Download App

Chapter 3: Inside the Black Box

Sore hari setelah pulang sekolah Gany pergi menuju ruang klubnya. Karena hari itu Badan Eksekutif sedang tidak ada kegiatan, jadi Lapis juga menemani Gany kesana. Tidak seperti biasanya, disana hanya ada ketua Arche, Io, dan Leo.

"Ketua, ada apa ini?" Tanya Gany.

"Oh Gany, selamat datang dalam sidang." Jawab Arche.

"Sidang? Leo sedang disidang? kenapa?" Gany kebingungan dengan maksud Arche.

Arche langsung menjelaskan kenapa Leo bisa ada disana. Yaitu karena dia diduga sebagai pencuri dari kotak hitam milik Klub deduksi. Leo masuk kedalam peti, dan pergi untuk mencuri kotak hitam yang saat itu ada pada Drona dan mengganti dengan kotak pertunjukan sulapmu.

"Woah… itu teori yang gila! bagaimana kamu bisa menuduhku seperti itu!" Jawab Leo dengan marah. "Bagaimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu?" Tambahnya.

"Kesalahanmu adalah menggantinya dengan kotak pertunjukanmu. Gany tahu kalau kartu itu milikmu jadi kami menanyakan segala hal tentangmu pada hari itu." Jawab Arche.

"Iya saat aku bersama Venus mencari sang pesulap diluar gedung teater, dia menanyakan tentangmu. Aku menceritakan semua yang terjadi padamu hari itu, tapi aku tidak menyangka ketua Arche akan menduhmu seperti ini." Sahut Gany "Maafkan aku." Tambahnya sambil menundukkan kepala.

"Ini bukan salahmu Gany. Ketua Arche, kamu tidak bisa menuduhku tanpa bukti." Jawab Leo.

"Arche, apa maksudnya ini? Benar seperti katanya, Aku tidak tahu apa-apa dengan Leo ini tapi kamu tidak bisa menuduhnya begitu saja tanpa bukti." Sahut Io.

Disaat perdebatan itu terjadi Drona, Venus, dan Houdini datang membawa tas milik leo dan berkata kalau barang buktinya ada disana. Mereka masuk dan mengunci pintu ruangan itu.

"Akan kujelaskan lagi. Pertama untuk apa seseorang mencuri kotak itu? tidak akan ada orang yang akan mencuri itu kecuali jika dia tahu kotak apa itu. Yang mengetahui soal kotak itu hanyalah Calisto, klub Deduksi dan orang yang ada disana saat kotak itu diciptakan yaitu kamu Leo. Bahkan pemilik kotak itu sendiri tidak tahu soal kotak itu yaitu Io." Jelas Arche.

"Kotak apa maksudmu? Aku tidak tahu dan dengan begitu aku tidak mungkin mencurinya. Aku bersama dengan teman-temanku bahkan sampai pulang dan aku tidak membawa apa-apa." Bantah Leo.

"Benar, dia pulang dengan tangan kosong saat itu aku saksinya. Kenapa kamu tidak menuduh pesulap itu ketua?" Sahut Lapis.

"Kalian adalah bangsawan, memiliki satu dua pelayan bukanlah hal aneh. Kalau kau memang bersikeras tidak bersalah kenapa kita tidak lihat saja barang buktinya?" Jawab Arche.

Lalu Drona membuka tas milik Leo. Benar saja kotak hitam ada di dalam tas itu. Teori milik Arche sudah terbukti dan tak terelakkan lagi. Leo yang terpojok terlihat sangat kebingungan. Dengan tergesa-gesa dia menggunakan sihir anginnya untuk membuat asap agar bisa kabur. Dia mengambil kotak hitam dari tangan Drona dan mencoba lari. Dia tahu kalau pintu sudah dikunci jadi dia mencoba kabur dengan melompat keluar jendela. Saat dia loncat untuk menabrak kaca, ternyata kaca itu tidak pecah dan membuat Leo tidak bisa kabur. Setelah asap itu hilang terlihat jelas kalau Gany merubah dinding dan kaca di sisi ruangan tersebut menjadi berlian.

"Leo kenapa kamu kabur? Coba jelaskan semua ini." Ujar Gany.

Leo langsung meringkuk melindungi kotak itu dalam dekapannya. Dia berteriak kalau tidak ada yang boleh membuka kotak itu. Terjadi perdebatan antara Arche dan Leo. Arche berkata kalau membuka kotak itu adalah untuk kebaikan Io tapi Leo tetap bersikeras untuk tidak membukanya. Berbeda dengan perkataannya sebelumnya, dia sepertinya tahu mengenai kotak tersebut. Io dan yang lain kebingungan dengan apa kedua orang itu bicarakan. Lalu Arche mengatakan kalau kotak itu sudah dipercayakan oleh Calisto padanya. Mendengar itu Io langsung meminta kotak itu dari Leo.

