Setelah membicarakan soal ta'aruf Titah dan Kamil, kini giliran pak kyai Abdullah membicarakan hari yang baik untuk hari pernikahan untuk Fitroh dan Aisyah.
Kamil mengajak Titah ke warung mang Udin untuk menepati janji nya yaitu memborong jajanan di warung nya.
Di warung mang Udin..
"Assalamu'alaikum mang.."
"Wa'alaikumussalam si kasep dan si geulis"
(Wa'alaikumussalam si ganteng dan si cantik)
"Mang jajanan nya dong"
"Ini mil.."
"Kamu mau yang mana?", tanya Kamil.
"Yang mana saja", jawab Titah.
"Hehe..", Kamil tertawa.
"Mang, aku mau air satu"
"Ambil saja neng, udah jadi nih.."
"Maksudnya mang?", tanya Kamil.
"Yah Kamil masa gak ngerti sih apa yang mang Udin maksud", jawab mang Udin.
"Kita gak pacaran kok mang.."
"Nah tuh dengarkan", kata Kamil.
"Tapi kita di ta'aruf kan mang..", sambung Kamil.
"Nah tuh dengar lagi kan.."
"Di ta'aruf kan, berarti sebentar lagi menikah dong?", tanya mang Udin.
"Betul..", jawab Kamil.
"Berarti si Fitroh kamu langkahi dong?", tanya mang Udin lagi.
"Enggaklah, kakak saya dulu yang menikah baru setelah itu saya dan Titah yang akan menikah..", jawab Kamil.
"Oh..", seru mang Udin.
"Mang.."
"Muhun geulis"
(Muhun cantik), jawab mang Udin.
"Eta saha?"
(Itu siapa?), tanya Titah.
"Anak..", jawab mang Udin.
"Oh..", seru Titah.
"Kamu bisa bahasa sunda juga?", tanya Kamil lagi.
"Iya dong..", jawab Titah.
Di kamar santriwan..
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"A.."
"Naon Van?"
(Apa Van?), tanya Fitroh.
"Kamil mana?", tanya Rivan juga.
"Lah bukan sama kamu, kan dia nempel terus sama kamu", jawab Fitroh.
"Nempel emang nya Rivan dan Kamil tokek sama temboknya apa..", keluh Rivan.
"Haha.., coba kamu ingat-ingat tadi habis dari masjid kemana lagi?", tanya Fitroh lagi.
"Tadi habis dari masjid Kamil di panggil a Riko, di suruh kerumah pak kyai", jawab Rivan.
"Titah..", seru Rivan.
"Kok Titah Van?", tanya Fitroh lagi.
"Iya, tadi Kamil sama Titah keluar dari rumah nya pak kyai, AHA.., pasti dia ada di taman", jawab Rivan lagi.
"Ya sudah yuk samperin.."
"Hayuk.."
Di warung mang Udin lagi..
"Sabaraha mang?"
(Berapa mang?), tanya Titah.
"Sabaraha naon na?"
(Berapa apa nya?), tanya mang Udin lagi.
"Mang..", Kamil memberikan kode pada mang Udin.
"Naon mil?"
(Apa mil?), tanya mang Udin lagi.
"Kenapa sih mil, mang?", tanya Titah lagi.
"Henteu nya pan mang?"
(Tidak ya kan mang?), Kamil memberikan kode lagi pada mang Udin
"Muhun neng geulis, henteu aya naon-naon"
(Iya neng cantik, tidak ada apa-apa), jawab mang Udin.
"Tuh pan teu aya naon-naon"
(Tuh kan gak ada apa-apa), kata Kamil.
"Oh.., nya atos sabaraha sadanya na?"
(Oh.., ya sudah berapa semuanya?), tanya Titah lagi.
"Pree..", jawab mang Udin lagi.
"Haaa.." Kamil dan Titah kebingungan.
"Kenapa?", tanya mang Udin lagi.
"Pree apaan tuh mang, baru dengar?", tanya Kamil lagi.
"Pree masa gak tau, perasaan yang anak sekolahan kalian berdua deh, masa pree gak tau sih, gimana sih hadeh..", jawab mang Udin lagi.
"Lah serius mang gak tau..", sambung Kamil.
"Bahasa Inggris tuh, yang artinya gratis tuh.."
"Yeh.. Itu mah free mang.."
"Hadeh..", keluh Titah.
"Oh, emang udah ganti ya?", tanya mang Udin lagi.
"Dari dulu mang", jawab Titah.
