(POV MC)
Setelah berhasil meyakinkan kedua orang, yang sepertinya sih, adalah pemimpin dari para Yaga wanita ini, aku akhirnya bisa kembali ke markas.
Namun, kali ini aku tidak sendirian, kenapa? Itu karena, Caster wanita yang aku lawan sebelumnya, dia mengatakan akan ikut bersama dengan ku, dengan alasan, kalau dirinya ini ingin langsung melihat seperti apa sih Guild Star of Nightmare itu.
Tentu saja, aku tidak memiliki alasan untuk menolaknya, yang membuat kami akhirnya memulai perjalanan kami ke markas, pada keesokan harinya.
Oh ya, Caster wanita ini memiliki nama Fysikós Vrochì – Anak pertama dari Astèri Vrochì dengan Atalanta, dan anak ketiga dari Astèri Vrochì secara keseluruhan.
Di dalam perjalanan ini, kami tidak begitu banyak mengobrol, karena selain aku yang sedang tidak mood untuk membicarakan apapun, tapi wanita ini sendiri pun sepertinya tidak ingin memulai obrolan apapun denganku.
Jadi, bisa di bilang, kalau perjalanan kami menuju ke markas, hanya di isi oleh keheningan yang cukup canggung saja, dengan aku yang mulai memikirkan kembali rencana untuk beberapa senjata baruku yang lain.
Lagi pula, setelah berduel dengan Fysikós, aku agak sedikit mulai memahami, mengenai seberapa tingginya tingkat dari kekuatan yang ada di Dunia.
Coba pikirkan saja, kalau hal yang sebelumnya itu saja sudah di anggap oleh gadis ini sebagai sebatas lelucon saja, terus hal seabsurd apa kalau dia serius?
Memikirkannya saja, sudah cukup untuk membuat kepalaku menjadi sangat pusing, oleh karena itu, aku harus mulai memikirkan rencana ku untuk ke depannya, jika saja aku harus melawan seseorang yang lebih kuat darinya.
Hal ini juga yang mungkin saja, menjadi alasan terbesar ku, dari kenapa aku terus saja menghabiskan waktu perjalananku sambil berbincang dengan Raphael, tanpa menyadari tatapan penuh rasa penasaran yang berasal dari arah sampingku.
.....
....
...
Berkat fisiologi kami yang melampaui manusia normal, kami berhasil sampai di markas Guild Star of Nightmare sebelum matahari tenggelam, di mana hal tersebut hanya memakan waktu selama beberapa jam saja.
Pada saat kami tiba di markas, kami segera di sambut oleh pemandangan dari sebuah kerangka pesawat, di mana dari kerangkanya saja, sudah bisa terlihat aura sci-fi yang begitu kental keluar darinya.
Selain pesawat tersebut, tidak ada yang menarik untuk di lihat, karena semuanya masih terlihat sama, kecuali para Yaga laki-laki yang sepertinya sih telah berhasil di rekrut oleh Tanya dan Archer.
"Untuk apa kalian membuat benda itu?" Aku bisa mendengar Caster wanita yang sedang bersama denganku ini menanyakan hal tersebut dengan penuh rasa ingin tahu, pada saat dia menunjuk ke arah kerangka dari pesawat yang ada di depan kami.
"Kamu akan melihatnya nanti. Karena, untuk sekarang, mari kita pergi menemui yang lainnya dulu." Aku memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan, karena aku sendiri agak kesulitan untuk menjawab hal tersebut, apalagi setelah mengingat, kalau aliansi kami hanya bersifat sementara saja.
Lagi pula, bisa saja, setelah kami berhasil mengalahkan Ivan the Tribble, kami malah akan menjadi seorang musuh, yang pastinya akan sangat merugikan sekali, jika saja wanita ini memahami fungsi utama dari kapal tersebut.
Dan, karena memang itulah tujuan awal kami, jadi Caster wanita ini menyetujui hal tersebut dengan cukup cepat, yang membuat kami segera pergi menemui yang lainnya.
Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mengumpulkan semua orang penting di satu tempat, kecuali beberapa orang, seperti Archer dan Tanya yang tampaknya masih berada di luar, serta Jean dan Achilles yang masih memetakan wilayah yang ada di Lostbelt ini.
Intinya sih, setelah semua orang penting yang ada di sini berkumpul, aku kemudian segera memperkenalkan orang yang datang bersama denganku.
"Perkenalkan, dia ini adalah Fysikós Vrochì. Pemimpin dari para Yaga wanita, dan dia adalah seorang Servant Class Caster."
"Senang bertemu dengan kalian semua. Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik."
