BAB 152
Violette terus mencari cara agar ia bisa keluar dari kamar ini. Namun tidak ada yang bisa Violette lakukan selain menunggu Xander yang membukakan pintu ini.
Sebab seluruh akses yang ada di penthouse ini sudah menggunakan alat yang canggih, pintu kamar ini salah satunya.
Jika pintu utama bisa di buka hanya dengan sebuah card, berbeda dengan kamar pribadi milik Xander.
Hanya Xander yang bisa membuka dan menutupnya sesuka hati, sebab pintu kamar ini menggunakan sidik jari. Dan hanya sidik jari Xander saja yang bisa membukanya.
"Oh sial." Teriak Violette frustasi dengan memegangi kepalanya.
Bahkan ponsel saja Violette tidak memegangnya, ingin menggunakan telepon pun tidak bisa. Karena sudah pasti tidak ada yang menjawab.
Meskipun Xander mendengar panggilan tersebut, pria itu juga belum tentu ingin menjawabnya.
Yang bisa Violette lakukan hanyalah bersabar, dan menunggu Xander membuka pintu ini.