Download App

Chapter 14: Yuka the Mad girl

Kafe dekat kampus

"ini sangat canggung Ayumi-san"ucap Yuka yang duduk tepat disebrang Takumi yang sedang memesan makanan,

"kau mau makan apa Kuroji-san"

"hah!? aku mau kopi maksudku teh dan Steak"ucap Yuka yang tergagap"panggil aku Yuka saja"

sang pelayan lalu menuliskan semua pesanan dan berjalan menjauh dari mereka bertiga,sempat hening sebentar namun Takumi dengan percaya diri memulai obrolan

"jadi kau baru di kota ini?"tanya Takumi yang penasaran

"ya aku sepupu jauhnya Ayumi-san"

"kau suka makanan apa?"

"aku tidak terlalu menspesifikasikan makanan yang ku suka,selama itu bisa dimakan ya makan aku makan"ucap Yuka

"hahah kau lucu Yuka-san aku baru pertama kali bertemu dengan gadis seperti mu,"ucap Takumi,tak berselang lama makanan mereka pun sampai dan mulai menyantap,Ayumi lalu melihat Yuka yang makan dengan melahap potongan besar steak yang ia potong"tidak sopan"ucap Ayumi sambil menepuk punggung Yuka,hingga membuat Yuka terkaget dan hampir tersedak,

"tapi Taka-san tidak pernah mempermasalahkanya"bisik Yuka

"tapi kan sekarang kau sedang tidak makan bersama Takano"ucap Ayumi sambil tersenyum

"ada apa? kenapa kalian berdua tersenyum-senyum?"tanya Takumi

"tidak ada"jawab Yuka mereka pun makan dibarengi perbincangan hangat setiap Takumi bertanya tentang kehidupan Yuka dan kesenanganya Yuka hanya bisa berbohong guna menutupi rahasia bahwa dia CLOKERS awalnya makan siang mereka berjalan lancar,sampai datanglah seorang lelaki pengecut yang sempat Yuka hajar kemarin siang dia nampak membawa para anggota Yakuza milik ayahnya yang lumayan banyak sampai memenuhi kafe,mereka lalu mengusir seluruh pelanggan yang sedang makan siang disana berserta koki dan pelayan juga

"hei kau pria aneh pergi sana"ucap Koji yang terlihat memegang sebuah papan kayu di tanganya,

Takumi yang mendengar hal itu hanya menurut dan mengajak Yuka dan Ayumi pergi"Yuka-san dan Ayumi-san ayo kita pergi dari sini sebelum ada masalah"ucap Takumi

"hei kubilangkan kau saja yang pergi"ucap Koji

"tunggu apa yang mau kau lakukan?"tanya Takumi yang seketika waspada

"kubilang kau pergi saja ini bukan urusanmu"

"aku tidak akan pergi jika mereka berdua tidak ikut denganku"ucap Takumi dengan tegas,

Koji yang mendengar hal itu hanya tersenyum meremehkan Takumi dan memukul kepalanya menggunakan balok kayu yang ia pegang sampai Takumi tersungkur kelantai dengan luka lebam di pelipisnya,

"kubilang pergi,"ucap Koji"hei kau yang disana,"Koji lalu menunjuk Yuka yang nampak terdiam,"kalian semua dia orangnya"

"Yuka lari!"teriak Takumi yang melihat para anak buahnya Koji berjalan kearah Yuka sambil membawa berbagai senjata seperti tongkat baseball dan lainya,Takumi lalu menutup mata ketika melihat salah satu anak buahnya melayangkan pukulan kearah Yuka,namun secara tiba-tiba sebuah suara laki-laki yang tercekik terdengar Takumi lalu membuka mata dan melihat Yuka yang nampak sedang mencekek pria itu dan mengangkatnya,Takumi yang melihat itu hanya terdiam,

"dasar beraninya sama perempuan"ucap Yuka lalu melempar pria itu menjauh darinya,ia lalu mengambil kursi dan menjadikanya senjata,

