Nalesha membawa nampan kayu berisi air minum, bubur, buah, dan obat-obatan seadanya ke kamar Dhaiva. Kembali gadis itu sakit, dan untungnya Ia masih tinggal di rumahnya. Jangan khawatir, ada Wina, Mbak Riri, dan Bu Puput di rumah, mereka tidak semerta merta berdua. Lalu terimakasih pada mereka bertiga juga sehingga Nalesha akhirnya paham bagaimana cara merawat seseorang yang sakit dengan benar. Zaman boleh modern, tetapi Nalesha masih menyukai ramuan herbal ketika sakit. Itu adalah ajaran mendiang Ibu Kandungnya yang Ia pakai sampai sekarang.
"Abang, mau!" Wina bahkan menyukai ramuan jahe manis itu.
"Wina nanti Abang ambilin di dapur ya, ini buat Kakak Dhaiva dulu, biar cepet sembuh," ujarnya pengertian. Wina mengangguk, lalu naik ke atas tempat tidur Dhaiva, gadis itu tak membuka matanya, terlalu pusing mungkin.