Download App

Chapter 19: Licik

Daren menelan salivanya saat melihat Marisa sudah berada di depannya. Dari raut wajahnya sudah pasti dipenuhi emosi yang sudah lama terpendam. Tanpa mengatakan apapun Marisa mengisyaratkan Daren untuk keluar dari kafe dengan kepalanya. Dia tidak mau membuat keributan di dalam kafe, karena itu hanya akan menimbulkan masalah baru untuknya.

"A—apa maumu," tanya Daren dengan gemetar.

"Mari kita bicara di luar," sahut Marisa.

"Gak mau," jawab Daren singkat.

"Oh, jadi kamu lebih memilih benda ini melayang ke wajahmu daripada menurutiku?" Marisa memperlihatkan senjata rahasianya yang ia gunakan untuk mengancam Daren jika pria itu tidak mau bersikap kooperatif. Lalu dia berjalan keluar dan diikuti Daren yang terpaksa menuruti perintah Marisa. Karena takut wanita itu akan berbuat hal gila di sana.

Marisa menyuruh Daren masuk ke dalam mobil agar tidak dilihat orang. Disana dia menyudutkan Daren dengan kunci inggris yang dia bawa. Sementara Rachel hanya memperhatikan mereka dari kursi depan. Dia tidak tahu masalah mereka jadi ia tidak akan ikut campur.

"Kembalikan semua uangku yang kamu bawa kabur!" gertak Marisa.

"U—udah habis," jawab Daren terbata.

"Aku gak peduli, kembalikan atau akan aku laporkan kamu ke polisi!" ancam Marisa.

Mata Daren membulat mendengar kata polisi. Dia tidak mau di penjara bagaimanapun juga. Ada keluarga yang harus dia nafkahi di kampung halamannya.

Sebelumnya Marisa sangat bersimpati pada Daren karena dia adalah tulang punggung keluarga. Tapi karena dia sudah mencampakkannya dan mencuri uang hasil kerja keras Marisa selama bertahun tahun dia tidak bisa terima itu.

"Baiklah beri aku waktu, aku akan mengembalikan semuanya. Satu bulan?" pinta Daren. Sedangkan mata Marisa malah membulat.

"Oke oke satu minggu. Beri aku waktu, jadi jangan laporkan aku ke polisi," ucap Daren. Dia memasang wajah memelas.

Marisa membuang napasnya dengan kasar. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa dengan lelaki ini.

Dhana benar benar lelaki yang tidak berguna. Marisa heran kenapa dia bisa berpacaran dengan orang ini.

"Baiklah, aku beri waktu satu minggu. Tapi awas kalau kamu mencoba kabur!" ancam Marisa. Lalu mengambil paksa dompet Daren.

Marisa hanya mengambil KTP dan SIM Daren agar dia tidak mencoba untuk kabur

"Akan aku kembalikan kalau sudah kamu kembalikan uangku," kata Marisa.

"Kenapa kamu begitu tega sama aku? Bukannya kamu dulu sangat menyukaiku?" tanya Daren.

"Cih, itu adalah hal yang paling aku sesali seumur hidupku jadi jangan pernah mencoba untuk mengungkitnya lagi atau aku akan menghancurkan wajah sok gantengmu itu!" bentak Marisa sambil mengepalkan tangan di depan muka Daren.

Lelaki itu begidik ngeri, Marisa yang selama ini dia kenal sangat manis di depannya ternyata aslinya begitu menyeramkan.

"Aku bersyukur udah lepas dari kamu dasar wanita kasar," cibir Daren.

"Aku juga bersyukur udah putus dari kamu, dasar pria gak punya modal!" balas Marisa tidak mau kalah. Marisa jadi teringat selama dia pacaran dengan Daren selalu dia yang mengeluarkan uang. Daren selalu beralasan tidak bawa dompet saat makan di luar lah. Untuk bayar sewa kontrakanlah. Untuk biaya sekolah adiknya di kampung lah. Bahkan Marisa ikut andil dalam cicilan motor Daren. Marisa benar benar merasa seperti wanita yang bodoh.

***

Saat itu..

Marisa yang hendak mengambil pesanan dari meja dapur memergoki Daren mencuri pandang ke arahnya dan tersenyum padanya. Marisa menoleh ke kanan kiri dan tidak menemukan orang lain berada di dekatnya, hal itu membuatnya salah tingkah.