"serang dia!!!"teriak Koji,

Yuka yang sudah siap lalu dengan mudah melumpuhkan setengah anak buah Koji ia lalu mengambil salah satu tongkat baseball yang terjatuh dan menjadikanya sebagai senjata yang lebih mematikan,ia memukul setiap orang tanpa ampun,Takumi yang melihat itu hanya terdiam tak berbicara dia sangat terkaget melihat gadis imut seperti Yuka yang memiliki kekuatan setara dengan pegulat,

"rasakan ini"ucap salah satu pria yang mengeluarkan wakizashi dari jasnya lalu mencoba menusuk Yuka,namun Yuka dengan cepat menghindar dan menghajar kaki pria itu hingga membuatnya patah dan memukul kepala pria itu hingga membuatnya tak sadarkan diri,ia lalu melihat Koji yang ketakutan,

"kemari kau"ucap Yuka sambil menyeret tongkat baseball yang berlumuran darah,ia lalu mengangkat tongkat baseball itu tinggi-tinggi lalu memukul kepala Koji hingga membuatnya tersungkur ketanah dan pingsan seketika,

"itulah akibatnya jika berhadapan dengan ku"ucap Yuka ia lalu berbalik dan melihat Takumi yang tercengang dan Ayumi yang terlihat bersembunyi dibalik meja

"aduh.. apa aku terlihat aneh?"tanya Yuka yang kembali ke sifat kekanak kanakanya

"Takumi-san kau baik-baik saja aku melihat dahimu terluka"

namun secara tiba-tiba Koji yang terbangun dari pingsanya langsung dengan cepat mengambil salah satu wakizashi dan menusuk perut Yuka hingga membuatnya sedikit kesakitan,Yuka lalu memukul Koji dengan keras hingga membuatnya terpental jauh dan secara perlahan matanya tertutup hingga ia pingsan tak sadarkan diri,

SEMENTARA ITU SUPERMARKET,

"jika beli ini aku mendapatkan diskon namun aku tidak mendapatkan extra Gyoza namun jika aku membeli yang ini aku mendapatkan extra Gyoza tapi harganya tidak diskon"ucap Zhin yang terlihat kesulitan memilih bahan belanjaan yang akan ia beli,"Eri-chan apa kau mau biskuit puff?"tanya Zhin sambil berjalan mendorong trolley supermarket dengan Eri di gendongnya,ia lalu mengambil 3 kotak biskuti bayi dan beberapa kotak telur dan kembali berjalan ke arah kasir,

"waw bayi siapa ini dia sangat lucu"ucap seorang nenek yang tiba-tiba menyapanya,Zhin pun terkejut dan membiarkan nenek itu berbicara,ia lalu melihat wajah tak enak dari cucunya yang sedang menjaga keranjangnya,

"ya namanya Eri,dia baru berumur beberapa bulan"ucap Zhin"sial aku lupa umurnya"batinya,nenek itu lalu mengambil sekotak biskuit dari tasnya dari dalam tasnya,

"terimalah ini, ini asli buatanku,baik untuk pertumbuhan bayi"ucap nenek itu

Zhin lalu menerimanya"terima kasih"

"ngomong-ngomong dimana istri mu?"

"dia sedang dirumah"jawab Zhin

"oh.. ya sudah, aku mau pergi dulu melanjutkan berbelanja semoga hari mu menyenangkan"ucap nenek itu lalu berjalan pergi,sang cucu lalu menghampiri Zhin

"hei... maafkan neneku jika itu mengganggumu,dia sudah sedikit... kau tahu lah"ucap cucunya itu

"ya tidak apa-apa"Zhin lalu menepuk pundak pemuda itu"kau harus menjaganya, jarang ada nenek seperti itu"ucap Zhin sambil tersenyum,pemuda itu lalu berjalan meninggalkan Zhin bersama Eri,namun secara perlahan setetes air mata mengalir dari mata Zhin

"ibu..."ucapnya pelan ia teringat kembali sosok seorang ibu yang menjaganya dari kecil,yang gaya berbicaranya mirip dengan nenek itu,

