Download App
6.25% Cursed Children & Dimensional Guild / Chapter 2: Ini Untukmu

Chapter 2: Ini Untukmu

Emera menuju ke dapur untuk mencari makanan. Di sana, dia melihat sebuah kulkas besi yang kokoh dan lebih mengacu pada brankas besar dibandingkan sebuah kulkas.

*Bam!*

Tanpa menunggu lama lagi, Emera langsung memukul kulkas tersebut sampai terpelanting ke lantai, memiliki banyak penyokan, dan hancur sambil mengeluarkan isinya.

"Dari pada kulkas, itu lebih mengacu pada brankas. Tidak kabel untuk menghubungkan ke listrik dan ada beberapa kode untuk membukanya. Memukul dan jalan kekerasan adalah jalan paling cepat untuk menyelesaikan masalah, itulah motto hidupku di tempat yang keras ini."

*Klontang!* *Klontang!* *Klontang!*

Dari dalam brankas itu, bebrapa makanan kaleng keluar darinya. Tampaknya itu adalah kaleng makanan yang berisikan ikan dilihat dari tampilan pembungkusnya.

Emera memulung semua kaleng yang ada di lantai dan di dalam brankas besi. Dari awal tujuannya memang untuk mencari makanan dan makanan sangat langka di tempat yang hancur seperti ini. Tentu saja Emera tidak akan menyia-nyiakan semua makanan itu.

"Woah! Makana kaleng! Dan yang lebih penting lagi, ini adalah daging! Beberapa hari ini aku hanya makan tumbuhan dan daun-daun mentah, aku benar-benar sangat merindukan daging dan memerlukan protein hewani!"

'Untung saja semua makanan itu dimasukkan ke dalam brankas, ya, Emera. Para Gastrea itu jadi tidak memakan semua ini dan kamu bisa memakan semua kaleng ini.'

"Ya, aku setuju denganmu. Sepertinya pemilik rumah ini dulunya menyimpan makanan kaleng sebagai persediaan dan bahkan menyimpannya ke dalam brankas untuk keamanan tambahan. Aku benar-benar berterima kasih padanya," jawab Emera.

'Tapi, apakah kamu bisa memasak makanan kaleng? Bukankah kamu tidak pernah mencobanya sebelumnya?'

"Aku memang belum pernah memasak semua ini sebelumnya, tapi aku baca-baca di google, katanya makanan kaleng itu sebenarnya makanan matang dan tinggal dimakan saja. Yah, aku mungkin akan merebusnya terlebih dahulu untuk menghangatkan makanan di dalamnya."

'Syukurlah! Seperti tidak sia-sia masa hidupmu selama 9 tahun di area tokyo.'

Emera terus bercakap-cakap dengan dirinya sendiri sambil memasukkan semua kaleng ke dalam tasnya. Dia memang telah menjadi sedikit gila di tempat berbahaya seperti ini, oleh sebab itu dia menciptakan seorang teman khayalan di dalam kepalanya, lalu menganggap itu seperti orang lain.

"Yosh, sayang sekali aku tidak bisa membawa semua ini. Tapi, setidaknya aku sudah memenuhi semua penyimpanan di dalam tasku dengan semua kaleng ini. Setidaknya aku bisa menjadi lebih santai selama beberapa hari ke depan." Emera mengangguk puas dengan barang temuannya.

Setelah itu, Emera melanjutkan dengan berjalan keluar dari rumah tersebut. Pada dasarnya, Emera tidak memiliki tempat tinggal di sini, sehingga dia akan tidur dimanapun yang dirasanya aman dan nyaman.

Jika dia tidur di rumah sebelumnya, dia memang akan merasa nyaman karena terdapat makanan kaleng di sana. Namun karena lokasi rumah tersebut, tidak ada jaminan bahwa Gastrea tidak akan menyerangnya.

Sudah beberapa puluh menit semenjak Emera keluar dari rumah sebelumnya. Suasana di sini terasa sangat tenang, tidak ada Gastrea di sekitar sana yang akan

'Hmm? Ada seseorang yang mengikutiku. Aku masih belum mengetahui apa tujuannya, tapi lebih baik aku waspada,' batin Emera.

Dia merasakan bahwa seseorang sedang memperhatikannya secara diam-diam saat ini. Emera masih belum tahu apa tujuan orang itu mengikutinya, namun dia memasang waspada tanpa berbalik ke aras orang itu. Jika sebuah serangan mengarah padanya, dia akan langsung ke dalam posisi bertarungnya.

'Ini terlalu lama, dia belum juga melakukan serangan atau sesuatu yang lain. Apa lebih baik jika aku yang menyapanya terlebih dahulu?'