Hatinya yang sudah lama kosong menjadi terisi lagi. Kalau diingat ingat, terakhir kali Marisa berpacaran adalah saat dia SMA. Dan mereka putus karena berbeda universitas dan Marisa yang jadi lebih sibuk karena harus kuliah sambil bekerja. Dia tak ada waktu untuk berurusan dengan asmara.

Yang membuat Marisa semakin dibuat melayang karena setelah kejadian itu Daren malah terang terangan bersikap istimewa padanya. Seperti saat jam istirahat kerja Daren membuatkan sebuah cake kecil untuk Marisa.

Kejutan kejutan kecil seperti inilah yang membuat wanita seperti Marisa mudah luluh. Saat itu Daren berjalan menuju Marisa yang sedang duduk bersama teman temannya. Lalu tiba tiba Daren menaruh piring kecil berisi potongan cake tepat di depan Marisa.

"Aku harap cake ini bisa membuat hari harimu jadi lebih manis lagi," ucap Daren saat itu. Yang langsung disambung dengan sorakan para pekerja lain di sana.

Sejak saat itu Marisa jadi bucinnya Daren. Semua yang ada padanya tampak baik, bahkan dia tidak menyadari kalau Daren hanya memanfaatkan kepolosannya saja.

***

Daren keluar dari mobil dengan tergesa setelah Marisa melepasnya. Rachel memperhatikan kepergian Daren. Lalu kembali pada Marisa yang sudah duduk lagi di depan.

"Ada masalah apa?" tanya Rachel.

"Dia dulu mantan pacarku yang kabur membawa uangku. Bukan hanya itu dia juga menelantarkanku saat kami liburan ke korea. Karena dia, aku gak punya uang untuk pulang. Dan saat itulah aku bertemu Daniel. Dia yang menolongku," Marisa menjelaskan masalahnya.

"Ahhh,, jadi seperti itu kronologi kamu bisa kenal dengan Daniel," gumam Rachel.

"Daniel sangat baik ya," lanjut Rachel. Marisa hanya tersenyum canggung mendengar perkataan Rachel barusan.

"Baiklah, mudah mudahan uangmu cepat kembali. Sekarang kita pulang?" tanya Rachel. Dan Marisa hanya mengangguk.

"Ehm, sepertinya aku harus ke toilet dulu, kamu tunggu sebentar ya," ucap Rachel. Dan lagi lagi Marisa hanya mengangguk.

Rachel lalu masuk ke dalam kafe, setelah mengedarkan pandangan dia langsung menuju toilet. Tapi anehnya Rachel tidak masuk ke toilet wanita tapi ke dalam toilet pria. Rachel masuk dengan santainya.

Di sana dia mendapati Daren yang sedang mencuci mukanya di wastafel. Rachel menyilangkan tangannya di depan dadanya menunggu lelaki yang ada di depannya itu selesai dengan kegiatannya.

Daren terkejut melihat bayangan Rachel dari pantulan cermin di depannya.

"Apa yang kamu lakukan di toilet pria? Apa kamu udah gila?" tanya Daren.

"Bukannya aku udah bilang kalau aku akan mengembalikan uangnya dalam waktu satu minggu, sekarang apa lagi maunya?" tanya Daren yang mengira jika Rachel ke sana karena suruhan Marisa.

"Dari mana kamu akan dapat uang dalam waktu satu minggu?" tanya Rachel.

"Dari mana aja itu bukan urusanmu," jawab Daren acuh. Lalu dia berniat pergi meninggalkan Rachel yang sepertinya masih betah di sana tanpa merasa risih sedikitpun.

"Bagaimana kalau aku menolongmu?" kata Rachel tiba tiba dan berhasil menghentikan langkah Daren yang hampir membuka pintu keluar.

"Apa maksudmu?" tanya Daren. Dia lalu membalikkan badannya menghadap Rachel.

"Berapa uang yang kamu butuhkan? Aku bisa memberimu sekarang juga dengan percuma asal kamu mau bekerja sama denganku," ucap Rachel.

Daren memiringkan kepalanya mencoba mencerna kalimat dari Rachel. Dan sepertinya dia tertarik dengan tawaran Rachel.

"Lima belas juta," jawab Daren.

Rachel lalu mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi m-banking kemudian menyuruh Daren untuk mengisi nomor rekeningnya.

Dengan sedikit ragu Daren menuruti perintah Rachel. Dan benar saja dengan satu kali ketuk Daren langusng mendapat notifikasi jika rekeningnya sudah terisi nominal yang ia katakan tadi.

"Apa yang harus aku lakukan? tanya Daren.

Rachel lalu mendekatkan dirinya pada Daren dan membisikkan sesuatu padanya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C19
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login