Download App
2.73% It’ Precious / Chapter 6: Perayaan Natal Keluarga Natawijaya

Chapter 6: Perayaan Natal Keluarga Natawijaya

Ramainya acara keluarga membuat Vanka tau jika keluarganya masih dalam keadaan baik. Tadinya dia mengira dengan percakapan antara Mama dan kedua Kakaknya itu punya pengaruh atas bagaimana kelanjutan acara keluarga saat ini.

Yang Vanka bisa ambil kesimpulan jika mungkin apa kejadian yang sudah direka untuknya saat sebelum malam natal tiba itu tidak ada maksud lainnya dengan banyak keluarganya sekarang. Semua masih terlihat baik.

Its look alright, bagi Vanka.

Vanka masih bisa mencicipi hidangan khas natal yang tersedia oleh keluarganya saat ini, sama seperti tahun sebelummya. Tapi memang, dia belum bisa mendekati Mama dan Kak Lisya. Dua orang yang menurutnya paling punya pengaruh besar atas perasaan Vanka sedari dia mendengar semuanya.

Sesaat dia pun teringat jika ucapan Mama dan kedua kakaknya itu terlihat janggal. Vanka mendengar jika dia adalah anak yang dilahirkan karena urusan politik. Bahkan jika itu punya hubungan dengan keluarganya, kenapa semua keadaan masih seperti ini?

Sepiring nasi kuning lengkap dengan lauk pauk dimana adalah menu kedua yang Vanka santap di hari itu setelah dia menyantap salad buah. Menjadi penutup dari akhir dia bisa bersantai tanpa memutar otaknya kembali.

Dan sekarang Vanka yang mulai merasa siaga jika-jika saja memang ada yang disembunyikan darinya, membuat Vanka akhirnya merenung. Dia menjauhi kerumunan. Dengan memilih duduk di lantai split atas dengan sedikit saja orang yang ada di sana.

Vanka melihat kembali sebuah chat dia dengan Tante Sita. Dia masih bingung. Terutama dengan jawaban Tantenya yang bilang kalau sudah waktunya Vanka tau. Padahal dia belum berkata apapun tentang apa yang sudah dia ketahui ke Tantenya. Jadi, kalau Vanka menilai. Itu bukanlah masalah yang terlalu serius.

Melainkan Vanka merasa jika maksud Tantenya itu adalah hanya karena dia punya masalah dengan salah satu anggota keluarga Natawijaya. Kalau benar, apa mungkin orang yang dimaksud itu Kakaknya sendiri?

Vanka pun merasa ada satu hal yang terlewat jika politik keluarganya hanya menyangkut Kakaknya, Kak Lisya. Ada apa dengan Kakaknya itu?

Ketika Vanka sedang menatap layar yang hanya berisi pesan yang masih tidak lengkap informasinya itu, Vanka kembali menerawang bagaimana dia di keluarganya ini. Menurutnya, memang keberadaan Kak Lisya di keluarganya ini terlihat disayang. Dia tau itu.

Tapi kenyataan lainnya adalah dia tidak tau bagaimana mereka memandang Vanka. Karena mereka selalu bisa memperlakukan semua sama seperti lainnya.

Tapi keberadaan Kak Lisya memang mempengaruhi suasana yang ada. Dia cukup terkenal sebagai mood-cracker. Ketika dia datang, entah mengapa semuanya pun menyukai keberadaannya.

Keberadaan Vanka yang menyendiri di lantai split akhirnya diketahui oleh salah seorang sepupu lainnya. Dia adalah Erwin. Salah satu sepupu lelaki yang mengenal Vanka baik, sejak kecil mereka pun sudah dekat.

"Kenapa nih sendirian? Nggak biasanya suka di sini. Sendiri lagi," seling Erwin saat sepertinya dia sudah selesai makan-makan.

Vanka tersenyum simpul.

