Ponsel Zalina berdering lagi, untuk yang ke delapan kalinya. Untuk yang ke delapan kalinya juga, Yudi melirik lagi ke arah Zalina yang sebenarnya tahu panggilan itu tetapi tidak mau mengangkatnya.
"Kenapa nggak diangkat?" tanya Yudi, yang lama-lama gerah karena harus mendengar dering telepon dari ponsel Zalina.
"Males, ah," jawab Zalina, cuek.
Sebuah pesan singkat masuk ke dalam ponsel Zalina, setelah si penelepon merasa panggilannya diabaikan oleh Zalina.
-Aku jemput kamu ke kantor, sepulang kerja-
"Argh!!" jerit Zalina, dongkol, setelah membaca pesan itu.
"Kenapa?" tanya Yudi, kaget karena Zalina tiba-tiba menjerit.
Tetapi Zalina juga mengabaikan pertanyaan Yudi dan langsung membawa ponselnya keluar dari dalam ruang kerja Divisi Humas.
"Kenapa?!" jawab Zalina, mengangkat panggilan teleponnya.
"Jangan marah-marah gitu dong, Sayang!" kata Donny di seberang telepon.
"Sayang ... sayang ... pala lo peyang! Mau apa sih?!" tanya Zalina, sewot.
"Aku mau ketemu."