"Kenapa semuanya malah semakin membingungkan?" tanya Prisya tanpa menatap siapa yang ada di sampingnya.
Pandangan Prisya lurus ke depan tanpa ada satu titik yang dia jadikan sebagai fokus pandangannya, karena pikirannya juga tidak ada pada satu titik.
Dalam pikirannya begitu bercabang entah ke mana saja, tapi yang jelas cabangnya bukan satu. Pikirannya sedang kacau sekarang.
Setelah tahu hal itu, Prisya malah semakin kebingungan dengan sikap yang harus dia ambil. Apakah dia harus kembali dengan Marsell atau hanya menjauh saja dari Samuel?
Dahulu tidak percaya jika Marsell adalah orangnya, meski ke sini pada akhirnya terbukti kalau Marsell bukan orang yang dia cari selama ini.
Namun, dengan seperti itu juga Prisya tidak bisa dengan mudah untuk menerima sebuah hal yang dia ketahui bahwa Samuel adalah orangnya.
Sama-sama terjebak dalam sebuah ketidak percayaan, tapi sebuah kenyataan dari ucapan seseorang tidak bisa membuat dirinya santai saja bersama dengannya.