Dia tidak yakin apa Erwin mengetahui mengenai semua yang dia ketahui. Selain itu dia merasa jika Erwin bisa dijadikan sebagai bahan agar dia tidak sendiri dengan semua kedok yang membuatnya semakin kagok dengan keberadaannya.

"Aku lagi suka sendiri aja akhir-akhir ini. Natalmu gimana, Win?" tanya Vanka mengambang.

"Kayak natal biasanya aja lah, Van. Natalmu gimana? Kenapa kamu tanya natal tahun ini kenapa? Apa ada yang nggak beres sama natal tahun ini?" Erwin mengajak Vanka berbicara.

Lebih tepatnya, pertanyaan itu membuat Vanka tidak bisa sembunyi dari rasa gundahnya. Dia terlihat menatap Erwin di sampingnya, menimang apa dia bisa mengajak Erwin agak jauh untuk menguak apa yang terjadi sebenarnya dengan keberadannya itu.

"Aku mau cerita sih, Win," kata Vanka yang berkeputusan lain. Dia mau mengajak Erwin menguak apa rahasia tentang keberadaannya ini.

Tapi tak lama kemudian datang beberapa anggota keluarga lainnya. Sekarang ruang lantai tiga terlihat lebih ramai dari biasanya. Banyak sepupu lainnya yang lebih tua dari Vanka dan Erwin yang ikut serta dengan hanya dua orang saja di tempat itu tadi.

Dan situasi yang serta-merta itu jadi salah satu hal yang malah membuat Vanka silih ingin melarikan diri dari apa yang diketahuinya.

Vanka pun kembali ke dalam percakapan antara beberapa anggota sepupu lainnya. Di tengah-tengah dia sedang sibuk memperhatikan banyak sepupunya saling bercerita itu, tak lama kemudian Kakak yang menjadi tubi di pemikirannya itu menampakkan keberadaannya.

Seketika suasana pun menjadi lebih ramai dari biasanya. Iya karena itu adalah Kak Lisya. Dengan kemunculan kakaknya itu, semua pun saling melemparkan pertanyaan ke Kak Lisya. Awal pertanyaan masih aman-aman saja.

Memang sudah jadi sebuah ritual, kalau sedang berkumpul-kumpul banyak sepupu. Sebagian akan menjadi sasaran empuk untuk ditanyai pertanyaan. Terutama Kak Lisya salah satunya.

Akan tetapi pada pertanyaan yang entah keberapa dan entah oleh siapa karena Vanka terlalu kurang bisa punya fokus penuh untuk bisa menyamai dengan banyak suara-suara sepupunya yang sedang berkumpul di sana. Saat itu, semua terdiam dan fokus kepada ucapan Kakaknya. Yang sepertinya sedang ditanyai mengenai apakah natal di tahun ini adalah natal yang dia sukai.

"Natalku tahun ini memang beda dari biasanya. Kalau natal tahun ini masih seperti tahun ke tahun lainnya, karena aku masih bahagia. Ketemu sama kalian semua kayak tahun kemarin. Tapi aku rasa ada juga sisi buruk buat aku. Aku masih harus pegang tanggung jawabku penuh di hari-hari kedepannya. Masih ada yang harus aku selesaikan supaya aku juga bisa jadi tenang. Dan Tante Rina, mamaku juga bilang ke aku. Kalau aku dan Mama perlu selesaikan itu semua," Lisya menjelaskan bagaimana keadaan natalnya tahun ini.

Saat mendengar ucapan dari Kak Lisya, Vanka tau apa yang dimaksud dengan apa yang Kakak perempuannya itu maksud. Entah mengapa saat itu Vanka malah ingin semuanya bubar saja, dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang merasa bimbang ataupun sedih bercampur marah.

Kakaknya menjawab jika natal tahun ini ada bedanya karena dia harus menyelesaikan sesuatu yang bisa membuatnya tenang. Dan menurut Vanka, tidak ada yang ditanyakan lagi.