"Hahaha..", Kamil tertawa.
Di taman pesantren darussalam..
"Kok gak ada van?", tanya Fitroh.
"Cari yuk a..", ajak Rivan.
"Yuk..", sambung Fitroh.
Di warung mang Udin lagi..
"Emm mang.."
"Naon mil?"
(Apa mil?), tanya mang Udin.
"Jam berapa?", tanya Kamil juga.
"Jam delapan", jawab mang Udin.
"Pulang yuk", ajak Kamil.
"Yuk", sambung Titah.
"Mang.."
"Naon?"
(Apa?), tanya mang Udin lagi.
"Pulang ya", Kamil dan Titah pamit pulang ke pesantren darussalam.
"Oh iya..", seru mang Udin.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Di depan pesantren darussalam..
"Tah.."
"Iya mil.."
"Ikut aku dulu ya, jangan langsung masuk kandang"
"Haaa, terus kemana?", tanya Titah.
"Duduk dulu yuk di taman", jawab Kamil.
"Di taman pesantren?", tanya Titah lagi.
"Iya, eh tapi aku ambil sesuatu dulu ya", jawab Kamil lagi.
"Ya sudah yuk, dimana?", tanya Titah lagi.
"Di kandang", jawab Kamil lagi.
"Haaa, kok di kandang lagi sih mil.."
"Haha..", Kamil tertawa.
Di kamar santriwan..
"Assalamu'alaikum, kok sepi sih tumben, a Fitroh dan Rivan kemana?, ah sudahlah yang aku butuhkan ini, gitar kesayangan ku muah..", Kamil mencium-ciumi gitar kesayangan nya.
"Duh Kamil mana sih lama banget.."
"Yuk..", ajak Kamil.
"Yuk..", sambung Titah.
Titah dan Kamil pun pergi ke taman pesantren, di sanalah Kamil menyanyikan lagu ciptaan nya untuk Titah.
Di taman pesantren Darussalam lagi..
"Duduk dimana nih?", tanya Titah.
"Di sini saja", jawab Kamil.
"Tiap hari ketaman bawanya gitar mulu, gak ada yang lain apa?", tanya Titah lagi.
"Gak ada hehe..", jawab Kamil lagi.
"Terus mau ngapain kamu ngajak aku ke taman?", tanya Titah lagi.
"Aku ngajak kamu ke taman untuk ini.."
"Ini apa?", jawab Kamil lagi.
"Sudah duduk manis betinaku, jantannya kamu ingin memberikan kamu sesuatu hehe..", kata Kamil.
"Haaa.."
"Stttsss, diam.."
"Gimana a ketemu gak?", tanya Rivan.
"Enggak, kamu sendiri gimana ketemu gak sama Titah atau Kamil nya gitu?", tanya Fitroh juga.
"Enggak juga a", jawab Rivan.
"Hari ini..
Hari pertama ku jumpa dengan nya
Oh dia sungguh cantik
Cantik bagaikan bidadari
Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..
Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. eeaa.. eeaa..
Dan kini ku mohon janganlah kau menolak ku karena ku cinta padamu
Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..
Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. eeaa.. eeaa..", Kamil menyanyikan sebuah lagu untuk Titah.
"A.."
"Iya van.."
"Dengar gak?", tanya Rivan.
"Dengar apaan?", tanya Fitroh juga.
"Itu..", jawab Rivan.
"Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..
Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. eeaa..", Kamil masih menyanyikan sebuah lagu untuk Titah.
"Itu kaya suara..", kata Fitroh.
"Kamil main gitar..", sambung Rivan.
"Nya atos sok cari.."
(Ya sudah cepat cari..)
"Eeee.. Aaa.."
"Yeah..", Titah memberikan tepuk tangan untuk Kamil.
"Gimana?", tanya Kamil.
"Mantul atuh.."
(Mantul dong..), jawab Titah.
"Emm.."
"Yeh nih orang di cari taunya ada di sini..", keluh Fitroh.
"Tau..", sambung Rivan.
"Kenapa sih a?", tanya Kamil.
"Kan udah di bilangin dari tadi kalau kamu itu kita cariin, tau nya di sini bikin capek saja..", jawab Fitroh.
"Yeh lagian siapa yang suruh nyari aku dan Titah?, gak ada kan?, ya rasakan sendirilah kecapekan, lagian ngapain sih cariin aku, aku sudah besar bukan anak kecil lagi tau, dan terserah aku dong mau kemana kek itu urusan aku..", kata Kamil.
