"Aku?"
Dengan pedenya Raisa bertanya, untung saja dia langsung bergerak untuk membantuku memberikan ASI juga. Tak lama, karena Joo juga harus meng-adzaninya. Selesai sudah semua, tapi karena aku yang belum mau terpisah pun pada akhirnya lebih memilih untuk memohon pada Raisa agar membiarkan putra kami tetap di sini meski sebentar lagi saja.
Dia menyetujuinya setelah berdebat dengan beberapa orang. Padahal kukira karena ayahnya pemilik tempat ini maka segalanya akan mudah. Bahkan dengan konyolnya aku juga berpikir bahwa kami akan mendapatkan segala gratis dengan tingkat VVIP.
Namun tak seperti harapan, untuk mendapatkan ruang inap ini saja meski VIP tapi Listia pusing mengurusi administrasinya. Tak apa, setidaknya segalanya sudah lebih baik meski tadi Joo sempat salah sebut nama mantannya.
"Joo, kalau kamu mau tidur ya udah sana. Aku bisa jaga dia kok," kataku dengan senyuman.