Tiara menyelesaiakan makannya dengan cepat. Karena sedari tadi Tiara sudah sangat kelaparan. Sejak hamil Tiara benar-benar tidak kuat menahan lapar. Tiara menegak habis jus mangga yang disiapkan orang-orang Marwan. Kenyangnya desah Tiara sambil mengusap perutnya dengan sayang. anak mama juga sudah kenyang'kan.
Tiga puluh menit kemudian orang Marwan yang bernama Purko masuk membawa peperbeg. Ini ada sebuah pakaian yang cukup nyaman untuk nyonya kenakan, didalamnya juga ada perlengkapan mandi. Saya akan membereskan ini dan nyonya bisa kembali beristirahat.
"Aku merasa diperlakukan seperti ratu disini. Haruskah aku bahagia Purko karena tuanmu telah menculikku dan memperlakukanku dengan penuh perhatian. Karena selama bersama suamiku, aku selalu ketakuttan dan direndahkan"
"Terserah anda nyonya mau berpikir seperti apa, yang pasti anda adalah ladang emas bagi kami".
"Ha…ha…ha…wah setinggi itukah nilaiku. Aku saja tidak pernah tahu aku akan jadi sebuah ladang emas bagi orang lain".