"Bukannya apa-apa mil, kalau kamu berduaan sama Titah nanti timbul fitnah apa lagi kan kalian berdua bukan mahramnya, bukan suami dan istri, nanti yang ke tiga dan seterusnya setan loh.."
"Oh..", seru Kamil.
"Yang ketiga dan seterusnya itu maksudnya ketiga dan ke empat gitu a?", tanya Titah.
"Muhun.."
(Iya..), jawab Fitroh.
"Sebentar, sebentar, ketiga dan ke empat berarti aku dan aa dong setannya?", tanya Rivan.
"Haha..", Titah tertawa.
"Gak ngomong loh a"
"Sama Titah juga gak ngomong.."
"Rivan, bisa gak sih.. gak di perjelas..", Fitroh kesal.
"Eh iya a maaf"
"Hadeh..", keluh Fitroh.
"Haha..", Titah dan Kamil tertawa.
Akhirnya Titah, Kamil, Fitroh, Rivan kembali ke pesantren dan kembali ke kamar masing-masing.
Keesokan hari nya..
Di dapur pesantren darussalam..
"Alhamdulillah"
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, eh ade calon menantunya bu ustazah Rohayati dan pak ustaz Abdillah, Ade ape neng?"
(Wa'alaikumussalam, eh ada calon menantunya bu ustazah Khadijah dan pak ustaz Azhar, ada apa neng?), tanya Ella.
"Kaga ade ape-ape kok bi, cuma mau tolong bi Ella ajeh boleh kaga?"
(Gak ada apa-apa kok bi, cuma mau tolong bi Ella saja boleh gak?), tanya Titah lagi.
"Boleh dong neng, kebetulan neng ade di mari bibi minta tolong ye bawain lauk dan gelas nye ye.."
(Boleh dong neng, kebetulan neng ada di sini bibi minta tolong ya bawain lauk dan gelas nya ya), jawab Ella.
"Siap bi, hehe.."
"Titah.., Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Wa'alaikumussalam, nah tu die calon suami nye, den kasep Kamil hehe.."
(Wa'alaikumussalam, nah itu dia calon suami nya, den mas Kamil hehe..)
"Sini biar Kamil bantu.."
"Eh mil.."
"Gak boleh kamu bawa yang banyak dan berat, sudah kamu bawa gelas dan tekonya saja.."
"Iya.."
Di ruang makan pesantren darussalam..
"Taruh dimana bi?", tanya Kamil.
"Di mari ajeh den kasep Kamil.."
(Di sini saja den ganteng Kamil..), jawab Ella.
"Oh oke deh.."
Di kamar santriwan lagi..
"Van.."
"Iya a.."
"Kamil bangunin gih, tumben habis subuh dia tidur lagi.."
"Oke a, mil..", Rivan membuka selimut Kamil.
"Kenapa Van?", tanya Fitroh.
"Kamil a..", jawab Rivan.
"Kamil kenapa?", tanya Fitroh lagi.
"Gak ada, yang ada cuma guling doang..", jawab Rivan lagi.
"Haaa, terus si Kamil teh kemana?", tanya Fitroh lagi.
"Jangan-jangan..", kata Rivan.
"Titah..", seru Fitroh dan Rivan.
"Yuk cari Kamil dan Titah, a..", ajak Rivan.
"Yuk..", sambung Fitroh.
Di ruang makan pesantren darussalam lagi..
"Yuk mil makan"
"Yuk..", Duduk di tempat masing-masing
Di taman pesantren darussalam lagi..
"Kemarin di sini kan ya a?", tanya Rivan.
"Iya.., kok sekarang gak ada ya", jawab Fitroh.
"Coba ke tempat yang lain yuk.."
"Yuk.."
"Hari ini yang menyiapkan makan pagi bi Ella sendiri dong yah?", tanya Riko.
"Iya..", jawab pak ustaz Ubaidillah.
"Itu seperti Rivan dan Fitroh"
"Sedang apa ya mereka di sana?", tanya Riko lagi.
"Samperin saja yuk..", ajak pak ustaz Ubaidillah.
"Yuk.." , sambung pak kyai Abdullah dan Riko.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
"Kalian berdua ngapain disini, olahraga ya?", tanya pak kyai Abdullah.
"Enggak bah, kita berdua mencari Kamil dan Titah", jawab Fitroh.
"Sudah ketemu belum?", tanya pak ustaz Abdillah.
"Belum yah..", jawab Fitroh lagi.