"Kalau Calisto berkata seperti itu maka aku tidak keberatan kotak itu dibuka." Sepertinya Io sangat mempercayai Calisto.

Walau dengan berat hati, Leo memberikan kotak itu kepadanya. Sang pemilik kotak sudah berkehendak, Leo yang merasa bukan siapa-siapa hanya bisa menurutinya. Diberikanlah kotak itu pada Io dan ketua Arche menggunakan kunci-kunci yang sudah ditemukan untuk membukanya. Entah bagaimana kunci-kunci yang ditemukan secara kebetulan itu berhubungan dengan kotak hitam tersebut. Yang jelas kotak itu berhasil terbuka, didalamnya ada sebuah buku harian kecil bertuliskan nama Io di sampulnya.

"Io kamu tahu buku ini?" Tanya Arche.

"Tidak, aku tidak mengenalinya." Io menggelengkan kepalanya.

Mereka membuka diary itu di sebuah meja dan meninggalkan kotak htam di belakang mereka semua. Semua terlalu fokus terhadap buku diary itu dan tidak memperhatikan kotak hitam itu. Lalu Lapis tiba-tiba merasa merinding dan melihat ke kotak itu lagi. Ternyata ada bayangan hitam yang mencoba keluar. Sesosok bayangan hitam yang sangat pekat. Matanya tidak memiliki kornea dan hanya berwarnah putih namun terlihat seakan mata itu melototi mereka. Ditambah lagi dengan mulutnya yang terbuka lebar memiliki banyak gigi diseluruh sisinya seperti lintah membuat Lapis terkejut dan memegang tangan Gany.

"Dia datang!" Seru Leo.

Tiba-tiba bayangan itu menerjang kearah Io dan menyeretnya masuk kedalam buku. Leo, Gany, dan Lapis yang menyadari mahluk itu langsung mencoba melindungi Io. Karena Arche saat itu dekat dengan Io, jadi dia juga memegang tangannya dan ikut terseret masuk dalam buku. Kejadian itu terjadi sangat cepat dan hanya menyisakan Drona, Venus, dan Houdini di ruangan itu. Io, Arche, Gany Lapis dan Leo semuanya masuk kedalam buku tersebut.

Tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba Arche dan Lapis terbangun dalam suatu ruangan. Ruangan yang yang tertutup tidak terlalu besar tapi memiliki banyak barang didalamnya. Dengan keadaan setengah sadar, Arche duduk dan mencoba mengingat apa yang terjadi. Sementara itu Lapis mencoba berkeliling untuk melihat-lihat ruangan itu. Lapis mencoba membuka sebuah pintu tapi tidak bisa karena terkunci. Lalu dia melihat sebuah lukisan di dinding. Sebuah lukisan seorang anak kecil yang membawa buku bergambar beruang kecil. Tampak lukisan itu terlihat sangat tua dan mulai terkelupas. Dia melihat lukisan itu terus-menerus karena tampak tak asing dengan anak itu.

"Hey ketua, bukankah itu Io?" Tanya Lapis.

"Benarkah?" Arche berdiri dan melihat lukisan itu. "Sepertinya kamu benar. Ini lukisannya saat dia masih kecil." Jawabnya.

"Lalu siapa yang dibelakangnya itu?" Tanya Lapis.

"Aku tidak tahu." Arche melototi lukisan itu tapi tetap tidak bisa mengetahuinya.

Sesosok siluet hitam berdiri dibelakang Io kecil pada lukisan itu. setelah mencermati lukisan itu beberapa waktu, Lapis mengingat apa yang terjadi.

"Kita harus keluar dari sini!" Ujar Lapis dengan tiba-tiba.

"Iya, aku tahu dimana ini. Kita masuk dalam kotak itu." Tampaknya Arche juga mulai mengingat apa yang terjadi.

"Pasti disekitar sini ada kunci dari pintu itu." Lapis mulai menggeledah sekitarnya.

Mereka berdua mulai membuka laci meja, mencari dibawah sofa, membuka lemari pakaian dan mencari pada rak buku. Mereka berdua tidak tahu mana kunci yang benar jadi akan memakan waktu yang sedikit lama. Sembari mencari Lapis menanyakan pada Arche bagaimana dia bisa tahu kalau Leo yang mencurinya.

"Kupikir aku sudah menjelaskannya." Jawab Arche. "Mulai bagian mana yang kamu masih bingung?" Tanya Arche.

"Aku sudah paham kenapa Leo bisa jadi tersangka, tapi aku bingung bagaimana caramu mengetahui caranya mencuri." Jawab Lapis.

Leo datang lebih awal ke gedung teater saat masuk dia mengetahui penyamaran Drona. "Klub deduksi ada disini pasti kotak itu ada disini." Itulah yang dipikirkannya. Jadi dia meminta pada pemipin disana untuk melakukan pertunjukan maka dari itu saat itu dikatakan "Intermeso Sulap" sebagai gantinya dia meminta tiket gratis untuk teman-temannya.

