Download App
10% HOT PAPA / Chapter 4: Liburan ke Pantai

Chapter 4: Liburan ke Pantai

Logan membawa keluarganya untuk liburan di pantai, kesibukannya di kantor yang menyita waktunya membuat mereka tidak bisa jalan-jalan keluar terlalu sering. Logan memutuskan untuk berlibur ke Lombok menggunakan pesawat pribadinya, pesawat tersebut di belinya kurang lebih satu tahun yang lalu dengan hasil jerih payahnya sendiri.

"Andi, kamu jangan lari-larian di dalam pesawat nak," tegur sang oma melihat cucu ke duanya yang lari-larian di dalam pesawat dari sejak awal masuk.

"Aku belum pernah menaiki pesawat, rasanya enak, Oma. Aku ingin terbang terus," girang Andi berucap dengan riang gembira.

"Iya, nanti ke depannya kamu akan lebih sering naik pesawat lagi. Sering-sering kamu minta sama papa, buat ngajakin kita jalan-jalan," ujar sang oma membuat Logan yang mendengarnya terkekeh.

"Tidak perlu menyindir seperti itu, iya nanti aku akan lebih sering mengajak kalian jalan-jalan." Logan berucap sembari memeluk oma kesayangannya.

"Terima kasih ya, kamu selalu menyempatkan waktu untuk bersama keluarga. Beruntung sekali nantinya wanita yang mendapatkan kamu, sudah rajin menabung, pekerja keras, tampan, baik hati, tidak sombong, bisa merawat anak kecil pula, benar-benar laki-laki perfect. Semoga nantinya kamu mendapatkan wanita yang cantik luar dan dalam," ujar sang oma membuat Logan tersenyum menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih juga untuk doanya, walaupun sampai sekarang aku belum kepikiran ingin mempunyai seseorang yang spesial. Aku bahkan tidak yakin ada wanita yang mau menerimaku apa adanya, oma kan tahu sendiri aku bukan tipe laki-laki yang pandai soal urusan wanita. Aku takut wanita yang dekat sama aku bosan, karena aku tidak bisa romantis seperti laki-laki pada umumnya," keluh Logan yang tidak pernah bisa percaya diri.

"Kamu kenapa berpikiran seperti itu? Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Oma yakin banyak wanita di luar sana yang mengantri untuk mendapatkan hati kamu. Kamu harus benar-benar selektif, dalam mencari seorang wanita untuk dijadikan pendamping hidup. Karena zaman sekarang wanita hanya menginginkan laki-laki yang mempunyai banyak materi, jadi sebelum kamu menentukan pilihan kamu harus menyelidikinya terlebih dahulu," nasihat sang oma.

"Ah sudahlah, kenapa ini jadi ngomongin pendamping hidup, sih? Jelas-jelas wanitanya saja belum ada," ujar Logan membuat sang oma tertawa.

"Tidak terasa sekarang kamu sudah 23 tahun, rasanya baru kemarin oma menggendong kamu ke sana ke mari, sekarang kamu sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa, tampan dan tentunya bertanggung jawab," puji sang oma.

"Papa, aku lapar pengen jajan wafel," pinta Andi yang sudah lelah lari-larian dan sekarang waktunya mengisi perut.

"Baiklah, Papa akan mengambilkan wafel kesukaan kamu, tapi sekarang kamu duduk dengan tenang di samping oma," suruh Logan yang diangguki oleh adik kesayangannya.

"Kamu tidak mau makan nasi?" tanya Logan

"Tidak mau, aku hanya ingin makan cemilan saja," tolak Andi sembari menyeruput susu kotak yang dibawanya dari rumah.

"Oma, mau aku pesankan sekalian?" tawar Logan.

"Emm ambilkan kopi susu saja, Oma juga belum laper," ujar sang oma.

"Oma, jangan kebanyakan minum kopi nanti sakit," tegur si kecil Andi membuat sang oma mengerutkan keningnya.

"Sakit? Tapi oma tidak sakit, sayang."

"Papa, dulu pernah bilang kalau kebanyakan minum kopi nanti perutnya jadi sakit. Jadi oma jangan kebanyakan minum kopi," ujar Andi membuat sang oma tersenyum.

"Iya, Oma tidak akan sering-sering minum kopi lagi. Besok-besok aku makan minum susu seperti kamu." Sang oma menggendong si kecil ke pangkuannya.

