"Tidak bisa..." Fang Yun sekonyong konyong mengeluarkan suara lantang.
Semua yang hadir mau tidak mau terdiam dan menatap mereka yang sedang berbicara sambil berdiri.
Fang Yun juga kaget dan mengucapkannya secara spontan begitu saja tanpa berpikir panjang. Wajahnya kini sangat merah antara malu dan serba salah. Apa lagi banyak mata yang melihat.
"Kalian baru saja bertemu... Tidak bisa langsung begitu saja mengangkat saudara seperti orang yang baru minum arak lalu melupakan apa yang telah dia katakan...." Fang Yun tersipu.
"Hahahaha... Benar kata Puteriku. Kalian harus saling mengenal terlebih dahulu sebelum mengangkat saudara." Fang Jie juga ikut mencegah.
Dalam mengangkat saudara dengan bersumpah itu sangat sakral. Sama hal nya menganggap sebagai saudara sehidup semati. Ikatan saudara angkat akan sama seperti saudara kandung.
Bagi Fang Jie merasa keberatan karena nantinya Fang Yuk puteranya harus berbagi kepada Ye Shang baik dalam susah ataupun senang, harta dan tanggung jawab.
Sedangkan bagi Fang Yun adalah dirinya tidak boleh berhubungan dekat menjadi sepasang kekasih dengan saudara dari kakaknya yang berarti akan menjadi saudaranya juga.
Semenjak dikalahkan dalam perebutan Besi Baja Hitam dan dalam pertaruhan, itu membuat hati Fang Yun berbalik 180 derajat. Dari tidak menyukai karena persaingan berubah menjadi kekaguman dan perasaan menghormati dan sedikit perasaan jatuh hati kepada pria yang lebih hebat dari padanya. Pria yang kelihatan sederhana ternyata sangat penuh keajaiban. Sejak itulah sifatnya jadi berubah. Sejak awal masuk di kedai ini gadis ini selalu memperhatikan tindak tanduk Ye Shang.
Kini ayahnya mendukung untuk mencegah sumpah mengangkat saudara, membuat dirinya semakin berani untuk melarang kakaknya.
Melihat sikap kaku dari adiknya, Fang Yuk cepat tanggap. Diapun segera memberikan penghormatan kepada Ye Shang.
"Haha.. Tuan Ye Shang. Jiwa muda selalu di bakar oleh gelora api yang sementara. Jadi suka memutuskan tanpa di pikir terlebih dahulu. Sepertinya benar, kita harus saling mengenal satu dengan yang lainnya. Karena saya khawatir keburukan akan sifatku kelak menjadi hambatan bagi Tuan Ye Shang untuk menggapai masa depan."
"Benar sekali Tuan Muda Fang Yuk. Saya juga tidak berpikir panjang. Jadi sebaiknya kita menunda dulu sumpah mengangkat saudara di antara kita." Ucap Ye Shang.
Pada awalnya, Ye Shang sungguh mengaggumi keluarga Fang akan jiwa kepahlawanan yang memiliki sikap menjunjung tinggi kehormatan. Oleh sebab itu dia ingin mengangkat saudara dengan Fang Yuk yang gagah dan berjiwa satria. Selain itu juga terbesit rasa penyesalan yang dalam karena telah membunuh keluarga Fang di masa hidupnya yang lama. Seharusnya Keluarga yang berjiwa patriot ini memiliki hidup lebih panjang.
Ye Shang menyadari dalam kehidupan yang lamanya begitu di buta kan oleh kebencian yang amat dalam terhadap Pihak Kerajaan. Jadi dengan membabi buta membantai siapapun yang berpihak terhadap kerajaan. Kini hanya tersisa rasa penyesalan karena telah menghilangkan nyawa orang yang begitu berbakat.
Ye Shang berjanji dalam hatinya dengan sekuat tenaganya kelak akan melindungi keluarga Fang dari mara bahaya yang akan datang. Karena Keluarga Fang ini adalah musuh dari pemberontak Kelompok Bambu Merah di masa akan datang.
"Kalau begitu mari kita minum bersama Tuan Ye." Fang Yuk mengangkat mangkuk arak untuk Ye Shang.
Ye Shang juga membalas dengan mengangkat arak. Kemudian dia juga menyerahkan pedang bersarung putih kepada Fang Yun.
"Maafkan saya Tuan Muda Fang dan Nona Fang. Saya dengan sangat terpaksa mengundurkan diri sebentar karena ada yang masih ada yang harus saya kerjakan."
Ye Shang pun melepaskan dirinya dari lingkaran komunikasi para muda mudi tersebut. Diapun mendatangi Sing Poa yang sedang duduk sendiri di pojokan. Seolah pria tua itu sangat yakin kalau Ye Shang akan mendatanginya.
