelokkan setirnya masuk ke dalam lingkup Apartemen. Calvin membantu melepaskan seatbelt yang di kenakan sama niko," aku sampai sini aja ya ngantarnya. Gak papa kan?"

"Iya. Tapi, nanti balik nya bawa boba," pintanya.

"Boba lagi? kemaren kan udah," ucap calvin yang mengerutkan keningnya karena merasa heran dengan niko. Sepertinya sehari nggak minum boba, gak bisa.

"Sama yang kemaren beda," jawabnya. Sudut bibir calvin tersenyum, dia tak bisa menolak permintaan niko. Calvin mengangguk mengiyakan permintaanya.

"Jub," kata niko dengan suara manja. Niko sudah memejamkan matanya menunggu calvin menciumnya.

"Nakal," Calvin mengusap rambutnya, ia menatap sejenak bibir niko kemudian perlahan mendekatkan bibirnya menyentuh dan mengecupnya sekilas.

"Lagi" Calvin mengecupnya sekali lagi.

"Lagi vin,"

"Udah" Calvin menjauh dan kembali duduk. Sementara, niko masih ingin memintanya sekali lagi.

"Calvin,"

"Udah, sayang."

Niko berdecak pelan," pelit ah kamu" katanya sambil memuncukan bibirnya.

Calvin tersenyum," udah sana masuk." Katanya dengan nada suara yang lembut.

Niko mengangguk pelan.

"Yaudah, gua turun." Niko ingin membuka pintu mobil tapi tertahan karena mendengar suara calvin dan membuatnya menoleh.

"Langsung mandi ya. Jangan lupa di bersihin," ucap calvin melirik nakal membuat niko mendegus sekaligus tak bisa menahan senyumnya.

"Hm"

Niko melambaikan tangannya ke arah calvin saat calvin membunyikan klaksonnya dan keluar dari halaman gedung apartemen.

"Dahh," kata niko.

Niko memutar badannya dan segera masuk ke dalam. Tetapi, langkahnya menjadi terhenti karena melihat seseorang yang sangat di kenalnya itu, sedang berdiri di hadapanya sembari bersidekap menatapnya dengan curiga ke arah niko.

Laki-laki itu dengan sengaja mencegah niko yang berdiri di depan pintu utama. Dia tidak membiarkan niko untuk masuk ke dalam.

"Pulang sama calvin?" tanyanya. Niko bergeming, niko tak bisa menjawab dan menjadi bingung harus memberikan alasan apalagi? Jelas-jelas dia melihat calvin yang tengah menciumnya tadi.

"Gak nyangka gua nik, ternyata lu sejahat ini sama keyla"

^^^

Keyla menutup kembali pintu kulkas setelah mengambil beberapa cemilan. Kemudian membawanya menuju ruang tamu.

Keyla mendudukan bokongnya santai di atas sofa berukuran small. Sembari menonton film, dia memakan cemilan rasa coklat kesukaanya.

Sesekali keyla mencoba melirik ponselnya yang sedari siang belum menerima balasan pesan dari calvin. " Calvin kemana ya?" batin keyla.

Keyla menghela napasnya pelan, dia mematikan acara televisi dan beralih membaringkan kepalanya sembari menatap langit-langit rumah. "Kenapa ya, sekarang calvin jarang banget ngabarin aku. Apa dia sesibuk itu?" batin keyla bertanya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C28
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login