Chapter 28: Pilihan Sulit

Aku bersandar di pundak Gepeng, lalu terisak pelan begitu dokter mengatakan Bambang sudah berhasil melewati masa kritisnya. Aku tidak tahu pasti apa yang terjadi, orang-orang itu memakai senjata untuk melukai Bambang.

Aku menoleh saat terdengar suara Alif dan Gab di koridor rumah sakit. Sepertinya mereka baru saja keluar dari ruangan Naca.

Mereka terlihat cukup tenang, mungkin saja kondisi Naca sudah membaik.

"Mel, lo juga butuh perawatan! Lihat kondisi lo!" Yogo duduk di sampingku setelah menepuk pelan lenganku.

Aku menunduk melihat beberapa luka gores dan lebam di tanganku, dan jujur saja ini bukan masalah besar. Dibandingkan dengan kondisi Bambang dan Naca, aku bisa dibilang baik-baik saja. Sangat baik malahan.

"Gak usah, Go. Lagian gak parah ini! Kapan kita bisa jenguk Bambang?"

"Belum tahu, dokter bilang kita harus nunggu sampai keadaan dia stabil dulu!"

Aku mengangguk pelan.

Alif dan Gab duduk di kursi tak jauh dari kami. Ia menatap kami dengan tatapan sayu.