Download App
29.03% Dewa Pencuri / Chapter 18: 18. Perjalanan Ke Yaopin

Chapter 18: 18. Perjalanan Ke Yaopin

"Tuan... Siapa kau sebenarnya." Kepala Pengawal yang telah di selamatkan mulai menyebutnya, Tuan. Dia menyaksikan semua sepak terjang orang yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Ternyata pemuda yang ditolaknya itu memiliki kepandaian yang misterius.

"Jangan banyak bicara. Darahmu banyak keluar." Chen menotok saraf di pangkal paha agar darahnya berhenti mengucur.

Wakil Kepala Pengawal pun masih tertegun dengan mulut menganga seakan tidak percaya melihat tindak tanduk dari Chen.

"Apa yang kau lihat. Cepat perintahkan anak buahmu untuk bersiap." Chen melototi Wakil Kepala.

Akhirnya semua sibuk. Yang tertotok masih tidak bisa bergerak. Bae Jing juga masih terduduk memikirkan bahwa isterinya kelak akan membunuhnya saat tidur. Para pengawal yang tewas mulai di kumpulkan.

Kepala Pengawal pun sudah di rawat dengan baik. Paha nya yang robek sudah di jahit. Tehnik pengobatan dengan cara menjahit ini tidak banyak yang tahu. Tapi ilmu ini di negeri Thian sudah ada.

"Bagaimana caranya kau menjahit kakiku seperti menjahit baju."

"Percayalah. Tehnik ini mempercepat pemulihanmu dari pada menggunakan pil atau tumbuhan obat obatan. Kecuali kau membuat pil tingkat lima atau mendapatkan tumbuhan langka."

"Tuan. Terima kasih akan semua kebaikanmu. Tuan sungguh tidak terduga dengan keahlian tidak terbatas bahkan dapat menghadapi para gerombolan perampok sendirian."

"Tidak. tidak... Aku tidak sehebat itu. Aku hanya orang yang kebetulan menggunakan strategi cerdas yaitu menyerang di saat lawan tidak menyadari di serang. Lagi pula aku menolongmu tidak dengan gratis. Aku minta bayaran yaitu ikut menumpang di dalam kereta sampai di kota Yaopin."

"Hah. Bagaimana kau tahu kalau kami akan ke kota Yaopin."

"Ah. Mudah di tebak. Angkutanmu berisi bahan obat obatan. Kota yang dekat sekitar ini memiliki toko obat yang besar hanya di kota Yaopin."

"Tuan. Aku sungguh mengaggumimu." Kini Kepala Pengawal berlutut memberikan hormat.

Sikap ini menandakan kalau diri Kepala Pengawal ini lebih rendah dari Chen. Semua anak buahnya yang melihat hal ini juga ikut berlutut.

"Hei... kalian berdiri semua. Aku hanya manusia biasa yang kebetulan menumpang di kereta kalian."

Kepala Pengawal dan rombongannya pun berdiri.

"Bajingaannn... Apa yang kau lakukan kepadaku. " Teriak Gu Rong yang telah lepas dari totokan.

Wajah Gu Rong penuh dengan coretan tinta seperti gambar kumis, janggut dan beberapa tahi lalat memperburuk wajahnya. Repotnya lagi Chen menggunakan tinta dari getah hitam yang lama hilangnya. Tentu saja itu membuat Gu Rong emosi. Dia berlari mendekati Chen.

"Jangan mendekat Gu Rong. Atau kau akan menyesal." Bentak Chen sambil mengangkat Tubuh kepala Pengawal.

Gu Rong pun terdiam di tempat. Dia mulai berpikir dua kali untuk bertindak sombrono. Tubuh besar itu hanya dapat melihat Chen sedang menggotong Kepala Pengawal menuju kereta kuda.

Ketika Chen melewati tubuh tegap itu dia mulai mengatakan sesuatu. "Jika kau mulai menggangguku di masa depan maka aku akan mengambil tanganmu."

"Kembalikan kalungku. Bajingan."

"Kau sudah dua kali menggangguku. Segala sesuatu yang kau lakukan ada harga yang harus di bayar. Jadi aku mengambil dua barang milikmu."

"Dua?" Gu Rong mulai melihat apa lagi didalam dirinya yang menghilang. Ternyata dia sudah kehilangan celana nya. "Dasar Dewa Pencuri ... Kembalikan celanaku."

Bagaimana mungkin dia bisa kehilangan celananya tanpa dapat merasakan apapun. Kini celananya pun sudah di robek dengan potongan kecil. Kekuatan macam apa yang bisa seperti itu. Selain kekuatan Dewa... Dewa Pencuri.

