Ketika sampai di kantor itu, ia masih punya waktu ia kemudian mengingat tentang Faiz sepertinya ia tak bisa membiarkannya begitu saja.
Faiz sendiri tengah sibuk berkutat dengan kertas-kertas di atas meja kerjanya, meski beberapa kali ia malah nampak tak konsen.
Tak berselang lama setelah ia berolahraga sedikit, merengangkan otot-otot tubuhnya terdengar ketukan dari pintu. Begitu dibuka ia melihat seseorang yang biasa mengantarkan makanan padanya. Padahal ia yakin sekali tak memesan apa pun hari ini, sambil tersenyum ramah ia berkata.
"Maaf saya tidak pesan makanan hari ini untuk diantarkan," kata Faiz nampak bingung, terlebih makanan itu jauh lebih banyak dari biasanya, ada dua porsi.
"Saya tadi hanya disuruh mengantarkannya," katanya menjawab. Malas karena sepertinya terlalu lama jika harus sibuk basa-basi.
Mau tak mau Faiz pun mengizinkannya masuk. Pria itu kemudian meletakkan makanan itu di atas meja lain.