Saat pertunjukan dia masuk dalam peti dan menukarkan kotak hitam itu. Dia mencurinya begitu cepat maka dari itu setelah kembali ke kursinya dia berkeringat dan bernafas secara terengah-engah. Karena tanpa perencanaan yang matang, dia menggunakan sulap sebagai kedok untuk mencuri dan meninggalkan jejak.

"Kenapa kamu bilang kalau tahu pesulap itu adalah pelayannya?" Tanya Lapis.

"Lapis, sebagian besar murid disekolah kita adalah bangsawan. Mereka hampir selalu didampingi oleh pelayannya." Jawab Arche. "Kecuali kamu yang tidak pernah berlagak seperti bangsawan dan untuk sekedar info, para anggota klub deduksi yang semua anggotanya bukan bangsawan." Tambahnya.

"Lalu bagaimana kamu bisa membuktikan teorimu itu? Bagaimana kamu tahu Leo akan membawa kotak itu di tasnya?" Sahut Lapis.

"Hahaha… Aku ini detektif mencari bukti itu bukan tugasku." Jawab Arche sambil tersenyum. "Lagipula aku akan lebih nyaman jika barang bukti selalu kubawa daripada aku tinggalkan." Tambahnya.

Lapis kagum dengan kemampuan deduksi milik ketua Arche. Lalu setelah mencari dan terus mencari Lapis menemukan buku bergambar beruang kecil sama seperti di Lukisan.

"Ini pasti milik Io" Pikir Lapis dan membukanya.

Ternyata buku itu adalah buku harian milik Io kecil. Dalam buku harian itu dijelaskan kalau Io kecil ditemukan oleh Calisto dalam keadaan tidak punya ingatan. Tapi entah kenapa dia masih ingat cara berbicara dan cara menulis. Akhirnya Calisto memberinya buku harian agar jika dia hilang ingatan lagi Io dapat membaca dan mengingatnya.

Mungkin ini pelajaran untuk semua orang agar tidak melanggar privasi orang lain. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan terdapat Io kecil dibaliknya. Dia tampak marah, matanya bersinar putih dan terdapat awan hujan dibelakangnya. Tentu saja Arche dan Lapis kaget dan ketakutan melihat Io yang seperti itu. Apalagi mereka membaca buku harian orang secara sembarangan membuat mereka merasa bersalah.

Lapis mencoba membujuk Io kecil agar tidak marah sebagaimana dia membujuk adiknya Jade. Tapi bujukan itu tidak berjalan lancar, semua buku berterbangan dan segala perabotan di ruangan itu berjatuhan tanda Io yang semakin marah. Io berjalan mendatangi mereka dengan keadaan yang sangat marah.

"Io jangan marah, lihat aku akan mengembalikan bukumu." Perlahan Arche menyerahkan buku pada Io. "Lapis setelah dia menerimanya ayo lari keluar." Bisik Arche pada Lapis.

Io mulai agak tenang dan menerima buku itu. Sesuai rencana, Lapis dan Arche langsung kabur setelah memberikan buku pada Io. Ternyata selama ini mereka berada dalam rumah tua dan di luar rumah itu hanya ada hutan yang rimbun. Tapi tidak masalah dimana mereka berada, sekarang mereka berlari secepat mungkin menghindari Io.

"Kenapa kita berlari? Bukankah dia sudah tenang? Kita bisa bekerjasama dengannya agar bisa kembali ke sekolah." Tanya Lapis.

"Tidak, kita tidak bisa bekerja sama dengannya. Dia adalah bagian dari dunia ini dan bukan dunia asal kita." Jawab Arche.

Awan hitam semakin pekat di tempat itu dan hujan mulai turun lebat disertai angin yang bertiup kencang. Walau sudah berlari lumayan jauh, terdengar suara jeritan Io yang memekik dari kejauhan.

"Bukankah itu suara Io? Kenapa dia menjerit seperti itu?" Lapis sedikit ketakutan dengan suara itu.

"Mungkin karena aku memberinya buku yang palsu." Jawab Arche. "Lihat ini buku hariannya, masih kubawa." Sembari berlari Arche menunjukan buku harian Io pada Lapis yang ada di sakunya.

"Haaahh…. Apa yang kamu lakukan? Kamu menipunya!" Lapis sedikit tidak percaya dengan apa yang Arche lakukan.

"Buku ini adalah satu-satunya petunjuk kita. Lagipula menuruti anak kecil hanya karena dia menangis. Dasar anak kecil! Kalian hanya bisa menangis!" Keluh Arche.

"Aku sempat kagum dengan kepintaranmu tadi. Namun ternyata kamu adalah orang yang bodoh." Jawab Lapis yang kecewa.

"Hahaha….. Terimakasih untuk pujiannya." Ujar Arche sambil tertawa.