"Dewa Pencuri?" Chen juga bingung dengan istilah itu.

"Orang orang di Rumah Kumbang Malam menyebutmu seperti itu." Kepala Pengawal menjelaskan.

"Hei Peramal." Bae Jing menatap Chen dengan wajah lusuh. "Apakah benar perkataanmu kalau aku akan memiliki anak laki laki?"

"Benar. Tahun depan isterimu akan mengandung. Kau akan memberi nama anak itu Bae Kung."

"Hah? Itu adalah nama Ayahku. Sekalipun aku belum pernah melihatnya namun ibuku pernah mengatakan kalau nama ayahku adalah Bae Kung."

"Aku tahu. Kau juga sudah mencari ayahmu ke seluruh pelosok tapi tidak menemukannya. Jadi mulai sekarang jangan pernah menggangguku lagi."

"Aku tidak akan berani." Bae Jing memberi hormat. "Jika tahun depan isteriku benar benar hamil maka aku tidak akan berselingkuh lagi lalu mencarimu untuk menjadi bawahanmu."

""He he... Kalau kau jadi bawahanku maka kau tidak boleh menjadi perampok lagi dan harus keluar dari Kelompok Bambu Merah." Chen tahu pasti akan sulit keluar dari Bambu Merah. Kerena mereka sudah disumpah kalau keluar dari kelompok anti pemerintah itu maka di anggap penghianat. "Sudahlah... aku sangat lelah dan ingin pergi dari sini secepatnya."

Para pengawal pun mulai mempersiapkan diri untuk meninggalkan tempat ini.

Waktu pun berlalu. Matahari mulai tenggelam. Rombongan Pengangkut barang Meneruskan perjalanannya. Chen juga menumpang dalam rombongan itu. Para perampok kembali ke kota Mulang dan sebagian terpaksa menggunakan bajunya untuk menutupi bagian bawahnya sebagai pengganti celana. Bae Jing kembali ke tempat isterinya untuk memperbaiki rumah tangganya. Yuan Chen juga memperkenalkan dirinya sebagai Ye Shang.

Hanya dalam perjalanan, Chen tidak dapat beristirahat karena Kepala Pengawal terus bertanya dan mengajaknya mengobrol sambil minum arak.

"Tuan. Apakah benar Tuan seorang Peramal.?" Tanya kepala Pengawal.

"Tidak. Tapi aku merupakan murid seorang Peramal." Chen menjelaskan se adanya. Karena tidak mungkin dia akan mengatakan kebenaran.

"Lalu bagaimana kau tahu tentang Bae Jing? Apakah kau memiliki hubungan sebelumnya."

"Banyak hal yang aku tahu tapi sulit untuk menjelaskan. Sepertinya aku tahu kau juga bekas seorang prajurit kerajaan dan juga bukan prajurit biasa. Mungkin Komandan 100 prajurit atau Komandan 1.000 prajurit.

"Hah? Bagaimana kau tahu kalau aku bekas seorang prajurit."

"Membaca situasi adalah salah satu keahlian ku. itu merupakan salah satu cara terhindar dari kematian. Bagaimana aku tahu? Tentu saja mudah. Kau mengenal baik Bae Jiang yang anti pemerintah hanya sekali bertemu dengannya. Berarti kau merupakan seorang bekas prajurit. Kau memiliki kemampuan di tingkat Alam maka prediksi ku kau adalah kepala dari 100 prajurit."

"Luar biasa? Lantas berapa lama menurut mu aku keluar dari prajurit pemerintahan?"

"Lebih dari dua tahun. Benar?"

"Luar biasa. tepat sekali. Aku berhenti jadi prajurit dua setengah tahun yang lalu. Bagaimana kau bisa tahu?"

"Mudah saja. Saat ini kau mengawal barang berharga obat obatan yang sebagian besar adalah obat berharga. Jika kau di percaya membawa barang berharga maka berarti pengalamanmu diatas dua tahun."

"Hanya saja yang aku tidak tahu alasan kau keluar dari Prajurit kerajaan. Karena pada masa tiga tahun yang lalu adalah masa peperangan dengan Kerajaan Shui. Sedangkan kau bukan tipe orang yang takut mati berarti kau keluar bukan karena takut."

"Hahahah... benar... Aku keluar karena tidak cocok dengan jalan pikiran atasanku."

"hmm... Kalau boleh tau siapa nama atasanmu? Kau seorang patriotik tidak mungkin langsung mundur hanya karena atasan. Kecuali dengan pemegang kuasa. Dengannnn..." Chen ragu menyebutnya.

"Tepat sekali.. Dengan Pahlawan Jendral Yuan Huan."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C18
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login