Pasti itu ada hubungan dengan keberadaan dia di sekitar Kakaknya itu. Mengerti itu, Vanka merasa ingin bertanya lebih lanjut ke Kakaknya.

Tapi bersamaan dengan jawaban terakhir dari Lisya, suara Tante Sita menggema. Seperti memanggil semua keluarga lainnya untuk turun ke ruang keluarga di lantai dua. Mengatakan jika semua disuruh berkumpul untuk mengambil foto di acara perayaan natal keluarga tahun ini.

Ketika semuanya sedang bersiap-siap kembali ke lantai bawah dari lantai di mana mereka semua sedang berkumpul, Vanka menyempatkan memegang Pundak Kakaknya itu. Yang saat itu pula semua sudah berangsur ke lantai bawah satu per satu, menyisakan hanya Vanka dan Kak Lisya.

"Kak, apa yang ingin kamu selesaikan agar kamu tenang?" pertanyaan Vanka saat itu cukup intens. Dan tentunya saat itu Kak Lisya hanya bisa melihat ke arah Vanka dengan raut wajahnya yang cukup dewasa. Sepertinya Kakaknya itu ingin menjawabnya, tetapi malah jawaban rancu yang didapati Vanka.

"Nanti kamu pastinya tau, kok. Yuk kita ke bawah dulu. Sudah banyak yang sudah berkumpul di ruang keluarga," jawab Kak Lisya saat itu.

Jujur saja Vanka cukup terpukul dengan jawaban yang terlalu ringan itu. Dan Vanka pun mulai mengambil nafasnya dalam-dalam ketika dia masih berdiri di tinggal oleh Kak Lisya ke lantai bawah.

Dia memilih untuk melupakan semuanya, dan akhirnya kakinya melangkah ke lantai bawah. Saat dia sudah berada di lantai bawah dimana banyak keluarganya berkumpul. Suasana yang ada memang bisa menutupi keresahannya.

Namun, seperti ada sesuatu yang masih menjadi bebannya. Vanka rasa tidak lama lagi, memang ada yang berubah jika siapa yang dimaksud oleh Kak Lisya tadi adalah apa yang dia dengar kemarinnya.

Pertanyaannya adalah apa hubungan dia dengan Kak Lisya? Vanka tidak tau mengapa masalahnya dengan Kakak perempuannya ini ada maksudnya dengan kehadirannya yang tidak diharapkan.

*****

Rupanya semua anggota keluarga Natawijaya langsung mengarahkan acara perayaan natal ke sesi buka kado natal. Setelah mereka semua sedang mengambil foto beberapa anggota keluarga dan keseluruhan keluarga Natawijaya.

Acara buka kado natal kali ini dilakukan di ruang keluarga pada lantai dua dimana di sana ada pohon natal dan juga sekelilingnya terdapat kado natal bagi siapa saja yang menyiapkannya.

Semua anggota keluarga terlihat duduk di tepi sudut ruang keluarga, sehingga meninggalkan ruang lapang di tengah yang berisi banyak kado natal. Dan acara pun dimulai saat salah suara sepupu paling tua Vanka bernama Mbak Gina memimpin jalan sesi buka kado natal.

"Oke,, semuanya sudah kumpul ya. Buat acara buka kado natal tahun ini ada yang berbeda dari biasanya. Nanti Gina akan ambil random bingkisan kado dan buat siapa saja yang merasa itu kado yang mereka bawa langsung saja kedepan dan bilang itu kado untuk siapa. Setelah kado dibuka, kalian jangan langsung kembali duduk. Karena kalian harus pilih salah seorang yang akan kalian berikan ucapan natal ke orang yang ingin anda beri ucapan," Mbak Gina selaku sepupu menginformasikan bagaimana acara buka kado natal ini akan dilakukan.

Karena semua paham dengan aturan buka kado natal tahun ini, acara buka kado pun dimulai. Kado natal pertama yang dipilih ternyata adalah kado natal dengan bingkisan paling besar.