Meskipun dia tampaknya berhasil melakukan perkenalan diri dengan baik, sampai membuat beberapa di antara kami terlihat cukup memiliki kesan yang baik terhadapnya, tapi aku masih tetap akan mencoba untuk mengawasinya, yang tampaknya sih mayoritas dari kami memikirkan hal yang sama denganku.
Tidak banyak yang terjadi setelah itu, karena masing-masing dari kami memiliki urusan yang perlu di selesaikan, dan karena akulah yang membawanya kemari, entah bagaimana aku malah menjadi orang yang di suruh untuk menjaganya.
Itu benar sekali. Berkat hal itulah juga, pada saat ini, aku harus meninggalkan projek yang sudah aku pikirkan sejak tadi, dan berakhir harus menemani seseorang yang terus saja menatapku dengan aneh.
'Aku berharap hal ini akan segera berakhir.' Sambil berharap akan hal itu, aku kemudian terus mengantarkannya berkeliling tempat ini, dengan Chacha yang menghilang entah kemana, tapi aku sangat yakin, kalau sekarang ini dia pasti sedang bersama dengan pamannya itu.
=-----=-----=-----=-----=
(POV Orang Ketiga)
Tanya terlihat bingung dengan apa yang sedang dirinya lihat saat ini, karena dia bisa melihat, kalau entah kenapa, hanya area di mana dirinya berada sekarang saja, yang sepertinya sih tidak terkena efek pemutihan ini.
Bahkan, dia bisa melihat kalau semua hal yang ada di sana masih tampak baik-baik saja, meskipun entah kenapa tidak ada satu pun orang di sana.
"Neh, Archer. Apa kamu masih tidak ingin memberi tahuku alasan dari kenapa hanya tempat ini saja yang tidak memutih?"
Dan, sama seperti sebelumnya... "Kamu masih tidak layak untuk mengetahuinya. Lagi pula, manusia itu adalah makhluk yang terus berpikir sepanjang hidupnya, jadi pikirkan dan cari tahu saja sendiri sana."
Tanya terus saja mendapatkan jawaban yang seperti itu, yang meskipun dia cukup senang dengan hal tersebut, mengingat biasanya pria ini hanya akan terus menghina dan mencacinya saja, setiap kali dirinya menanyakan sesuatu hal kepadanya, tapi dia masih tetap kesal akan hal tersebut.
Tapi, pemikiran itu hanya berlangsung sebentar saja, karena mereka segera tiba di suatu tempat, yang bisa di bilang cukup mengejutkan dirinya.
"Ini kan..." Keterkejutan milik Tanya segera di jawab oleh Servant miliknya; "Mayat dari makhluk luar angkasa? Tidak, ini..."
Namun, kata-katanya itu segera terhenti di tengah jalan, karena...
*String!!* *String!!* *String!!*
Secara tiba-tiba, ribuan riak ungu segera muncul di sekitar mereka, di mana Tanya yang bingung dengan keadaan yang sedang terjadi di sana, dia secara tiba-tiba di tarik oleh Archer dan di gendong dalam gendongan putri.
Tentu saja, gadis Degurechaff itu entah kenapa malah tersipu, sampai membuat seluruh wajahnya menjadi sangat memerah.
Namun, bahkan sebelum dia bisa memproses hal yang sedang terjadi lebih jauh lagi, gadis Degurechaff itu sudah lebih dulu di lempar ke dalam riak ungu yang muncul di dekat mereka.
"Hmm~ Makhluk-makhluk ini sepertinya tidak sadar sedang menyerang siapa." Meskipun suaranya terdengar sangat tenang, tapi sebenarnya Archer sedang sangat marah, karena...
'Kesabaranku juga memiliki batas.'
Begitu saja, satu-satunya tempat yang masih utuh di Bumi yang memutih itu segera hancur tak bersisa, di mana salah satu dari dua makhluk hidup yang ada di sana, dia segera di tangkap oleh Archer.
◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆
~Bersambung~※
Promosi Tak Tahu Malu:
Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!
Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!
Catatan Penulis:
Yayy!!! Setelah sekian lama, akhirnya update juga!!
Ini bukan berarti saya bakal update terus, mengingat author sedang fokus dengan sekolah author, dan author sendiri pun hanya bisa menulis di hari sabtu saja, karena hari minggu author ada urusan di sekolah.
Jadi anggota Osis itu enak-enak kaga ya?
Tapi intinya sih, selamat menikmati bab ini, dan jangan lupa tinggalkan feedback untuk cerita fanfic ini, hanya agar author punya semangat untuk melanjutkan fanfic ini secara teratur, yaitu satu bab selama satu minggu.
Itu aja sih yang ingin author sampaikan, sampai jumpa lagi di bab selanjutnya~
Adios~!!!