Sementara itu Gany dan Leo terbangun pada sebuah tanah lapang dengan sebuah menara yang besar didekatnya. Leo langsung sadar apa yang terjadi dan berlari memasuki menara itu. Tentu Gany yang masih kebingungan juga ikut berlari mengikuti Leo. Pintu menara tertutup rapat dan tidak bisa terbuka. Leo mendobrak pintu itu, melemparinya dengan batu tapi pintu itu tetap tidak terbuka. Gany yang masih bingung mencoba mengehntikan Leo dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun sebenarnya Leo tampak kesal dan tak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan." Itulah jawabannya.

Gany merasa tidak nyaman karena tidak tahu apa-apa. Melihat Leo yang kesusahan membuka pintu menara, Gany membuat penawaran pada Leo. Gany akan membantu membuka pintu dengan begitu Leo harus menjelaskan apa yang terjadi. Leo menghela nafas dan menyetujui penawaran Gany. Gany menyentuh pintu itu dan mengeluarkan sihirnya. Perlahan namun pasti, pintu dirubahnya menjadi arang. Setelah dirubah menjadi arang, Gany langsung memukul pintu itu dan menghancurkannya.

"Aku tidak menyangka kamu akan mengahancurkannya." Ujar Leo yang terkagum akan apa yang Gany lakukan. "Kupikir kamu akan membukanya saja." Tambahnya.

"Bukankah kamu mendobrak pintunya? Jadi kupikir tidak masalah kalau pintunya hancur." Jawab Gany.

"Kamu benar, ayo pergi menuju atas menara! Akan kujelaskan dalam perjalanan." Seru Leo sambil berlari.

Leo menceritakan cerita masa lalunya dengan Io. Leo dan Io adalah teman masa kecil. Saat liburan musim panas dia bersama keluarganya pergi ke suatu desa yang amat terpencil kampung halaman ayahnya. Saat sedang bermain Leo sangat senang bertemu dengan anak yang sebaya dengannya yaitu Io. Selama musim panas itu Leo sering pergi kerumah Io yang ada ditengah hutan. Io juga sering membawa buku hariannya dan menulis apa yang terjadi pada hari itu. Leo merasa betah dengannya dan bahkan meminta tinggal disana namun tidak diijinkan. Jadi dia berjanji akan kesana lagi saat liburan.

Musim panas berikutnya Leo kembali lagi kepada Io. Mereka sangat senang saat bertemu dan bermain-main seperti sebelumnya. Buku harian yang dimiliki Io tetap sama seperti musim panas sebelumnya. Leo penasaran kenapa buku harian itu belum habis walau setiap hari diisi selama setahun. Io berkata kalau Calisto khusus membuat buku itu untuk Io. Walau terlihat kecil ajaibnya buku itu bisa memuat banyak tulisan. Walaupun ajaib, tetap saja buku itu terbatas dan sebentar lagi akan habis.

Malam hari sebelum Leo kembali, Leo tidak bisa tidur dan mencoba keluar untuk mencari udara segar. Dia tidak sengaja melihat Io bersama Calisto sedang berjalan memasuki Menara. Leo mengikutinya diam-diam dan masuk kedalam menara sampai pada ujung menara. Disana Calisto melakukan suatu ritual pada Io. Tiba-tiba sesosok bayangan hitam bermata putih menyala dan bermulut lintah muncul entah darimana. Sosok itu mencoba menyerang Io namun Calisto melawan sosok itu. Entah apa yang dilakukan Calisto tapi dia menyegel sosok itu dalam kotak hitam. Io pingsan setelah kejadian itu dan Leo menjadi saksi yang melihat seluruh kejadian. Calisto tahu akan keberadaan Leo, dia meminta maaf akan kejadian yang baru saja dilakukannya.

"Anak muda, sekarang Io tidak mengingatmu lagi, mohon maafkan dia. Salahkan saja aku yang tidak bisa melindunginya sepenuhnya." Ujar Calisto.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Mahluk apa itu?" Tanya Leo yang kebingungan.

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi kami menyebutnya Shallow." Jawab Calisto.

Tentu Leo tidak percaya akan perkataan Calisto. Pagi hari sebelum kembali pulang Leo mencoba memastikannya dan menemui Io. Benar kata Calisto, Io tidak ingat siapa Leo dan juga Io tidak membawa buku harian yang biasa dibawanya. Akhirnya Leo pulang dengan perasaan kecewa dan tidak pernah menemui Io lagi. Tapi suatu saat dia berubah pikiran. Setelah mendengar kabar kalau Io dan Calisto menjadi pahlawan, dia sangat bersemangat mengetahui Io baik-baik saja. Dia mencoba untuk menemuinya lagi dan memulai pertemanan lagi. Itulah alasan Leo ikut dalam badan eksekutif, karena ada Io disana.

