"eh, botak liat tuh, kenapa tuh ibu Mae, ko kaya ketakutan gitu ya pas liat bapak yang turun dari mobil?" Sari menepuk pundak si botak.
"Mungkin itu suaminya,"
"Lah, masa sih, tapi ko kaya tulang kreditan ya, liat deh penampilannya!"
Si botak mengikuti perintah dari sari ia langsung melihat pemandangan yang ada di hadapannya.
"Iya, itu tukang kreditan." Ujar si botak.
"Nah, kan. Hahahah." Sari tertawa
Sedangkan Mae.
"Saya mohon pak, beri waktu lagi, ini saya habis cari pinjaman tapi gak dapat, tolong beri saya waktu lagi!" Mae menundukan badanya
"Aduh, bagaimana ini buk, ini Sudja jatuh tempo lagian saya kan sudah memberi waktu kurang lebih tiga bulan, masa uang segitu belum terkumpul?" Tukang kreditan itu terlihat prustasi.
"Ya mau bagaimana lagi pak, saya kan gak kerja dan suami saya cuman pekerja serabutan, jadi tolong lah pak, beri saya waktu sebentar lagi."
"Tidak bisa, kalo emang ibu tidak bisa membayarnya, panci ibu akan saya bawa!"
Wajah ibu Mae menegang.