"Tuan Ye Shang." Sing Poa mengangkat mangkuk araknya serta mempersilahkan duduk. "Aku akan memberikan semua informasi yang aku ketahui. Kau dapat meminjamkan cincinmu jika dianggap layak akan informasi dari ku. Namun jika kau menganggap tidak layak maka kau tidak perlu meminjamkannya."
"Katakanlah apa yang hendak kau katakan." Ye Shan mengambil guci arak di meja dan langsung meminumnya begitu saja.
Sing Poa memberikan kepada Ye Shang gulungan kertas kecil. Itu adalah gulungan kertas surat yang di bawa merpati. Ye Shang menerimanya lalu membacanya.
-------
[Salam untuk para Kultivator terhormat
Dalam pelelangan besar tahun ini di kota Yaopin akan di lelang Salinan Peta Harta Karun peninggalan Dynasti Mangsu.
Jika berminat, silahkan datang.
Terima kasih]
------
Isi suratnya sangat singkat. Tapi jelas tersampaikan akan maksudnya. Ye Shang mengembalikan secarik surat tersebut.
"Sebelumnya harus kukatakan bahwa aku mempelajari ilmu suara jarak jauh dan suara perut." Ucap Ye Shang tanpa terlihat percakapan dari bibirnya.
"Aku sudah tahu."
"Aku juga bisa membaca gerakan bibir."
"Jadi itulah sebabnya kau memiliki informasi dengan memperhatikan percakapan seseorang dari jarak jauh."
Sebelumnya Ye Shang tidak pernah bertemu dengan orang tua ini, jadi dia tidak tahu banyak tentang tokoh yang satu ini. Dimasa yang akan datang dia akan mewaspadai tokoh yang satu ini karena begitu sangat berbahaya. Dengan kemampuan membaca gerak bibir maka semua pembicaraan rahasia akan di ketahui nya. Pantas saja pria tua ini mengetahui hubungannya dengan Youmei sebelum yang lainya tahu mengenai hubungan adik kakak ini.
"Benar. Aku tahu Xing Xie menceritakan tentang mu kepada ayahnya dan berusaha menyelidiki tentang dirimu. Aku juga mengetahui percakapan Han song dengan Bagong untuk mewaspadaimu. Juga Ko The yang mendesak Bang Seok untuk me rekrut mu menjadi bagian rumah senjata. Dan Fang Yun beserta pamannya Fang Han yang selalu mendesak ayahnya untuk mengundangmu datang ke kotanya sebagai tamu kehormatan. Jadi sebelum mereka berbicara kepadamu maka kau harus tahu bagaimana untuk bersikap.
"Terima kasih informasinya. Lantas bagaimana denganmu?"
"Aku. Aku pernah melihat dari balik jendela ruang kerja Nona Youmei di lantai atas ketika bercakap cakap dengan Han Song tiga Minggu yang lalu mengenai Salinan Peta Harta Karun."
"Jadi salinan peta itu ada sejak tiga Minggu yang lalu di rumah lelang."
"Benar. Yang diundang melalui surat selain mereka yang ada disini, antara lain Sekte Purin, Sekte Baylin, Sekte Embun Salju, Keluarga Bho Jun, Keluarga Sae Rin, Keluarga Yuan, dan para Kultivator tangguh lainnya. Bahkan kudengar informasi ini sudah sampai di tiga kerajaan Zhu, Shui dan Mhonk. Mungkin tiga kerajaan ini akan mengirimkan utusannya."
Bagi Ye Shang yang pernah malang melintang di dunia Kultivator tentu saja mengetahui para tokoh yang di sebutkan. Ketiga Sekte tersebut merupakan sekte papan atas. Malaikat Pembunuh juga berasal dari sekte Embun Salju yang beranggotakan wanita semua. Keluarga Bho Jun adalah pemilik tambang di beberapa daerah. Anaknya yang bernama Bho Peng pernah di curi dompetnya. Keluarga Bho tidak lah begitu kuat tetapi dia memiliki banyak orang sewaan yang memiliki kekuatan cukup tinggi. Keluarga Sae Rin jarang muncul di permukaan tetapi mereka memiliki ilmu bela diri yang di wariskan secara turun menurun sejak jaman dulu.
Kini banyak ahli bela diri akan berkumpul di kota ini. Mereka sama sama mengincar harta Karun maka dapat di pastikan akan banjir darah di pegunungan Ban Ceng. Tempat lokasi Harta Karun itu berada.
Timbul pertanyaan di hati Ye Shang, Kenapa Han Song membuat para ahli berkumpul di satu tempat untuk saling membunuh? Selanjutnya, dari manakah Han Song mendapatkan peta itu?