Download App

Chapter 2: Bab 2

"Assalamualaikum!" Rehan yang baru saja pulang dari kerjanya. Melihat istrinya sedang memasak diapun sontak mendekat lalu memeluk tubuh sang istri dari belakang membuat sang empu sedikit terlonjak kaget.

"Eh?! Mas Rehan?"

Rehan berdengung "Hmm..Aku sudah pulang, sayang."Katanya lagi.

Mayang terkekeh, Entah mengapa sekarang ini rasanya begitu canggung dan terasa berat baginya kali ini. Melihat sang suami yang masih bisa senyum dan bersikap baik didepannya dan seakan gak pernah terjadi apapun membuat Mayang hanya mampu meremat apron yang ia kenakan.

Balasannya dengan senyuman lebar. Mayang sudah memutuskan untuk berpura-pura untuk semua yang dilakukan suami dan sahabat itu. Dan dia berdoa agar ia bisa menjalankan kehidupan sehari-hari nya seperti biasa.

"Gimana sama pekerjaannya mas."Kata Mayang sambil melanjutkan acara memasaknya, Mencoba tidak peduli dengan suaminya yang masih setia memeluk nya dari belakang.

"Biasa saja dan tidak ada yang istimewa."

Setelah itu keheningan menyambut keduanya, Mayang hanya memilih fokus memasak sedangkan Rehan tampak memperhatikan sang istri dari samping sedari tadi, Wajah sang istri begitu berbeda hari ini, Raut wajahnya terlihat begitu lesu tidak seperti biasanya. Lantas Rehan melepaskan pelukannya lalu menghadapkan tubuh sang istri ke arah nya sedikit memaksa. Hal itu membuat Mayang terkejut, Tapi saat melihat wajah serius suaminya perlihatkan membuat Mayang untuk memilih diam.

"Kenapa, mas? Aku lagi masak lho."Kata Mayang sedikit gugup.

Rehan menatap istrinya dengan intens"Sayang, kamu sakit? Kamu keliatan lelah banget hari ini."

"Eh, Beneran?"Sontak Mayang terkekeh sambil menggaruk tengkuknya,"Aku rasa juga begitu."

Rehan gak lagi mengatakan apapun, Hingga sang istri melanjutkan acara memasaknya yang tertunda tadi. Dan saat makan malam siap, Mereka pun duduk berhadapan dan saling menikmati makanan yang Mayang masak tanpa mengatakan apapun. Namun yang pasti, Rehan masih setia menatap wajah sang istri tanpa henti sejak tadi membuat empunya jelas merasa gak nyaman lantaran tatapan Rehan begitu datar seakan sedang mengintimidasi nya.

"Mas..Apa ada yang mau kamu tanya ke aku?"Kata Mayang karena mungkin saja suaminya ini mau bertanya sesuatu kepadanya, Sama seperti yang Hani bilang sebelumnya sekarang.

Rehan menggeleng,"Gak, bukan apa-apa. Aku hanya sedang memperhatikan wajahmu sayang, Jika kamu beneran lelah sebaiknya besok izin dulu saja kerjanya ya, Aku yang akan meminta izin kepada bos mu nanti, Bagaimana?"

"Gak apa-apa kok mas, Istirahat sebentar seperti sebelumnya saja pasti sembuh kok, Jadi gak perlu khawatir."Melihat Mayang tertawa sontak membuat Rehan menghela nafas lega.

"Syukurlah, Kalau kamu baik-baik saja, Sayang. Tapi kalau kamu beneran sakit, Bilang ya."

Mayang mengangguk, Hatinya sedikit merasa hangat namun rasa nyeri lebih terasa sakit kali ini. "Oh ya, Mas. mulai besok aku bakalan bertambah sibuk, dan pulang telat. Jadi jangan menggangguku saat aku sibuk ya. Kamu bisa pergi kerumah Alan atau pergi kerumah Zidan dulu kalau kamu bosan ya. Saat aku mau pulang nanti aku hubungi mas rehan kok."

