Lalu setelah hari itu, ada perubahan besar dalam hidup Hanes. Ia memang tidak meraung-raung as atau sedih berlebihan.
Baginya yang masih remaja saat itu. Cinta bukan perkara yang harus dikejar mati-matian, kemudian ketika tak berhasil mendapatkan nya malah galau berlebihan.
Tidak, anak sepertinya tahu kapan harus bersikap dewasa.
Jadi, seperti hembusan angin yang menerpa dedaunan untuk pergi menjauh, seperti itu juga kisahnya berlalu.
Setidaknya satu hal yang ia pelajari.
Walau di tolak pun, paling tidak dirinya telah berani berbicara dengan jujur.
Ia akhirnya pindah sekolah setelah beberapa minggu.
Terlalu banyak drama di sekolah ini, hingga ia memutuskan untuk mencari jalan hidup yang baru.
Ia ingin orang-orang mengenalnya dengan apa adanya. Namanya terlalu buruk untuk diteruskan dan ada saja orang-orang yang terus menantang nya untuk berkelahi. Jika menang nama mereka akan naik. Jika kalah mereka akan menyombongkan diri karena telah berani menantang seorang Hanes.