Perjalananku ke Tjiandjoer dimulai dua hari sebelum hari Natal tiba. Kini aku sedang menunggu Kathriena menyiapkan bekal makanan untukku di perjalanan nanti. Ku lihat Holland sedang memakan sarapannya dengan wajah masam. Sedari semalam ia terus merajuk karena aku yang tak memperbolehkannya ikut ke Tjiandjoer. Padahal aku sudah mengatakan maaf berkali-kali padanya.
Tak lama Kathriena pun memberikan bekal yang sudah siap kepadaku. Setelah itu kami pergi bersama-sama ke teras. Kathriena memaksa Holland untuk ikut bersama kami walau ia sempat menolak. Saat di teras, ku katakan kepada Kathriena aku akan segera meninggalkan rumah dalam beberapa hari. Dengan tersenyum Kathriena mengizinkan aku untuk meninggalkan rumah. Namun ketika ku meminta izin kepada Holland, anakku itu hanya menunduk, ia tak mau menatapku.
"Holland! Lihatlah, Papa!" pintaku sembari memegang kedua pipinya dan berusaha agar ia mau menatapku.
"Nee!" jawabnya ketus.