Rehan mengerutkan keningnya, "Kenapa begitu? Apa pekerjaan mu di toko kue sedang ramai?"

Mayang meremas sendok makannya dan terkekeh guna menghilangkan rasa gugupnya. "Begini mas, Sebenarnya aku mau tambah pekerjaan part time ku untuk beberapa bulan kedepan. Cuma empat bulan saja, Setelah itu aku janji akan berhenti bekerja boleh ya." Mayang melirik takut ke arah suaminya yang menatapnya begitu datar dan tajam, Jelas sekali wajah itu mengisyaratkan ketidaksukaan yang begitu jelas.

"Kamu sudah punya tiga pekerjaan paruh waktu, Mayang. Kenapa kamu menambahnya lagi? Apa kamu tidak memikirkan diri kamu sendiri!?"Rehan menaikkan nada bicara nya membuat mayang sontak menelan saliva nya dengan susah payah. Sejujurnya Mayang sangat takut dengan suaminya jika sudah marah seperti sekarang ini.

"Mas, Bukan begitu. Aku kan cuma mau mengumpulkan uang untuk ditabung. Dan aku rasa gaji di tempat aku bekerja yang sekarang gak akan cukup terkumpul dengan baik, Itu sebabnya aku memutuskan untuk menambah pekerjaanku."Jelas Mayang dan kerutan kening suaminya semakin terlihat lebih jelas.

"Memangnya kamu menabung untuk apa?"

"Ya-ya buat keperluan nanti."Kata Mayang sambil tertawa sumbang, ia sejujurnya tidak tahu harus memberi alasan apa karena dirinya juga baru saja memikirkan hal ini tadi saat sedang memasak.

"Kalau hanya itu aku tidak mengizinkanmu untuk bekerja. Aku masih bisa memberikan kamu uang kepadamu untuk ditabung, Jadi kamu gak perlu membuat dirimu kelelahan sampai harus menambah pekerjaan paruh waktu mu itu."Kata Rehan membuat mayang seketika menggeleng.

"Gak mas, Aku sebenarnya mau nabung karena aku mau membeli sesuatu dengan hasil tabungan ku sendiri, Aku juga gak mau merepotkan kamu terus mas, Jadi aku mohon izinkan ya." Mata mayang mulai berkaca-kaca saat menatap ke arah suaminya itu. Sedangkan yang ditatap kini hanya tampak menghela nafas beratnya.

Kenapa pula Rehan harus mudah luluh dengan tingkah laku istrinya itu? Tingkahnya terlihat imut dan terlihat seperti anak kecil dimata rehan.

"Hah... Baiklah, Kamu gak perlu memasang tatapan memelas seperti itu sayang. Dan memangnya kamu mau menambah perkejaan berapa lagi?"Kata Rehan akhirnya.

Mayang lekas tersenyum lebar, "Mungkin menambah tiga atau empat pekerjaan lagi."

Kening Rehan seketika berkerut lagi, "Sayang, Kamu sudah punya tiga pekerjaan, Jadi jangan menambah sebanyak itu!"

Mayang berkerut, "Baiklah hanya, tiga."

"Tidak!"

"Ya sudah dua."

"Masih terlalu banyak."

Mayang pun menggembungkan pipinya, "Lima itu tidak banyak, Lima itu sangat sedikit. Lagipula jika hanya menambah satu jelas tidak ada bedanya."

"Tapi--."

"Aku mohon mas."

Rehan memejamkan matanya sebentar, Dan berhadapan dengan istrinya kembali yang terkadang keras kepala itu memang susah sekali. "Baiklah, Lima dan tidak lebih."

Mayang pun bersorak senang, Senyuman nya tampak lebar Hingga membuat Rehan yang melihatnya ikut bahagia, Hanya saja dibalik ekspresi mereka, Keduanya memiliki rahasia yang berbeda.

"Maafin aku ya, Sayang."Batin Rehan


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login