"andaikan ibu masih ada"ucapnya ia lalu melanjutkan berjalan mendorong trolley sampai tiba tiba handphonenya berbunyi,ia lalu mengangkatnya dan terdengar suara Takano yang tersengal-sengal,

"APA!! Yuka tertusuk!"ucap Zhin yang kaget mendengar Takano memberitahukan kondisi Yuka,"baiklah aku akan segera kesana"ucap nya Zhin lalu dengan cepat berjalan kekasir dan membayar semua belanjaan yang ia beli ia lalu berjalan ke halte bus dan pergi kearah rumah sakit yang Takano bilang sesampainya disana ia menitipkan Eri kepada Ayumi yang duduk bersama Naoto dan Takumi di depan ruangan Yuka,Zhin lalu masuk dan melihat perut Yuka yang diperban dengan Takano dan Peter disebelahnya,

"apa dia sudah enakan?"tanya Zhin

"ya..... untungnya itu tidak terlalu fatal"ucap Peter

Zhin lalu melihat Takano yang terdiam dengan mata penuh amarah dan dendam

"ulah siapa ini?"tanya Zhin

"Koji... namanya Koji anak salah satu Yakuza disini"ucap Peter

"jadi kita akan melakukanya?"tanya Zhin

"ya kita habisi mereka semua,ingat mereka semua tidak terkecuali"ucap Takano yang nampak kesal,"nanti malam"

"kita harus sabar kawan Yuka pasti akan baik-baik saja"ucap Zhin,Zhin lalu keluar dari ruangan itu,dan memanggil Takumi

"hei kau kemari lah"ucap Zhin memanggil Takumi"ceritakan kepada kami kronolgi lengkapnya"

Takumi lalu menceritakan semua kronologinya kepada Zhin,nampak wajah masam terukir diwajah Zhin"aku akan melaporkanya ke polisi"ucap Takumi

"tidak usah... biar kami yang urus"ucap Zhin,ia lalu kembali berjalan masuk kedalam ruangan dan melihat Takano yang menggenggam tangan Yuka"kau akan baik-baik saja Yuka,aku berjanji"ucap Takano

"dia teringat masa lalunya lagi"ucap Peter

"kehilangan keluarga memang sakit,aku yakin dia sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri"ucap Zhin ia lalu berjalan mendekati Takano"semuanya akan baik-baik saja,lebih baik kita atur rencana saja"

Takano lalu mengagguk dan beranjak dari tempat kursinya,ia lalu menatap Peter dan Peter lalu mengeluarkan sebuah hologram dan memulai pembicaraan mereka,

CASINO

"aku berhasil ayah"ucap Koji dengan hidungnya yang nampak diperban karena hidungnya yang patah,

"ya sudah itu urusanmu"ucap ayahnya sambil membakar sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam,

Koji pun ikut duduk disebelahnya dan ikut menghisap rokok namun ditengah-tengah kehangatan mereka dari luar sebuah kepala terlempar masuk kedalam dan menggelinding hingga mengenai salah satu anak buahnya,sontak hal itu membuat seluruh pengunjung kaget dan berhamburan keluar ayahnya Koji yang melihat itu langsung turun bersama Koji dan betapa kagetnya Koji ketika melihat mayat kepala itu adalah salah satu anak buah ayahnya,tepat di dahi jasad kepala itu terpaku sebuah kertas bertuliskan

"kau berurusan dengan orang yang salah"

"pak sepertinya ini ulah mereka,para mafia itu"

ayahnya yang melihat itu lalu memukul Koji hingga ia tersungkur ke lantai,ia lalu berbicara dengan lantang"masa bodo,kita siapkan semua pasukan nanti malam jangan ada yang lengah,kita buktikan siapa yang salah"

ia lalu menatap tajam anaknya dan menunggalkanya kearah ruanganya,sore itu nampak kegelisahan didalam hati Koji ketika melihat kepala itu sedangkan ayahnya hanya bisa kecewa kepada anaknya yang terus melakukan kesalahan namun tanpa mereka sadari seorang Clokers nampak sedang santai mengawasi mereka dari gedung sebrang.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login