"Cerita yang mengharukan." Gany terkagum mendengar kisah Leo. "Tapi meski kamu bercerita sepanjang itu, kenapa kita masih belum sampai atas menara?" Tanya Gany.

"Apa yang kamu katakan? Lihat cahaya itu! Sedikit lagi kita akan sampai." Jawab Leo.

Mereka Akhirnya sampai diujung menara tempat dimana Shallow disegel. Disana tampak pemandangan yang mengejutkan. Io remaja terlihat pingsan dan duduk pada suatu kursi dengan kepalanya yang sedang digigit oleh Shallow. Awan hitam pekat mengelilingi tempat itu disertai angin dan gemuruh petir. Leo dan Gany tidak tahan melihat keadaan Io langsung menerjang untuk menyelamatkannya. Shallow yang sadar akan keberadaan mereka juga ikut menerjang. Shallow bergerak dengan cepat tapi tidak menyerang mereka namun hanya melewati mereka.

"Kenapa dia hanya melewati kita?" Tanya Gany.

"Entahlah…. Gany disini kamu yang sudah terbiasa dengan pertempuran jadi mohon bantuannya." Pinta Leo.

"Aku akan berusaha." Jawab Gany.

"Hey Gany, kenapa pada bayanganmu kakimu tampak sedikit cekung berongga?" Tanya Leo.

Gany terkejut mendengar ucapan Leo dan melihat bayangannya. Benar kata Leo bayangan Gany tampak seikit cekung berongga padahal kaki Gany tidak terluka sama sekali. Tiba-tiba Shallow memancarkan ledakan cahaya dari matanya. Ledakan itu berlangsung cepat dan menghilang dengan cepat pula.

"Sialan." Umpat Gany.

"Gany ada apa?" Tanya Leo.

Gany memegang kakinya yang berlubang itu. Ternyata lubang itu benar-benar nyata. Kaki Gany terluka persis seperti bayangannya. Leo mencoba menghampiri Gany yang sedang terluka.

"Jangan mendekat!!" Ujar Gany. "Perhatikan saja musuh didepanmu! Ternyata dia memakan bayangan kita." Tambahnya.

"Bayangan? Apa maksudmu?" Leo kebingungan tidak tahu apa yang harus dilakukan. "Bagaimana kita akan melawannya?" Tanya Leo.

"Untuk sekarang kita hanya bisa menghindar dari serangannya." Jawab Gany.

Gany berdiri lagi dan siap bertarung. Darahnya sudah tidak keluar lagi karena Gany merubah tubuhnya yang terluka itu menjadi berlian. Gany melepas sepatunya dan memegangi tali sepatunya. Tampak Gany ingin menggunakannya sebagai senjata. Shallow kembali menerjang pada mereka tapi mereka sudah bersiaga dan menghindarinya. Walau begitu bayangan Leo sedikit terkena serangan dan sama seperti sebelumnya, Shallow mengeluarkan kilat cahaya dan membuat Leo terluka.

"Apa kamu tidak apa-apa" Sorak Gany.

"Hanya luka kecil, bukan masalah." Jawab Leo.

Ternyata selama ini Gany menyembunyikan senjatanya. Tali sepatu yang dipegang Gany kini berubah menjadi tombak tali merah.

"Jadi selama ini kamu menggunakan tombak sebagai tali sepatu?" Leo sangat terkejut melihat perubahan Tali sepatu Gany menjadi Tombak.

"Leo aku punya rencana. Senjata ini bisa memanjang, memendek, melentur seperti dan kaku seperti sesuai keinginanku. Peganglah ujung satunya." Gany melempar senjata itu seperti melempar tali laso.

"Baiklah lalu apa?" Tanya Leo.

"Aku akan mendorong atau menarikmu agar kamu dapat menghindar dengan cepat jadi pegang dengan kuat." Ujar Gany.

Benar saja, setiap kali Shallow menyerang Gany dan Leo saling menarik ataupun mendorong agar terhindar dari serangannya. Tampaknya rencana Gany berjalan dengan mulus sampai-sampai membuat Shallow marah. Shallow berteriak dan membuka mulutnya lebar-lebar. Gigi-gigi yang ada disetiap sisi rongga mulutnya tampak berputar-putar mengelilingi ronngga mulutnya.

Ada Awan hujan didekat mereka walaupun di atas mereka langit masih cerah. Terdengar dari kejauhan suara anak kecil yang teriak dengan teriakan yang memekik. Tiba-tiba muncul pilar cahaya yang sangat besar menembus langit dan membuat Shallow menjadi buram. Pilar cahaya itu jatuh didekat menara namun bukan pada menara. Meski pilar itu tidak berlangsung lama tapi Shallow tampak kesakitan seperti terbakar karenanya.

"Apa itu tadi? Kilat?" Tanya Leo.

"Bukan, itu pilar cahaya." Jawab Gany. "Jika ada pilar cahaya berarti…." Ucap Gany dalam hati.

