Download App

Chapter 24: Huh, Akhirnya Dia Kalah!

*Psiu!* *Tap!*

"Sip! Dengan ini mereka semua akhirnya berhasil dieliminasi. Sekarang, aku hanya perlu mengalahkan ular ini bersama ninja Konoha. Ini seharusnya tidak terlalu sulit." Emera menembakkan peluru terakhir sebelum dia mendarat di tanah.

Dia menyampingkan tubuhnya dan menatap sinis pada ular raksasa di belakangnya. Ulat tersebut memiliki satu kepala gosong, satu kepala dengan benjolan besar, dan satu lagi yang masih normal. Lukanya mungkin terlihat parah, tapi ular itu hanya memerlukan satu kepala untuk tetap hidup walau itu akan memberikan keterbatasan tinggi padanya.

'Chakraku hanya tersisa ¼. Lebih baik jika aku bisa mengalahkan ular besar ini dalam satu serangan bersama ninja Konoha sebelum aku benar-benar kehabisan chakra. Jika chakraku sampai habis, setidaknya aku masih memiliki kekuatan fisik yang lumayan,' batin Emera.

*Sis!*

Salah satu ninja Konoha menggunakan Shunshin miliknya dan muncul di belakang Emera.

Dia memiliki rambut hitam dan mata coklat serta memakai kacamata hitam khasnya. Dia terlihat dalam pakaian standar shinobi Konoha, meskipun tanpa jaket anti peluru. Dia juga memakai pelindung dahinya seperti bandana.

"Aku tidak tahu dari mana asalmu dan mengapa kamu datang ke sini, Gadi Kecil, tapi aku berterima kasih padamu karena sudah membantu kami melawan penyerang. Oh, ngomong-ngomong namaku adalah Ebisu, salam kenal," ucap Ebisu memperkenalkan dirinya sambil memperhatikan ular besar di depannya.

"Ya, sama-sama. Namaku adalah Emera Emerald. Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan lewat dan salah satu murid dari sānnin legendaris Jiraiya-sama." Emera menundukkan kepalanya pada Ebisu sebelum kembali berbalik pada ular besar itu.

Saat bersama Jiraiya saja Emera memanggilnya dengan sebutan "Pria tua", tapi ketika di depan ninja Konoha dia memanggilnya "Jiraiya-sama". Benar-benar sebuah strategi yang sangat hebat, 'kan?

"Ap-Apa? Kau adalah salah satu daru muridnya?" Ebisu tergagap dengan tidak percaya pada perkataan Emera.

"Um!" Emera mengangguk sebagai jawaban.

'Aku benar, 'kan? Walaupun hanya setengah hari, tapi ini masih dihitung sebagai muridnya, 'kan? Sebenarnya aku juga merasa jika latihan itu termasuk balas budi yang dia lakukan, tapi karena aku dilatihnya, aku tetap menjadi salah satu muridnya.'

"Kalau begitu, itu menjelaskan tentang semua kekuatan yang kamu miliki. Seperti yang diharapkan dari seorang murid Sānnin, kamu benar-benar luar biasa bisa menggunakan jutsu tanpa segel tangan." Ebisu kagum dan menutupi rasa kagumnya dengan mendorong bingkai kacamatanya.

"Sudah cukup bercakap-cakapnya. Bahkan jika aku kuat, aku memiliki kekuatan yang terbatas dan hanya memiliki sisa chakra ¼. Aku tidak mungkin bisa mengalahkan ular besar itu sendirian jika terus seperti ini. Jadi, bisa aku minta bantuan kalian semua?" minta Emera.

'Yah, yang paling banyak memakan chakraku adalah teknik penguatan fisik yang aku lakukan sebelumnya. Aku memperkuat fisikku di semua bagian dan tidak fokus pada satu titik, dan itupun kuaktifian terus-menerus. Tidak aneh jika chakra yang aku miliki cepat habis karena ini. Mungkin lain kali, ada baiknya jika aku fokus pada satu titik anggota tubuh saat menggunakan penguatan fisik dan akan aku batasi waktu penggunaanya saat akan mendaratkan serangan.'

"Tentu, kami akan membantumu dengan sepenuh hati. Lagi pula sejak awal, ini sudah menjadi tanggung jawab kami untuk melindungi desa ini apapun yang terjadi," kata Ebisu.

"Baguslah, benar-benar jawaban yang aku inginkan. Kalau begitu, bisakah kalian menembakkan jutsu elemen api sekuat tenaga pada ular itu." Emera menunjuk pada ukar tersebut dan melanjutkan, "Aku akan mendukung menggunakan jutsu elemen api."

