Rengganis merebahkan dirinya di atas kasur. Hari yang cukup melelahkan setelah seharian dia membuat kue dan mengantar semua pesanannya hari itu juga. Namun, dibalik itu semua Rengganis merasa bersyukur karena dia mendapat banyak pesanan hingga tiga hari ke depan. Rengganis tidak menduga bisa mendapat pelanggan secepat itu.
Namun, di satu sisi Rengganis masih sering memikirkan Kendric. Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah dia makan teratur? Apakah tidurnya teratur? Kejadian itu masih membekas di hati dan pikiran Rengganis, jelas sulit dilupakan. Rengganis tidak selapang itu untuk menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Dia bahkan tidak pernah berpikir bahwa rumah tangganya akan hancur mengingat betapa besar cinta Kendric padanya.