"Keluarlah! Aku tahu kamu ada di sana! Jika kamu tidak keluar …, aku akan menyerangmu!" teriak Emera dengan lantang ke arah sebuah bongkahan tembok.

'Begini-begini aku telah berlatih bela diri sebelum akhirnya diusir ke area luar. Yah, aku hanya belajar dari media online, bukan dari Dojo atau ahli bela diri sesungguhnya. Aku hanya bisa melawan Gastrea tingkat rendah, yang itupun lebih mengandalkan tubuhku yang sangat kuat.'

Tak lama kemudian, seorang gadis muncul dari balik bongkahan tembok tersebut. Gadis tersebut memiliki rambut hitam pendek dan hanya menggunakan sepotong kain lusuh yang sepertinya itu satu-satunya pakaian yang dimilikinya. Dia memandang pada Emera dengan mata merahnya yang tampak gemetar ketakutan atas suara tegas Emera.

'Lihat, lihat, Cursed Children lainnya selain kamu muncul di sini, Emera. Apa yang akan kamu lakukan padanya?'

'Sepertinya dia sangat mudah. Yah, ini tentu saja karena Gastrea muncul 9 tahun yang lalu. Aku yang berusia 9 tahun tentu saja merupakan Cursed Children yang paling tua yang mungkin ditemui. Dilihat dari tingginy, dia mungkin sekitar 7 tahun.'

"Apa yang kamu inginkan dariku? Jika kamu ingin menyerangku, sebaiknya jangan melakukan itu. Kau hanya akan menyesal jika mencoba menyakitiku," kata Emera dengan tegas.

"Ti-Tidak, a-aku tidak ingin me-menyerangmu," ucapnya tergagap karena takut sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.

'Yah …, dia tergagap. Ini akan menjadi lama dan merepotkan. Lebih baik coba mendengarkan apa yang dia inginkan.'

'Apa? Kenapa? Bukankah akan lebih cepat jika kamu pergi dari oada mengurusi gadis ini?'

'Begini-begini aku masihlah seseorang yang memiliki hati, lho. Saat melihat gadis kecil yang seusia denganku dalam masalah, tentu saja aku akan membantunya.'

"Ak-Aku tersesat. Aku tidak tahu harus kemana, jadi aku mengikutimu sampai ke sini," jawab gadis itu.

'Dia tersesat dan tidak tahu jalan pulang sehingga mengembara tanpa tujuan. Kalau itu aku, aku mengembara tanpa tujuan karena tidak memiliki tempat untuk pulang.'

"Kalau kamu ke sana, kamu akan menemukan tempat berkumpulnya para Cursed Children lainnya. Aku tidak akan mengantarmu ke sana." Emera menunjuk ke sebuah arah menggunakan tangan kanannya.

'Lokasinya tidak terlalu jauh dari sini. Aku rasa aku tidak perlu mengantarnya ke sana. Selain itu, aku tidak merasakan ada Gastrea di sekitar tempat ini.'

'Ngomong-ngomong, kenapa kamu tidak memilih bergabung dengan mereka? Bukankah menyendiri itu menakutkan?'

'Aku rasa aku akan kurang cocok jika harus bergabung bersama mereka. Dari pada itu, aku lebih suka berpetualang seorang diri seperti ini.'

"Terima kasih!" Gadis itu menundukkan kepalanya sebelum dia pergi.

"Tunggu!" teriak Emera menghentikannya.

Gadis tersebut berhenti dan menoleh pada Emera sambil mengatakan, "Ada apa?"

Emera mengeluarkan semua makanan kaleng yang ada di dalam tasnya dan memberikannya kepada gadis itu. "Ini, berikan itu pada mereka semua. Aku tidak masalah karena masih tahu di mana mendapatkan makanan kaleng ini lagi."

Gadis itu mengambil semua makanan kaleng yang diberikan Emera. Dia tampaknya kesulitan membawa semua itu, namun dengan usahanya, dia berhasil membawa semuanya walau ini sedikit menyulitkannya.

"Terima kasih. Kami sangat jarang mendapatkan makanan layak seperti ini." Gadis tersebut pergi meninggalkan Emera.

'Wah, kamu sangat baik hati sekali, ya. Apa ini tidak masalah?'

'Lagu pula brankas yang menyimpan semua makanan itu sudah kuhancurkan. Justru akan lebih sia-sia jika tidak ada yang memakan semua makanan itu.'

Emera berbalik dan mulai berjalan menuju ke rumah tempat ia menemukan makanan kaleng. Rencananya, dia akan mengambil sisa makanan kaleng yang masih banyak.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login