Zalina menghapus peluhnya yang menetes begitu saja dari keningnya.Panasnya sinar matahari tidak sepanas hatinya yang saat ini dipenuhi emosi.
Siapa dia berani menganggapnya enteng. Ingin rasanya Zalina membuka jati dirinya kepada orang-orang yang sudah merendahkannya. Supaya orang tahu dia adalah putri seorang pengusaha yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan.
Ditinggalkannya Donny yang sedang merintih kesakitan di kedai kopi seberang kantornya.
Seharusnya tadi dia tidak sendiri. Dia menyesali pertemuannya dengan Donny. Dia bahkan menyesal pernah membiarkan pria itu hadir dan mengisi salah satu lembaran kisah hidupnya.
Bagaimana mungkin Donny bisa sangat tidak tahu malu dengan memintanya untuk menunggu setelah meninggalkannya begitu saja. Apa mungkin Donny juga berpikir bahwa dia adalah wanita gampangan, yang bisa diperintah sesukanya, yang mengemis-ngemis cinta hingga rela menjadi yang kedua.