Ternyata itu adalah punya Bude Inn yang dia katakan kalau kado itu untuk Mamanya, Tante Rina. Setelah keduanya berada di ruang lapang tengah keadaan pun gagap gempita.

Mama mendapat kado dari Bude Inn berupa paket alat makan lengkap yang sangat cantik dan tentunya sesuai selera Mama. Saat kado sudah dibuka dan Mama sudah berterimakasih atas kado natal dari Kakak perempuannya ini. Keduanya pun mengucapkan ucapan natal mereka masing-masing.

Mama pun akhirnya memilih mengucapkan ke Lisya dengan ucapan doa semoga Lisya bisa membaik kedepannya. Dan Bude Inn yang mengucapkan selamat natal dan doa ke suaminya.

Akhirnya kado kedua pun dibuka. Dan ternyata kado kedua itu adalah milik Papa dan Mama Vanka. Karena Vanka tau kemarin malam dia melewatkan acara buka kado dengan keluarga intinya, sekarang dia berharap bahwa kado yang akan dibuka atas nama Mama dan Papanya adalah untuknya. Tapi dugaan Vanka salah. Ternyata kado itu diperuntukkan untuk Kak Lisya.

Mengetahui itu Vanka hanya menatap semu ke hadapan Papa dan Mamanya yang saat itu sudah berdiri di tengah ruang lapang di ruang keluarga rumah Tante Sita bersama dengan Kak Lisya.

Bingkisan kado untuk Kak Lisya cukup dikatakan mungil dan berupa bingkisan lembaran. Dan ternyata saat dibuka, Lisya mendapat sebuah kalung emas dengan inisial huruf nama depannya dengan berlapis berlian, serta sepucuk surat yang Vanka tidak tau apa itu isinya.

Merasa hatinya memanas melihat Kak Lisya bahagia saat Mama dan Papa memakaikan kalung itu, tidak cukup dengannya. Kak Lisya akhirnya memilih memberi ucapan doa ke Vanka untuk natal tahun ini. Dan saat itu Kak Lisya mengatakan ke Vanka sesuatu hal.

"Adekku, Vanka. Selamat natal. Kakak mau kasih ucapan ke kamu. Semoga kamu bisa menghadapi natal-natalmu di tahun mendatang lebih baik dari sekarang. Dan Kakak berharap kamu bisa kasih pengertian ke Kak Lisya kedepannya,"

Vanka yang mendengar itu masih terdiam di tempat dia duduk. Tapi akhirnya dia mengumpan balik ucapan natal dari Kak Lisya.

"Kak, Vanka akan selalu bahagia di natal-natal kedepannya. Dan selamanya Vanka juga masih menganggap Kak Lisya, Kakak Vanka yang saling bisa melengkapi juga. Semoga kedepannya kita masih bisa akur, Kak," ujar Vanka.

Memang saat itu suasana menjadi sedikit canggung saat Vanka berani menjawab Kak Lisya dengan kata semoga masih bisa akur kedepannya.

Karena sebenarnya semua anggota keluarga Natawijaya tau apa yang terjadi dengan Lisya yang sebenarnya punya kaitan dengan keberadaan Vanka yang tidak terlalu diinginkan di keluarga ini.

Tapi, akhirnya. Semua pun kembali normal saat Mbak Gina, atas sepupu yang mewakili jalannya buka kado natal tahun ini melanjutkan lagi acara buka kado natal.

Dan saat yang menjengkelkan bagi Vanka. Adalah saat semua anggota keluarganya ternyata banyak yang memberikan ucapan ke Kak Lisya.

"Kenapa aku jadi semakin ingin tau dengan rahasia tentang keberadaanku? Kenapa aku baru sadar kalau semuanya juga ada di pihak Kakakku?" batin Vanka saat dia masih mencoba mengatur perasaannya agar bisa berpikir normal.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C6
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT