Download App
3.09% Istri Termahal Tuan CEO / Chapter 13: Campur Tangan Pihak Ketiga

Chapter 13: Campur Tangan Pihak Ketiga

"Pokoknya, Julian Subagyo setuju untuk memberikan kita kesempatan. Dengan kemampuan Kak Mia, menurutku dia pasti mau meliriknya…" kata Fira dengan lebih percaya diri daripada Mia.

Mia mengatupkan bibirnya dan tersenyum, tapi masalah itu tidak semudah yang dikatakan oleh Fira.

Meskipun aula konsernya kecil, rancangan tidak hanya perlu memperhatikan suasana dari acaranya, namun juga pengalaman psikologis penonton. Tidak bisa sembarang dibuat. Karena tidak ada yang bekerja sama dengannya, dia harus memikirkannya jika dia ingin menyelesaikan desainnya.

Dengan inspirasi berpusar di dalam benaknya, Mia menggigit ujung pena dan memikirkan informasi mengenai Julian Subagyo…. Ketika dia menemukannya di petak-petak bunga lili, pria itu tampak sangat melankolis.

Seseorang yang telah sukses sejak kecil, dan memiliki kehidupan yang baik…. Dari mana sisi melankolisnya?

Inspirasi musik? Atau dia punya masalah dalam hubungan sosial?

"Kak Mia, kamu tidak pulang?" Fira bertanya saat melihat Mia masih berada di ruangan departemen desain.

"Hah?" Mia tersentak tersadar.

Fira mengangkat tangan dan menunjuk jam tangannya, memberi isyarat.

Baru kemudian, Mia menyadari bahwa sudah waktunya pulang. "Duluan saja," kata Mia, lalu mengemas gambar dan peralatannya ke dalam tas. Dia berencana untuk pergi ke kafe yang sering dikunjunginya untuk melanjutkan memikirkan rancangannya.

Setibanya Mia di perempatan, sekumpulan anak sekolah menyeberang jalan. Mia berhenti dan menunggu anak-anak lewat lebih dulu.

Mia melihat sekelilingnya dengan bosan. Pandangannya tertuju pada layar LED lebar di depan pusat perbelanjaan, dan melihat, dalam tulisan besar, "Petra Ardian dan Rombongan Artis Wanitanya Tiba di Jakarta Hari Ini" di layar.

Di layar, tampak wartawan mengerubungi Maya Liana yang baru saja keluar dari jalur VIP bandara, menodongkan mikrofon ke depan wajahnya satu per satu, lampu-lampu blitz mereka berkedip menyilaukan.

"Skandal Maya baru-baru ini dengan Petra telah menjadi topik pembicaraan panas. Bagaimana hubungan Mbak Maya dan Petra saat ini?"

Maya tersenyum mempesona dan berkata secara dengan gamblang, "Kami cuma berteman…." Dia melanjutkan dengan serius, "Kalau terus digunjingkan oleh kalian, itu namanya hanya gosip, bukan sungguhan."

Begitu Maya selesai mengatakannya, seorang wartawan bergegas menyahut, "Beberapa media asing melihat Petra melakukan perjalanan bisnis ke Amerika Serikat kali ini, dan ada seorang wanita yang mirip Mbak Maya di sebelahnya…. Apa benar itu Mbak Maya?"

Foto yang dimaksud berupa gambar kecil yang diperbesar memenuhi layar. Meskipun foto targetnya jauh, seseorang yang kenal baik dengan Petra pasti tahu itu dia.

Dan di sebelahnya, tampak punggung seorang wanita jangkung yang wajahnya tidak terlihat jelas, tapi rambut dengan keriting besar-besar seperti rumput laut itu memang mirip dengan Maya Liana.

"Aku ke Amerika untuk menghadiri pengesahan…." Maya mengakhiri dengan senyuman, dan asisten serta manager di sebelahnya mulai berbicara untuknya.

"Mbak Maya, boleh tahu apakah Petra sengaja menceraikan istrinya?"

"Mbak Maya, saya dengar Petra memberimu sebuah cincin?"

"Mbak Maya…."

Di layar, Maya Liana tidak menjawab pertanyaan lain. Dia masuk ke dalam mobilnya dengan dikawal oleh petugas keamanan, manager dan asistennya.

Mobil melaju pergi di depan keengganan semua orang. Hanya tersisa satu paragraf teks di layar: "Petra dan Maya Liana pergi ke luar negeri dengan romantis bertukar cincin. Apakah status istri Petra Ardian yang misterius itu tidak aman, ataukah Maya Liana menjadi pihak ketiga?"

Tidak diragukan lagi, sebagai orang yang sudah menikah, Petra telah beberapa kali terlibat skandal dengan Maya Liana. Yang terbaru adalah, media menuduh yang aneh-aneh untuk mendapatkan topik pemberitaan.

"Tin! Tin!"

Mendengar suara klakson di belakangnya, tanpa sadar Mia melihat ke belakang dan langsung memalingkan pandangannya kembali. Melihat lampu sudah hijau, dia bergegas memindahkan persneling dan melaju ke depan.

Dunia hiburan selalu dipenuhi skandal selebriti dan orang-orang kaya. Dengan sendirinya, ketika berita seperti itu keluar, beberapa orang mendukung Maya Liana, dan tentu saja beberapa orang bersimpati dengan istri Petra Ardian.

Tentu saja, ada banyak orang yang ingin tahu bagaimana pendapat istri Petra ketika melihat skandal Petra setiap hari.

Mia benar-benar tidak merasakan apa-apa saat ini…. Sejak menerima buku nikah, dia selalu menempatkan dirinya di posisi yang sepantasnya. Jelas juga bahwa dia dan Petra akan saling berselisih, cepat atau lambat.

Sejak awal, dia sudah menjaga hatinya dengan sangat baik…. Tidak memikirkan masa lalu, tidak menyia-nyiakan masa kini, dan terlebih lagi, jangan bermimpi tentang masa depan.

Malam itu, dia kehilangan segalanya. Bukan hanya keluarganya, tapi juga keperawanannya, dan hatinya ikut membeku.

Mobiljya berhenti di tempat parkir di depan kafe, dan pada saat yang sama, terdengar bunyi bip pelan.

Mia mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan teks yang baru tiba.

P: "Sedang apa?"

Mia sedikit terkejut melihat pesan teks itu mengerutkan dahinya. Petra tidak pernah mengirim pesan padanya kecuali untuk memberitahu bahwa dia akan pulang ke Taman Dewata.

Mia mengerutkan bibir dan membalas,

"Baru saja melihat berita tentang perjalanan misterius seorang laki-laki dan seorang aktris ke luar negeri."

Petra membalas dengan cepat: "Hmm!"

Jadi?

Sudut mulut Mia berkedut.

"Aku tidak tahu apa maksudnya 'Hmm'."

Tepat sebelum mendapat balasan, ponselnya bergetar, dan Petra meneleponnya. Mia merengut dan menjawabnya.

"Aku baru saja turun dari pesawat. Nenek menyuruhku pulang untuk makan." Suara Petra dalam dan magnetis seperti biasanya, lembut dan menarik seperti suara cello. "Kamu di mana? Akan kujemput…"

Mia tercengang, lalu segera menjawab, "Di mana kamu?"

"Dalam perjalanan pulang dari bandara…." Suara Petra acuh tak acuh. "Kalau masih di kantor, 40 menit lagi aku sampai di sana."

"Aku tidak lembur, jadi sudah dalam perjalanan pulang," Mia bergegas berkata. Baik untuk dirinya atau tidak, begitu Petra datang ke kantor, tidak akan ada skandal yang mengikutinya. "Sampai bertemu di rumah!"

Mata Petra berubah agak lebih gelap. Sudut bibirnya membentuk lengkungan, dan dia merasa nyaman dengan kata "rumah" yang diucapkan Mia dengan tergesa-gesa.

"Ya," jawab Petra acuh tak acuh.

Mia tidak menunggu jawaban Petra dan menutup telepon, lalu bergegas menyalakan mobil dan pergi ke Taman Dewata….

Tanpa sadar, Petra tersenyum tipis. Dia mematikan telepon dan menoleh ke luar jendela mobil.

Di ujung jalan yang dibatasi pepohonan adalah Taman Dewata. Bibir tipis Petra dengan ringan terangkat dalam senyum licik.

Meski begitu, ada sedikit ketidakpuasan di matanya yang tajam dan dalam.

Wanita-wanita yang berhubungan dengannya sangat ingin diumbar ke publik bersama dengannya, tapi Mia…. Apakah dia salah melakukan sesuatu?


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C13
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login