Download App
3.57% Sin Cos Tan / Chapter 11: Pertunjukan Semakin Meriah

Chapter 11: Pertunjukan Semakin Meriah

"Wah... pertunjukan semakin seru saja. Oi, Serong! Kau hanya mau mengintip dari balik bebatuan saja? Bidiklah orang-orang itu menggunakan panahmu yang kau banggakan itu!" bentak seseorang di atas gunung dengan naga hitam di sampingnya. Orang tersebut masih meneropong jauh menggunakan kedua tangannya yang dibentuk bundar layaknya teropong ke arah kerumunan orang yang terkena pengaruh sihir.

Seseorang di balik batu besar bernama Serong yang dari tadi juga ikut mengintai akhirnya unjuk diri. Serong keluar dari balik batu dan menghampiri orang yang duduk di pinggir naga hitam. Dia berdiri di samping kiri orang itu yang duduk santai. Rupanya dia sekarang tengah berpenampilan sebagai seorang perempuan yang jelita lagi menawa dengan kedua dada besar dan juga menggoda namun memiliki alat kelamin pria. Rambutnya panjang dengan warna hitam dan ujungnya berwarna-warni.

Serong berpakaian atas putih dan bawah celana ketat hitam. Di belakang punggungnya terdapat sebuah busur panah yang kecil namun tak satu pun terlihat anak panah bersamanya.

"Kenapa kau melakukan hal itu, Thrower? Apakah tidak akan kena marah Pangeran?" tanya Serong dengan terbata-bata dan malu-malu.

Tanpa menengok pandangannya ke arah samping kiri di mana Serong berdiri, seorang yang duduk di samping naga hitam masih asyik sendiri menonton kekacauan yang dianggapnya sebagai pertunjukan.

"Duduklah dan lihat saja pertunjukan ini. Aku sudah mendapat izin dari Pangeran untuk bersenang-senang. Jika kau mau, bersenang-senanglah denganku dan bidiklah mereka dengan panahmu itu. Hal itu akan menjadikan pertunjukan ini lebih seru lagi dari sekarang," ucap seseorang yang bernama Thrower.

Serong sempat berpikir sejenak lalu melihat ke arah banyak orang yang tengah memuaskan nafsu birahinya tersebut akibat pengaruh sihir dari Thrower. Dilihatnya pula beberapa batu birahi kerikil yang berada di depan Thrower dan siap untuk dilemparkan lagi ke kerumunan orang yang lain. Serong mulai merasakan keinginannya untuk membidik orang-orang itu dengan anak panah ajaibnya.

"Tunggu apa lagi? Segera tebar panah-panahmu itu, Serong." Thrower menyeringai menantikan pertunjukan yang semakin meriah itu.

Kedua iblis itu memang masih satu pimpinan. Wajar saja jika Serong pun merasa tubuhnya panas ingin segera bersenang-senang seperti itu bersama kawannya.

Tanpa pikir panjang lagi, Serong mengambil busur panah di belakang punggungnya, mencabut sehelai rambut panjangnya yang seketika langsung kaku, kemudian Serong tempatkan ke busur panah dan siap untuk membidik. Rambut warna hitam dan ujung berwarna warni itulah anak panah ajaib kepunyaan Serong. Warna warni di ujung rambut sebagai ujung anak panah yang tajam. Sedang warna hitamnya adalah badan si anak panah.

Whuusshhhh!! Sehelai rambut yang kaku miliknya langsung melesat ke arah yang dituju Serong.

"Yes! Tepat sasaran!" sahut Serong dengan bangganya.

Thrower yang mengamati hal tersebut melalui teropong tangan pun melepaskan tangannya itu dari matanya dan tertawa terbahak-bahak. Dia merasa sangat senang sekali bisa menikmati hal yang ingin dilakukannya.

"Ada apa?" tanya Serong heran.

Thrower menatap ke arah Serong kemudian menepuk bahunya.

"Kerja bagus, Sobat! Kita akhirnya bisa menikmati malam yang panjang ini dengan pertunjukan yang sangat meriah! Terus hujani mereka dengan panah ajaibmu itu! Para petualang dari guild bodoh itu tak akan bisa menemukan kita yang sangat jauh di sini dari tempat mereka. Para manusia hina itu juga nantinya akan jatuh ke dalam kenikmatan surga dunia yang kita buat! Mereka semua tak akan mampu untuk menolaknya!" kata Thrower lantas tertawa kembali.