"Ya sudah kalian sarapan dulu gih.."
"Iya di lanjutkan nanti lagi.."
Di ruang makan pesantren darussalam lagi..
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
"Itu Titah dan Kamil"
"Kenapa bah?", tanya Kamil.
"Kalian di cariin", jawab pak kyai Abdullah.
"Emm di cariin?", tanya Titah.
"Pasti betina nya gue kebigungan deh.., Kata Kamil dalam hati, Di cariin siapa bah?", tanya Kamil.
"Rivan dan Fitroh", jawab pak kyai Abdullah lagi.
"Hehe.."
"Emm.."
Setelah sarapan Titah melanjutkan pelajaran di pesantren Darussalam, sedangkan Kamil melanjutkan mengajar di kelas santriwan.
Di kelas Titah..
"Nah pelajaran hari ini cukup sampai di sini, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
"Titah.."
"Iya teh.."
"Kamu bisa bantu teteh untuk mempersiapkan pernikahan Fitroh dan Aisyah?", tanya teh Indri.
"Bisa teh..", jawab Titah.
"Ya sudah yuk..", ajak teh Indri.
"Iya teh..", sambung Titah.
Di rumah pak Kyai Abdullah,
Di depan rumah..
"Nah Titah kamu tunggu di sini dulu ya"
"Iya teh.."
Dan sesudah Kamil mengajar di pesantren darussalam, Kamil melihat Titah di rumah pak Kyai Abdullah, lalu Kamil menghampiri Titah.
Masih di depan rumah pak Kyai Abdullah..
"Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..
Kau.., Emm.. Betina gue tuh, samperin ah.., Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Kamu di sini ngapain?", tanya Kamil.
"Nunggu teh Indri mil.., kamu sendiri?", tanya Titah juga.
"Saya gak sengaja lewat sini terus lihat kamu hehe..", jawab Kamil.
"Oh.."
"Nah Tah.."
"Iya teh.."
"Ada Kamil.."
"Iya teh, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, Kamu ke mobil duluan saja, nanti saya pak kyai, umi Fatimah, bu ustazah Rohayati dan pak ustaz Ubaidillah menyusul"
"Oke teh.."
"Yuk.."
"Eeeh mil hayang kamana?"
(Eeeh mil mau kemana?), tanya teh Indri.
"Maturan betina na abdi.."
(Menemani betinanya saya), jawab Kamil.
"Haaa betina"
"Muhun.."
(Iya..)
"Pamaksudanna?"
(Maksudnya?), tanya teh Indri kebingungan.
"Awewe teh.."
(Cewek teh..) , jawab Kamil.
"Oh..", seru teh Indri.
"Muhun.."
(Iya..)
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Di mobil..
"Biar aku yang bukain pintu mobilnya ya"
"Terimakasih"
"Sama-sama"
"Van, van.."
"Apa a?", tanya Rivan.
"Tuh..", jawab Fitroh.
"Kamil, Titah, masuk mobil.."
"Mau ngapain ya?", tanya Fitroh.
"Gak tau..", jawab Rivan.
"Ya sudah yuk, biar umi dan istrimu dulu yang masuk ke mobil"
"Iya bah.."
"Eh tapi itu ada abah, ayah, mama, dan nini"
"Sudah semua kan, Titah?", tanya pak kyai Abdullah.
"Sudah pak kyai", jawab Titah.
"Oh loh, ada Kamil", kata pak kyai Abdullah yang kaget mengetahui keberadaan Kamil di dalam mobil.
"Iya dong, kan ada Titah bah"
"Emm, udah mil jalan"
Pak kyai Abdullah, Titah, dan Keluarga pergi ke pasar untuk mempersiapkan pernikahan Fitroh dan Aisyah.
"Emm.."
"Naon van?"
(Apa van?), tanya Fitroh.
"Kira-kira Titah, Kamil, pak kyai, dan yang lain mau kemana ya?", tanya Rivan juga.
"Mana aa tau..", jawab Fitroh.
"Ikutin yuk a.."
"Yuk van.."
Di depan pesantren darussalam..
"Mang.."
"Muhun den.."
"Buka dong pintunya"
"Iya.."
"Cepat"
"Atos den.."
(Sudah den..)
"Assalamu'alaikum mang.."
"Wa'alaikumussalam den.."
Di pasar..
"Nah ini daftar belanjaannya di bagikan ya Indri untuk persiapan pernikahan Fitroh dan Aisyah"
"Iya mah.."
