Chapter 154: Pemecatan Irene

Juki sudah duduk menatapnya tajam menuntut penjelasan. Kakinya bersilang dan tangannya sudah bersedekap di depan dada. Pria itu memang sahabatnya tapi tentu dia akan membela yang benar dan kalau memang sahabatnya bersalah dia yang akan berdiri untuk memberi pelajaran. Juki menggebrak meja dengan satu tangannya.

"Gua lagi pusing banget. Kalo lu dateng buat marah atau bahkan mukul gua, gua terima." Ucap Jin lirih.

"Jadi yang Gia bilang itu bener?" Tanya Juki datar.

Berat tapi Jin mengangguk juga. Juki hanya bisa menggeleng kasar.

"Gila lu! Gua enggak sudi ya punya temen kaya lu yang suka mainin hati perempuan." Ucap Juki sinis.

"Gua beneran khilaf. Itu kejadian gitu aja pas gua lagi jatuh." Ucap Jin.

"Ya itu masalah lu. Lu punya otak buat mikir dan hati buat menimbang. Apa yang mau lu lakuin saat jatuh itu pilihan lu dan lu milih ini? Sejak kapan sih lu jadi bego kaya gini?" Juki sudah sangat emosi tapi masih menahan diri.