"Tapi jangan minta susuku, ini susu favoritku. Nanti oma aku belikan di supermarket, aku akan membelikan yang banyak sekalian sama es krimnya hehe," ujar Andi membuat wanita yang menggendongnya tertawa.

"Itu mah akal-akalan kamu saja supaya bisa makan es krim, kan?" Sang oma yang gemas dengan tingkah cucu bungsunya, menciumi wajah imutnya Andi.

Hanya memakan waktu beberapa jam saja mereka sudah sampai di Lombok, Logan sudah menyiapkan berbagai macam fasilitas terbaik untuk keluarganya supaya nyaman dan betah liburan.

"Papa, aku ingin jalan," pinta Andi saat sudah sampai di depan hotel dan resort.

"Memangnya kamu tidak lelah?" tanya Logan yang menggendong adik kesayangannya semenjak turun dari pesawat.

"Aku tidak lelah, aku justru senang karena kita sudah sampai di tempat tujuan," ujar Andi merengek ingin turun dari gendongan papanya.

"Baiklah, kamu boleh jalan tapi jangan lari-larian takutnya nanti licin," tegur Logan sembari menurunkan adiknya.

"Apa oma lelah? Mau digendong juga?" goda Logan membuat sang oma terkekeh.

"Kalau pun oma mau digendong, maunya bukan digendong sama kamu. Di Lombok banyak turis asing yang tampan-tampan," ujar sang oma membuat Logan tertawa.

"Mana mau turis asing itu menggendong nenek-nenek, mendingan sama aku aja?" ledek Logan langsung mendapat gebukan di lengannya.

"Bisa-bisanya kamu mengatai oma nenek-nenek? Orang masih 18 tahun begini," ujar sang oma yang sangat suka bercanda dengan cucu-cucunya.

"Papa, kamarnya ada di sebelah mana?" tanya Andi.

Logan menunjukkan kamar istimewa untuk mereka bertiga, tentunya kamar yang pilihnya adalah kamar VVIP. Semua perlengkapan sudah ada di dalam kamar tersebut tanpa ada satu pun yang kurang, Logan benar-benar memanjakan keluarganya dengan fasilitas super mewah.

"Kalian berdua istirahat saja dulu, aku mau kembali ke mobil. Sepertinya dompetku tertinggal di sana, nanti kembali aku bawain makanan," pamit Logan kemudian berjalan menuju ke parkiran mobil.

Benar-benar ceroboh, dirinya meninggalkan dompet dan tas selempangnya di dalam mobil. Walaupun di hotel dan resort yang ia sewa keamanannya sangat tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan kejahatan bisa beraksi di mana saja.

"Eh itu ada apa?" heran Logan begitu hendak membuka pintu mobilnya, ia tidak sengaja melihat ada sepasang muda-mudi yang tengah cekcok di dekat mobil.

"Kasihan sekali sampai wanitanya menangis?" gumam Logan walaupun hanya melihat wanita tersebut dari belakang, tetapi dapat diketahui bahwa wanita itu sedang menangis.

"Lah mau ke mana cowoknya? Itu kenapa ceweknya ditinggal sendirian di situ?" heran Logan karena merasa kasihan ia menghampiri si wanita tersebut.

Melihat seorang wanita sampai menangis terisak-isak, tentu saja membuatnya tidak tega. Logan merogoh saputangan yang ada di dalam celananya, kemudian diberikannya pada wanita asing tersebut.

"Jangan menangis," ujar Logan saat dirinya sudah berdiri di samping wanita asing.

HUUGGHHH!!!

"Eh?" Logan benar-benar terkejut, karena si wanita asing tiba-tiba memeluknya, padahal mereka tidak kenal sama sekali. Karena ke duanya sama-sama mengenakan masker, alhasil tidak nampak bagaimana wajah si wanita.

"Dia benar-benar laki-laki brengsek, dia manfaatkan aku untuk kepentingannya pribadi. Dasar laki-laki tidak punya hati, kenapa masih banyak laki-laki macam dia di dunia ini? Hiks..hiks..."

Logan bisa merasakan masker yang dikenakan oleh si wanita basah karena air matanya, tapi kenapa tidak di copot saja bukankah kalau basah membuatnya risih.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login