"Nah sudah di bagikan kan, ya sudah mulai berpencar ya biar cepat karena durasi, benar gak penulis cerita preman masuk pesantren?", tanya umi Fatimah.
"Betul Hehe", jawab Titah sambil tertawa.
"Ya sudah yuk.."
"Eh.. Betinanya aku mau kemana, terus sama jantannya ya hehe.."
"Iya deh.., yuk.."
"Kok ke pasar a?", tanya Rivan.
"Ini mobilnya ada di sini, Eeh..", jawab Fitroh.
"Kenapa a?", tanya Rivan lagi.
"Hp getar", jawab Fitroh.
"Lihat dulu"
"Iya, sebentar"
"Siapa a?", tanya Rivan lagi.
"Aisyah..", jawab Fitroh lagi.
"Oh.., calon bini"
"Haaa.."
"Eh.., enggak enggak"
"Calon bini, calon bini siapa?", tanya Fitroh.
"Salah ngomong a, bukan kok..", jawab Rivan.
"Awas ya.."
"A.."
"Naon?"
(Apa?), tanya Fitroh lagi.
"Buruan..", jawab Rivan lagi.
"Iya sabar.."
"Udah kan?", tanya Rivan.
"Udah..", jawab Fitroh.
"Itu Kamil dan Titah nya"
"Sabar Rivan"
"Mil.."
"Apa sayangku.."
"Ih sayangku.."
"Hehe.."
"Itu.."
"Itu apa sih?", tanya Kamil.
"Kok mas Rivan dan kakak kamu Fitroh bisa tau kita di sini sih..", jawab Titah.
"Yuk..", Kamil menggandeng tangan Titah dan lari untuk menghindari Rivan dan kakaknya, Fitroh.
"Yah kabur lagi van"
"Kejar.."
"Iih ngapain sih mas Rivan dan kakak kamu ngejar kita?", tanya Titah.
"Cantik betinanya aa Kamil", Kamil tak berkedip memandang Titah.
"Mil, yeh mulai deh sawan lagi, mil.."
"Nah tuh dia a.."
"Yah, mil..", Titah menggandeng tangan Kamil dan melarikan diri Rivan dan kakaknya, Fitroh.
"Mana Van?", tanya Fitroh.
"Lari a..", jawab Rivan.
"Ya sudah kejar lagi yuk"
"Haduh.."
"Kasihan dia pasti haus, bu airnya dua ya..", kata Kamil membelikan Titah minum.
"Mil.., yeh kemana sih.."
"Ini uangnya", Kamil memberikan uang pada ibu penjual air.
"Mil yuk.., tinggal satu lagi nih yang belum kebeli"
"Iya, tunggu dulu ya nih kamu minum dulu ya, kamu pasti haus deh.."
"Iya, terimakasih"
"Iya sama-sama, yuk.."
"Lari lagi?", tanya Titah.
"Iya yuk lari lagi, tinggal satu ruko nih..", jawab Kamil.
"Ya sudah yuk, kemana?", tanya Titah lagi.
"Ke atas..", jawab Kamil lagi.
"Haa, ke atas"
"Van.."
"Iya, haduh aa lagi"
"Ya sudah yuk"
"Yuk.."
lima belas menit kemudian..
"Huh..", Kamil dan Titah menghela nafas.
"Astaghfirullahalazim Kamil, Titah kenapa?", tanya pak kyai Abdullah.
"Di kejar preman pak kyai", jawab Titah.
"Haa preman, pasti kalian berdua sempat di palak juga ya"
"Iya yah.."
"Ya sudah pulang yuk, Kamil dan Titah duduk di belakang biar aa yang nyetir"
"Iya a.."
Sesampainya di pesantren darussalam Titah dan Kamil izin untuk keluar Pesantren, rupanya Kamil ingin membawa Titah ke sesuatu tempat yang indah dan tidak ada satu orang pun yang tau tempat itu hanya Kamil saja.
Di rumah pak kyai Abdullah,
Di depan rumah pak kyai Abdullah..
"Abah.."
"Kamil nyuhunkeun ijin nya hayang medal pesantren sakeudeung sareng Titah"
(Kamil minta ijin ya mau keluar pesantren sebentar dengan Titah)
"Medal pesantren, boleh wae, nanging.."
(Keluar pesantren, boleh saja, tapi..)
"Nanging naon bah?"
(Tapi apa bah?), tanya Kamil.
