Arcella benar-benar pergi dari sini meninggalkan kami. Aku menyesal karena tidak bisa mencegahnya. Namun apa kami terlalu terburu-buru? Kupikir kalau hanya bertukar nomor itu bukan masalah yang besar. Bahkan aku juga tidak menunjukkan tanda-tanda lain yang menunjukkan kalau kami akan menjodohkannya. Mungkin saja Arcella sudah hapal alurnya karena beberapa kali pernah dijodohkan juga oleh keluarganya. Mengapa aku tidak memikirkan hal ini? seharusnya malam ini kami cukup berkenalan saja dulu. Untuk selebihnya, kami lakukan besok setelah mereka nyaman bertemu. Astaga, aku sudah membuat kesalahan yang cukup besar. Kemudian aku kembali duduk bersama mereka.
"Arcella pulang?" tanya Pak Mario.
"I-iya, Pak. Ada urusan mendadak," jawabku.
Argat bangkit dan menarik tanganku untuk menjauh sebentar. Argat juga sama kecewanya denganku. Namun dia merasa yang paling bersalah karena sudah mengusulkan ide seperti ini tanpa bertanya dahulu padaku.