...yang tepat, maka segeralah berlalu meski bagiku itu sungguh berat. Jika kamu masih menemukan kita untuk sesuatu yang penuh dengan cita-cita, mari sama-sama kita memperjuangkannya lagi. Sungguh, kelak saat aku memeluk tubuhmu aku hanya ingin hanya ada aku saja dalam pikiranmu. Aku hanya berharap kamu mencintai kita yang utuh. Bukan karena kamu tidak punya pilihan lain saat kamu rapuh.
Pahamilah dengan sebaik mungkin, bahwa cinta yang baik itu akan menjadikan perasaan kita baik-baik saja. Jika kamu merasakan ada yang hampa saat denganku, mungkin saja itu karena aku bukan seseorang yang terbaik bagimu. Aku juga tidak mau, di saat kamu bersamaku pikiranmu masih saja ke segala hal yang bukan aku. Kamu juga harus memahami ini: teramat sakit rasanya hidup bersama seseorang, yang kamu begitu cintai sepenuh hati, tapi ia tidak menempatkanmu dalam hatinya. Kamu yang terus-terusan mencoba membuat dia bahagia. Sementara dia hanya menganggapmu sebatas selingan saja.
***