"Baiklah. Sepertinya aku juga ingin menonton pertunjukan yang seperti itu!" timpal Serong dengan gembira.

Sedang satu anak panah rambut Serong yang ia arahkan ke seorang wanita pun langsung bereaksi. Layaknya batu birahi milik Thrower yang jika mengenai lemparan targetnya akan membuat si target bergairah menggebu-gebu kemudian mencari lawan jenisnya untuk melampiaskan nafsunya tersebut, anak panah rambut Serong pun demikian. Namun bedanya ini lebih ekstrem.

Si wanita yang tadi terkena anak panah rambut Serong seketika membuka semua pakaian yang dikenakannya. Ia juga langsung melampiaskan nafsunya tersebut dengan jari jemarinya serta barang-barang yang bisa ia masukkan ke lubang surganya tersebut. Dan berbeda dengan batu birahi Thrower yang hanya mencari lawan jenis, anak panah rambut Serong mencari sesama jenis untuk melampiaskan nafsu seseorang yang telah terkena sihir tersebut. Si wanita itu pun mencari pasangan sesama jenisnya.

Seperti sebelumnya, Serong kembali mencabut rambut panjang di kepalanya. Tak tanggung-tanggung, kini 5 helai rambut tercabut dan segera kaku untuk dijadikan sebagai anak panah. Begitu seterusnya Serong menikmati hal tersebut sampai salah satu anak panah rambutnya itu mengenai seorang pria yang tengah melampiaskan nafsunya tersebut dengan wanita di depan mata Wod, Sio, dan Trigonometri! Beberapa di antaranya juga mengenai wanita yang tak jauh dari tempat Sintri dan Tan Metri berdiri.

"Kalian bertiga! Tutup mata kalian! Jangan lihat pemandangan yang sedang terjadi di sini!" perintah Wod dengan lantang.

Tanpa diperintah sebelumnya pun Sintri sudah terlebih dahulu menutup matanya karena merasa masih terlalu kecil untuk melihat adegan yang tak senonoh itu. Terlebih lagi hal tersebut juga sangat meresahkan baginya. Gonocos justru menikmati adegan-adegan tersebut dengan dibumbui rasa penasarannya sebagai anak kecil dan kodratnya sebagai seorang lelaki.

"Cih! Dasar orang-orang tak tahu malu! Kalo mau melakukan hal seperti itu harusnya di ruangan yang tertutup dasar bodoh!" maki Tan Metri.

"Sudahlah, Tan. Ayo kita kembali ke guild saja," rengek Sintri dengan kedua tangannya masih menutup seluruh wajahnya.

"Kau kembali saja sendiri. Sepertinya kita memang harus menyucikan kembali orang-orang yang telah ternoda ini!" ujar Tan.

Tak ada pilihan lain. Sintri hanya bisa terus mengikuti kemauan dua saudaranya itu meski dirinya sudah tidak tahan melihat keadaan yang sangat meresahkan dan juga menjijikkan tersebut. Wod dan Sio terus mengamati orang yang terkena pengaruh sihir Thrower dan Serong. Mereka tidak tahu harus berbuat bagaimana untuk menyadarkan kembali orang-orang itu. Terlebih lagi sebagai lelaki hawa nafsu dalam diri mereka pun mulai bergejolak. Bagaimana mungkin melihat wanita telanjang bulat dan tengah berhubungan badan di depan matanya tidak membuat mereka berdua juga ingin merasakannya?

Namun tetap saja mereka berdua berusaha sadar untuk membantu orang-orang tersebut.

"Ini jelas pengaruh sihir seseorang," ujar Sio berusaha untuk tetap fokus.

"Ya benar, mereka seperti kehilangan kesadaran dan urat malunya. Nafsu buas dalam diri mereka dipaksa untuk lepas kendali" Wod menyahuti.

"Tapi bagaimana caranya kita menyadarkan mereka kembali?"

Wod berpikir sejenak untuk mencari solusi yang berguna. Namun tiba-tiba saja seorang pria yang tadi tengah memperkosa wanita bangkit dan langsung berlari cepat ke arah Wod dan Sio berada seakan hendak menerkam mereka berdua.

"Paman!! Awass!!" pekik Tan yang melihat kejadian itu.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C11
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login