...yang lainnya. Dan, datang ke pantai untuk menikmati es kelapa muda dan mi rebus.
Setiap kali datang ke pantai ini, aku selalu berdoa. Agar kelak aku bisa menikmati sore haru di pantai ini bersama denganmu. Menghabiskan waktu untuk menatap langit yang terbakar itu, melepas rindu yang menumpuk di dada kita.
Tapi sejak pengakuanmu malam itu, aku merasa semua impianku tak ada gunanya lagi. Rasanya hancur. Hatiku seakan tak berbentuk. Orang yang aku tunggu, lelaki yang ingin kujadikan tujuanku, ternyata dengan tega mencintai perempuan lain.
"Sudahlah, Anisa. Mungkin dia memang bukan yang terbaik untukmu." Yona berusaha menenangkanku.
"Tapi, aku sudah terlanjur sayang sama dia." Air mataku masih tetap saja mengalir.
Yona menenangkanku. Dia adalah teman terbaik yang meyakinkan aku, bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Kalau dia beneran sayang sama kamu. Dia akan datang di hari wisudamu, nanti," ucap Yona mencoba membuat aku tenang.