Akhir bulan sudah seperti sebuah neraka bagi kehidupan Sikha, semuanya harus segera ia selesaikan dengan tepat dan cepat. Belum lagi Royan memberinya tambahan beberapa pekerjaan, sungguh ia sudah tidak memiliki banyak waktu lagi sekarang. Perutnya sudah semakin besar, karena dalam 3 bulan lagi akan segera melahirkan.
Jika orang-orang bertanya apakah Andra telah berhasil meluluhkan kekerasan hatinya, jawabannya tentu saja belum. Lelaki itu tidak berhasil meruntuhkan segala pertahanan yang sengaja diciptakan olehnya. “Sikha, kenapa, sih, lo nggak terima saja Andra? Dia serius mau tanggung jawab sama lo dan anak kalian.”
Sikha mengangkat kepala untuk melihat mahluk pengganggu yang sejak beberapa bulan ini selalu mengusik kehidupan pribadinya. Ia sama sekali tidak suka dengan bagaimana cara Royan bersikap. “Bapak sudah melewati teritori saya,” jawab Sikha menatap Royan tajam.
“Lo ngapain gangguin Sikha terus, sih, Yan?”