Jika kini aku telah melakukan semuanya, bukankah seharusnya kamu bahagia? Karena pada akhirnya aku bisa memenuhi semua keinginanmu; melupakanmu dengan sungguh. Meski melalui proses yang melelahkan berkali-kali; dan harus berusaha bangkit dari jatuh.
Tuhan mungkin sedang baik pada dirimu. Dia menyadarkan dirimu agar berubah menjadi lebih baik. Namun, itu bukan berarti memberimu kesempatan untuk menjadi bagian dari hidupku lagi. Kenapa kamu malah ingin kembali? Saat semua perasaan sudah pulih kembali.
Waktu sudah berjalan, kini kamu hanya sebagai orang asing yang pernah datang di satu ingatan. Kamu hanya sebatas masa lalu yang mengajari rindu kala itu. Bukan lagi seseorang yang penting untuk menjalani apa saja yang kini kuperjuangkan untuk hidupku. Pulanglah, kamu telah salah rumah.
***