"Hmm, mengakhiri musuh dalam satu serangan kuat kah? Bukan strategi yang buruk." Ebisu berbalik pada kerumunan ninja di belakangnya dan memberikan aba-aba, "Kalian semua! Gunakan jutsu elemen api untuk membakar ular ini! Kita akan mengakhirinya dalam satu serangan!"

"Ya!"

Mereka semua termasuk Ebisu mulai membuat segel tangan untuk elemen api. Setelah selesai, mereka semua menembakkan berbagai jutsu berelemen api pada ular tersebut.

"Katon: Gokakyu no Jutsu!"

"Katon: Karyūdan!"

"Katon: Karyu Endan!"

"Katon: Hosenka no Jutsu!"

Setelah beberapa jutsu elemen api ditembakkan, Emera menyemburkan tiupan angin kencang untuk memperkuat serangan. Entah apa namanya, soalnya dia tidak peduli dengan nama pokoknya kuat.

*Bom!* *Poof!*

Dalam satu serangan ular besar yang dipanggil oleh Sunagakure terbakar dan menjadi gosong, lalu dia menghilang menjadi kepulan asap putih. Dengan ini, salah satu misi Emera selesai dan dia bisa beralih pada misi yang selanjutnya.

"Fiuh, akhirnya selesai juga saat chakraku tersisa ⅒. Jika tidak, aku pikir akan mereposisi ketika harus bertarung hanya mengandalkan kekuatan fisik." Emera langsung berbalik dan pergi menjauh dari tempat itu.

'Aku rasa dua ninja yang berada di pos pertahanan di luar mati dalam penyerangan ini. Dengan ini, tidak akan ada yang tahu jika sebenarnya aku sudah tahu tentang penyerangan ini. Bisa repot nantinya kalau ada yang tanya ini-itu.'

'Selanjutnya aku akan mengambil sebagian chakra Ichibi. Seharusnya Naruto masih bertarung melawannya dan hampir tepat bersama saat ini. Jika aku beruntung, aku bisa mencuri chakranya dengan mudah.'

Dia sudah tidak memiliki urusan lagi di sini, jadi lebih baik jika dia pergi dan mulai mencari Gaara —Jinchuriki dari Ichibi—. Semakin cepat misinya selesai, maka ini akan menjadi semakin cepat untuknya agar bisa kembali pulang ke dunianya. Sebenarnya tidak ada yang harus dia lakukan di sana atau sesuatu yang menarik, tapi poin yang didapat setelah ini cukup lumayan untuk digunakan membeli cemilan atau makanan enak lainnya.

"Ke mana kamu akan pergi?" tanya Ebisu heran.

"Aku mau melawan Ichibi. Jangan ikuti aku, lebih baik kalian menyisir kembali area ini. Mungkin ada beberapa ninja musuh yang bersembunyi," jawab Emera dingin, bahkan tanpa menengok pada Ebisu.

"Tunggu, tunggu, tunggu!" Ebisu tiba-tiba muncul di jalan Emera dan menghentikannya. "Apa kamu tidak ingin membantu Sandaime-sama terlebih dulu? Dia juga sedang dalam masalah sekarang!"

Emera mengabaikan Ebisu dan berjalan dari sampingnya. "Aku menolak, aku tidak ada hubungannya dengannya. Selain itu, aku tidak memiliki satupun jutsu yang bisa menembus penghalang itu. Dengan chakra yang hanya tersisa ⅒, aku hanya bisa menonton dari luar penghalang."

"Bukankah akan lebih berbahaya jika kamu melawan Ichibi?"

"Bukan masalah, aku masih bisa menggunakan kekuatan fisikku untuk bertarung melawannya. Jika masalahnya ada penghalang, sama sekali tidak ada yang bisa aku lakukan dengannya."

*Tap!*

Emera langsung melompat ke atas atap, meninggalkan semua ninja yang ada di sana.

Semua ninja di sana merasa disayangkan saat seorang ninja yang lumayan kuat tidak mau membantu mereka. Tapi di sisi lain, pada dasarnya Emera masih membantu Konoha dengan melawan Ichibi yang menjadi ancaman untuk desa Konoha.

Ebisu memegang dagunya dan bergumam, "Hmm, aku ingin tahu dari mana dia bisa tahu tentang mengamuknya Ichibi?"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C24
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login