"Pilar cahaya? Apa itu?" Tanya Leo.

"Perubahan rencana, aku akan melakukan rokade." Jawab Gany.

Gany merubah tangannya jadi berlian. Dia memprovokasi Shallow dengan memantulkan cahaya ke mata Shallow. Shallow terpancing emosinya karena Gany dan membabi buta menyerangnya. Jarak Gany dan Shallow amatlah dekat apalagi posisinya berada di tepi menara. Berbeda dengan Gany, jarak Leo dengan Shallow sangat jauh dan aman. Gany tampak terpojok bahkan Leo bingung bagaimana cara menarik Gany agar bayangannya tidak tergigit.

"Leo pertahankan jarakmu terhadap Shallow." Seru Gany.

Setelah berteriak seperti itu Shallow menerjang Gany tapi Gany malah melompat dari menara. Daripada melompat dia lebih bisa dibilang terjun dengan kecepatan penuh dari menara seperti peserta lomba renang.

"Ganyy!!!!" Leo berteriak tidak bisa berbuat apa-apa.

Anehnya Shallow berhenti dan tidak ikut melompat dari menara. Sepertinya Shallow terikat pada menara atau kalau tidak terikat dengan Io yang pingsan.

"Pilar cahaya!! Pilar cahaya!!" Teriak Gany dengan sangat keras.

"Apa maksudmu!!??" Leo kebingungan apa yang dimaksudkan Gany.

Gany terjun dengan cepat dari menara. Shallow berbalik dan memfokuskan pandangan pada musuh satu-satunya disana yaitu Leo. Setelah beberapa saat dia berteriak.

"Lapis pegang dengan erat!" Seru Gany yang mengulurkan tangannya.

Ternyata Lapis dan Arche berada dibawah menara. Lapis melompat untuk meraih tangan Gany namun karena hujan dibawah menara jadi tangan Gany tereselip. Akhirnya dia melemparkan salah satu ujung dari tombak itu kepada Lapis. Lapis dengan sigap menerima lemparan itu. Setelah tombak itu dipegang oleh Lapis, Gany langsung meminta agar Lapis mengeluarkan Pilar cahayanya. Tanpa pikir panjang Lapis langsung mengeluarkan pilar cahaya. Pilar cahaya yang besar sampai menembus langit sama seperti sebelumnya.

"Oh itu pilar cahaya!" Ucap Leo. "Mungkin aku harus menariknya sekarang" pikirnya.

Sama seperti sebelumnya Shallow berhenti dan tampak kesakitan karena pilar itu. Leo dengan cepat langsung menarik tombak tali merah. Lalu Lapis tertarik dan sampailah ia pada ujung menara. Tentu Lapis bingung kenapa Gany membawanya ke ujung menara. Lalu dia melihat Leo yang sedang memegang ujung satunya dari tombak tali merah.

"Lapis?!!" Seru Leo.

"Leo?? Kenapa kamu disini?" Tanya Lapis.

"Apa ini maksud dari rokade? Apa dia pikir kita sedang bermain catur?" Ucap Leo dalam hati.

"Lapis kita sedang melawan mahluk itu" Ujar Leo sambil menunjuk kearah Shallow. "Hati-hati dia bisa melukaimu dengan memakan bayanganmu." Tambahnya.

"Makhluk pemakan bayangan? Bagaimana bisa?" pikir Lapis.

Mahluk itu kembali pulih. Dia berdiri menghadap kearah Lapis dan berteriak membuka mulutnya Lebar-lebar. "Gany berani sekali kamu membuatku melawan monster lintah ini." Ujarnya. Dia langsung menembakkan panah cahaya pada mahluk itu. Dia menembak dan terus menembak. Setelah beberapa saat dia berhenti dan melihat keadaan.

"Lapis apa yang kamu lakukan? kamu sudah bagus dengan menembaknya jangan berhenti!" Seru Leo.

Serangan Lapis sangatlah efektif terhadap Shallow dan melukainya cukup parah. Leo merasa aman dan berlari menuju Lapis. Ternyata Shallow belum mati dan hanya sekarat, tubuhnya yang berupa bayangan kembali pulih dengan cepat. Shallow memegangi kaki Io remaja yang masih tertidur di kursi. Shallow membuka mulutnya dan menggigit kaki Io remaja. Tidak seperti sebelumnya kini Shallow menggigit fisiknya bukan bayangannya. Walau masih tidak sadarkan diri, Io terlihat kesakitan. Lapis langsung berlari mendekati Shallow.

"DIVINE FURY"

Lapis mengeluarkan mana yang besar dan membuat cahaya yang besar. Cahaya itu sangat terang seakan-akan Lapis berubah menjadi matahari. Seluruh ruangan bahkan sampai keluar menara masuk dalam bola cahaya dengan Lapis sebagai titik tengahnya. Cahaya yang sangat terang itu menyelimuti Shallow dan membakarnya sampai habis tak tersisa. Untungnya kaki Io remaja hanya tergigit sedikit. Karena dengan mulut seperti itu dan gigi yang dapat berputar, bukan hal mustahil jika kaki Leo terpotong.