"Nanging di jaga nya Titah nya"
(Tapi di jaga ya Titah nya), jawab pak kyai Abdullah.
"Oke bah, Tah.."
"Iya mil.."
"Yuk.."
"Kemana?", tanya Titah.
"Sudah ikut saja nanti kamu juga tau, bah pamit ya", jawab Kamil.
"Iya mil hati-hati"
"Pak kyai Abdullah saya pamit"
"Iya neng, hati-hati ya"
"Iya pak kyai, Assalamu'alaikum"
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"
Di depan pesantren darussalam..
"Yuk.."
"Haha, naik motor?", tanya Titah.
"Iya lah, ini helmnya", jawab Kamil memberikan helm pada Titah.
"Iya.."
"Sudah belum?", tanya Kamil.
"Sudah..", jawab Titah.
"Belum ah.."
"Sudah mil.."
"Kalau sudah pegangan dong.."
"Haa, Emm dasar modus"
"Bener nih gak mau?", tanya Kamil.
"Sudah cepat jalan..", jawab Titah.
"Oke.."
"Ih mil pelan dong.."
"Kan tadi sudah aku bilang ke kamu supaya pengangan kamu nya malah gak mau ya sudah"
"Pelan gak, jangan ngebut, ngebut.."
"Katanya anak motor, aku bawa motorku ngebut kok takut sih.."
"Anak motor sih anak motor tapi gak kaya orang kesetanan juga keles bawanya.."
"Haha, saya tidak akan pelankan laju motor ku, sampai kamu memeluk ku dengan erat sayang..", kata Kamil dalam hati.
"Yeh malah ketawa"
"Pengangan atau peluk aku dulu dong, baru aku pelankan kecepatan motornya hehe"
"Iya deh, nih.. puas.."
"Nah gitu dong, dari tadi dong kesayangan ku, muah..", Kamil mencium tangan Titah.
"Emm dasar modus", kata Titah dalam hati.
Di Curug Cirajeg..
"Curug mil, gak salah?", tanya Titah.
"Enggak, yuk..", jawab Kamil yang mengandeng tangan Titah.
"Wah.."
"Indah kan?", tanya Kamil.
"Iya, kok kamu tau sih aku suka tempat seperti ini?", tanya Titah juga setelah menjawab pertanyaan dari Kamil.
"Aku tau dari sini dan aku juga lihat-lihat foto kecil kamu, ternyata kamu dan aku teman kecil, kenapa kamu gak bilang kalau kamu sayang sama aku dari dulu dan menunggu aku juga..", Kamil memperlihatkan buku harian nya Titah pada Titah.
"Itu kan buku harian ku..", kata Titah.
"Aku ajak kamu kesini karena aku mau bilang.."
"Bilang apa?", tanya Titah.
"انا فقط اريد ان اقول لك هذا انا احبك هل تريدين الزواج مني وتصبحا زوجتي؟"
(Aku cuma mau bilang ini sama kamu, aku mencintaimu apakah kamu mau menikah dengan ku dan menjadi istri ku?), tanya Kamil juga.
"Haaa.."
"Haduh lupa saya kamu kan tidak mengerti bahasa arab, baik saya ulangi..", kata Kamil yang akan mengulangi perkataannya menggunakan Bahasa yang Titah mengerti.
"I just want to say this to you, I love you do you want to marry me and become my wife"
(Aku cuma mau bilang ini sama kamu, aku mencintaimu apakah kamu mau menikah dengan ku dan menjadi istri ku?), tanya Kamil lagi.
"نعم اريد ان اتزوجك واريد ان اكون زوجتك احبك"
(Ya aku mau, aku mau menikah dengan mu dan aku mau menjadi istri mu, aku mencintaimu), jawab Titah.
"Haaa", Kamil kaget mendengar Titah yang menjawab pertanyaannya menggunakan bahasa Arab.
"Kenapa salah ya bahasa Arab ku, aku ulang pake bahasa Inggris saja deh..", kata Titah.
"Kamu bisa bahasa Arab juga.., gak nyangka baru belajar beberapa hari sudah lancar", kata Kamil dalam hati.
"Yes I want, I want to marry you and I want to be your wife, I love you"
(Ya aku mau, aku mau menikah dengan mu dan aku mau menjadi istri mu, aku mencintaimu), kata Titah mengulangi perkataannya.
"YESS.. akhirnya dia jawab Minggu depan nikah, minggu depan nikah.."
Titah dan Kamil pun menikmati keindahan alam yang ada di Curug Cirajeg.