Disisi lain Gany terjun dari menara dengan kecepatan tinggi. Jatuhnya Gany membuat cekungan yang lumayan dalam saat mendarat. Dia melihat Arche yang sedang berlari menghindar dari serangan Io kecil. Io kecil mengeluarkan kilat yang menyambar kesana kemari dari tangannya. Ditambah dengan angin tornado yang berputar mengelilinginya membuatnya bisa terbang. Selain itu Gany juga memperhatikan kalau awan hujan itu hanya setinggi 70% dari menara dan berpusat pada Io.

"Ketua, sepertinya kamu kerepotan." Ujar Gany sembari berdiri.

"Apa yang kamu katakan? cepat bantu aku mengalahkan dia." Sahut Arche.

"Payah, padahal kamu adalah Pria gagah dan termasuk salah satu pahlawan yang menyelamatkan kerajaan dua tahun yang lalu." Jawab Gany sambil tersenyum menyindir Arche.

"Yang kulakukan saat itu hanyalah membawa beberapa anak-anak bangsawan masuk ke Istana." Ujar Arche sembari tetap berlari kesana kemari. "Sudahlah cepat kalahkan dia!" Teriak Arche.

Gany langsung merubah tubuhnya menjadi berlian dan berlari menuju Io kecil. Io menyambarnya dengan kilat tapi tidak sedikitpun dapat melukai Gany. Dengan mudahnya Gany mengeluarkan lingkaran sihir di kakinya dan membuat tanah mencuat. Dengan sihir itu dia melompat dengan cepat dan memukul Io kecil sampai terjatuh ke tanah. Pukulannya sangat keras sampai Io kecil jatuh pingsan.

"Waahh luar biasa, Terima kasih Gany. Sudah kuduga berlian memang hebat." Arche tertawa dan melempari Gany dengan bunga.

Awan hujan mulai menghilang, Gany mengeluarkan sihir untuk membuat pilar batu. Pilar tersebut mengangkatnya dan Arche seperti elevator. Diperjalanan, Arche menceritakan apa yang terjadi sebelumnya. Namun belum lama bercerita, mereka berdua melihat Divine Fury milik Lapis. Gelisah dan khawatir, Gany ingin segera naik ke ujung menara. Pilar batu milik Gany awalnya naik dengan cepat tapi melambat dengan cepat pula.

"Tidak ada waktu lagi, naiklah ke punggungku!" Ujar Gany. "Ketua, tolong gunakan sihir anginmu!" Pinta Gany.

Gany merubah kakinya menjadi berlian dan mulai melompat. Hentakan kakinya sangat kuat sampai meretakkan dan membuat lubang pada dinding menara itu. Dibantu dengan angin milik Arche untuk mendorong dan menyeimbangkan badan mereka, Gany berlari vertikal keatas menara. Tidak hanya kuat berlari vertikal dengan beban, dia juga berlari dengan sangat cepat. Kekuatan fisik Gany memang tidak bisa diragukan lagi. Tidak butuh waktu lama, mereka berdua sampai pada tujuan mereka. Di puncak tampak Leo yang duduk disamping Lapis yang berbaring lemas.

"Leo apa yang terjadi? Bagaimana Shallow?" Tanya Gany yang gelisah.

"Tenanglah Shallow sudah hilang, dan sepertinya Lapis pingsan karena kehabisan mana. Lihatlah! dia tidak terluka." Leo mencoba menenangkan Gany.

Gany sangat lega mendengar itu langsung mendekap Lapis. Tiba-tiba Lapis langsung menjewer telinga Gany.

"Aww… sakit sakit." Gany terkejut dengan reaksi Lapis.

"Ini hukumanmu karena membawaku pada mahluk itu." Lapis sedikit kesal pada Gany.

"Hehe…Maaf… Habisnya hanya kamu yang bisa melukainya." Jawab Gany.

Jawaban itu membuat Lapis kembali menjewer Gany lagi. Sementara itu Arche dan Leo juga merasa lega karena semua ini telah berakhir. Mereka berdua mendekati Io untuk membangunkannya. Io yang baru terbangun dengan keadaan linglung. Sementara Lapis beristirahat, Arche mencoba menjelaskan seluruh yang mereka ketahui pada Io.

Mendengar cerita Arche sepertinya Io mengingat sesuatu. Dia berkata kalau kotak itu adalah ingatannya yang tersegel. Jika dia bisa mengembalikan ingatannya mungkin mereka semua bisa keluar dari kotak itu. Untung saja Arche berhasil menipu Io kecil dan membawa buku hariannya. Diberikannya buku harian itu padanya. Alhasil tanpa sadar mereka semua kembali ke ruang Klub deduksi.

Disana mereka sudah disambut oleh anggota Klub yang langsung segera membantu dan merawat mereka semua. Sungguh sore yang panjang yang dialami oleh mereka. Karena kelelahan akhirnya mereka semua memutuskan untuk pulang. Seperti biasa Gany pulang bersama dengan Lapis. Tapi kali ini Lapis masih kelelahan maka dari itu dia digendong oleh Gany.

"Lapis, Aku minta maaf. Aku tahu kalau dengan kemampuanmu kamu pasti bisa mengalahkannya tapi tetap saja aku merasa bersalah membiarkanmu melawannya." Gany sedikit menyesali perbuatannya.

"Tidak apa-apa, tanganmu terselip bukan? Seharusnya aku yang meminta maaf." Jawab Lapis. "Seharusnya aku datang lebih cepat. jadi kamu tidak sampai terluka." Tambahnya.

"Ini hanya Luka kecil, tidak masalah." Jawab Gany sembari menepuk-nepuk kakinya yang terluka.

"Biar nanti aku yang merawat kakimu." Jawab Lapis.

Keesokan paginya Gany dipanggil oleh Calisto dalam ruangannya. Ternyata tidak hanya Gany yang dipanggil namun juga Arche dan Io.

"Wahh… semua pahlawan disekolah ini sedang berkumpul. Apa kita akan membuat liga pahlawan?" Ujar Gany.

"Itu ide yang bagus tapi bukan itu alasan kita berkumpul." Jawab Arche.

Gany duduk dan mulai mendengarkan penjelasan Calisto. Singkatnya Calisto bersama Io ingin meminta maaf sekaligus berterima kasih karena masalah Shallow. Calisto tidak tahu cara pasti untuk mengalahkannya maka dari itu dia hanya bisa meyegelnya didalam kotak.

"Aku hanyalah batu, aku tidak mampu melawan monster pemakan bayangan." Gany sedikit kesal dengan Calisto.

"Bayangan? Apa maksudmu?" Semua yang ada disana tampak terkejut dengan perkataan Gany.

Gany menjelaskan apa yang terjadi saat dia bersama Leo melawan Shallow. Mendengar cerita Gany, Calisto seperti tak percaya dengan penjelasan itu. Dia sedikit ragu dan meminta Gany mendiskripsikan wujud Shallow. Gany mendiskirsikan mahluk itu dengan detil dan memang tidak diragukan lagi kalau yang sedang mereka bicarakan adalah mahluk yang sama tapi Calisto tidak tahu kalau Shallow bisa memakan bayangan. Yang Calisto tahu Shallow adalah mahluk penghisap darah dan memakan ingatan seseorang. Sungguh kenyataan yang mengejutkan semua orang.

Awalnya kotak itu tidak memiliki kunci maupun lubang kunci. Hanya kubus hitam biasa yang mulus sisi-sisinya. Tapi karena waktu, sihir kotak itu mulai melemah dan makhluk didalamya mulai meminta orang disekitarnya untuk membukanya. Calisto sadar akan penuaan kotak itu jadi dia memberikan kotak itu pada Arche. Karena pada dasarnya klub deduksi adalah untuk menyelidiki dan menarik suatu kesimpulan. Lebih dari itu, ada dua orang pahlawan kerajaan dalam klub itu jadi semua akan baik-baik saja. Itulah yang jadi dasar dari tindakan Calisto.

"Sekali lagi kami ingin meminta maaf dan berterima kasih padamu Gany." Calisto dan Io menunduk pada Gany.

"Jangan katakan itu padaku, yang harusnya mendapat penghargaan adalah Lapis. Dia yang membasmi mahluk itu." Jawab Gany.

"Kamu benar, aku akan berterimakasih juga padanya. Dan Leo juga." Jawab Calisto.

"Oh iya ngomong-ngomong aku diminta untuk memberikan ini padamu." Arche menyerahkan setumpuk dokumen pada Gany.

"Apa ini?" Tanya Gany.

"Namanya Carbon Fiber penemuan terbaru dari gurumu. Dia bilang kalau kamu pasti bisa mempelajarinya." Jawab Arche.

"Bagaimana kamu bisa mengenalnya?" Tanya Gany.

"Yaahh kau tahu saat kita jadi pahlawan kita semua diberi hadiah berupa pernikahan dan yang lainnya. Saat itu aku melamar gurumu tapi aku ditolak." Jawab Arche.

"Kasihan sekali." Sahut Gany.

"Kalau aku malas punya istri. Dan Io tidak ingin menikah karena dulu dia masih hilang ingatan." Sahut Calisto.

"Tidak ada yang tanya padamu." Sahut Gany dan Arche bersamaan.

Setelah memberi Gany tumpukan dokumen itu, pertemuan itu selesai dan mereka melanjutkan sekolah seperti biasanya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login