Chen tidak mengurangi kewaspadaannya. Dalam beristirahat pun dia tetap waspada.
Sepanjang hari Chen tidak keluar dari kamarnya. Rupanya dari pihak rumah makan tidak melakukan gerakan balas dendam. Seharian ini dia tidak di ganggu oleh siapapun.
Ketika sudah larut malam, Barulah pemuda ini mulai bergerak. Dengan peringan tubuhnya, pemuda itu langsung melesat menuju tengah kota. Dari tembok ke tembok dia melompat dengan ringan tanpa suara. Mengendap endap menyembunyikan wajah dan suara langkahnya.
Chen terlalu percaya diri dengan kemampuannya sehingga tidak memperhatikan ada seseorang melihat gerakan bayangannya. Orang itu juga melesat ke atas bubungan rumah. Ternyata dia adalah seorang gadis yang memiliki mata tajam bagaiman elang.
Namun setiba nya diatas dia sudah kehilangan jejak. Matanya mulai memandang sekeliling. Namun tidak terlihat sosok apapun disana. Pedang kembar di tangannya siap berhadapan dengan siapapun yang berniat jahat.
Tak lama kemudian seseorang pria setengah baya menyusul ke atas bubungan.
"Apakah kau yakin ada orang disini." Pria itu meragukan penglihatan gadis itu.
"Ayah. Kau masih tidak percaya kemampuan mataku." Gadis itu kesal. "Kalau dia bukan manusia berarti dia hantu."
"Mana ada manusia bisa begitu cepat menghilang."
"Tidak ada salahnya jika kita berwaspada. Pokoknya selama masa tugas kita jangan sampai ada masalah, Ayah."
"Kalau begitu aku akan cari ke sebelah Utara. Kau coba ke arah selatan. Jika ada bahaya segera berikan tanda." Pria setengah baya itu kemudian melompat pergi ke arah yang berbeda.
Tinggal si gadis sendiri, merenungkan penglihatannya. Jika bayangan tadi adalah manusia, apakah rencananya.
Sementara Chen sudah berada di atap perpustakaan lantai pertama.
Perpustakaan Keluarga Yuan itu bentuknya seperti pagoda tujuh tingkat. Dalam hal memanjat, Chen adalah jagonya. Karena sebelumnya dia sering melakukan aksi malam malam khusus untuk membunuh lawan lawannya. Jadi dalam hal manjat memanjat, dia cukup piawai. Belum lagi dengan [Jemari Ye Shang] yang dapat melubangi tembok dengan jarinya. Maka dirinya dengan mudah mendapatkan pegangan atau pijakan untuk melompat
Sesampainya dipuncak perpustakaan, Chen melihat sekeliling. Beberapa penjaga sedang berpatroli. Rasanya tidak ada yang berilmu tinggi disekitar sini. Chen mulai membuka genteng secara perlahan.
Tidak sulit untuk memasuki ruangan perpustakaan. Kewaspadaannya terus meningkat karena penjaga Perpustakaan juga memiliki kepandaian yang cukup tinggi. Dia mulai memasuki setiap rak dengan hati hati. Mencari kitab yang dicari tidak akan sulit karena dia sudah tahu letak posisi kitab itu.
Diambilnya kitab yang di tuju. Kitab 'Dasar Cengkraman Kera' dan kitab 'Gelombang Badai. Kedua kitab itu memang tingkat dasar tapi memiliki tehnik pengembangan yang luas. Tidak ada yang memperhatikan kitab kuno ini karena kitab ini tampak lusuh dan sudah tua. Namun isi dari kitab itu memliki pengajaran yang kuat dan memiliki tehnik dahsyat.
Chen sudah mendapatkan apa yang dicari. Saatnya menggunakan kekuatan Dewa 'Mengingat apapun yang dilihat.' Chen hanya membalikan lembar demi lembar hingga semua lembaran di lihat semua. Skill Dewa ini benar benar seperti Alat perekam yang mutakhir. Chen tidak perlu membaca nya. Cukup hanya melihat maka semuanya terekam.
Demikian juga buku ke dua. Dilihatnya lembar demi lembar. Setelah semua lembarannya selesai dilihat maka langsung di kembalikan kedua buku itu di tempatnya.
Saatnya menyingkir dari tempat ini. Dia kembali ke atap. Baru saja berjalan beberapa langkah, dia menghentikan kakinya. Kini dia berbalik badan lalu melihat sebuah kitab yang menarik perhatiannya. 'Kitab 'Sajak Ye Shang'.
Ini aneh. Kenapa diwaktu sebelumnya dia tidak menemukan kitab ini. Ye Shang yang hidup tiga ratus tahun lalu di dunia Thian tapi hanya meninggalkan kumpulan sajak saja. Tidak ada cerita rakyat mengenai ke pahhlawanan Ye Shang. Apa selama dia di dunia ini tidak melakukan apapun.
Chen tidak mau berlarut di perpustakaan.
Kembali dia melahap buku ke tiga lalu di kembalikan lagi ke dalam raknya.
Lalu Chen keluar dari atap perpustakaan. Dikembalikannya genteng pada posisi semula.
"Kupikir siapa yang berani membongkar perpustakaan, ternyata hanya seorang pencuri bodoh." Suara seorang gadis dari belakang.
Chen tidak sempat berbalik badan untuk melihat pemilik suara itu, karena pada saat yang bersamaan sebuah tekanan besar menyerang dari arah belakang.
Sedikit gerakan berguling menyerupai monyet, Chen menghindar serangan tersebut. Dia baru saja membaca mengenai jurus kera dan belum melatihnya tapi sudah mencoba salah satu gerakannya. Dia bisa begitu karena memang di kehidupan sebelumnya pernah di pelajarinya.
Serangan kedua datang tapi Chen sudah mempersiapkan diri. Dia berguling lagi lalu melompat ketempat yang paling tinggi.
Ternyata yang menyerang dirinya adalah Yuan Eng, Cucu dari Kakek Ke Empat Yuan Phan. Yuan Phan adalah orang yang tidak mau mencampuri urusan orang lain. Dia juga salah satu keluarga Yuan yang baik hati dan tidak pernah membenci ayahnya.
Tetua Yuan Phan selalu baik terhadap dirinya. Bahkan Yuan Eng cucunya juga selalu bersikap baik padanya meskipun dia pada saat itu kehilangan ilmu bela dirinya karena Meridian nya rusak. Hanya Yuan Eng yang menghibur dirinya.
Yuan Phan adalah salah seorang yang tidak setuju atas tindakan kejam Yuan Xian yang telah merusak Meridian Chen. Tapi apa mau di kata, Kakek pertama Yuan Shao adalah Ketua Klan yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Akhirnya Kakek ke empat Yuan Phan tidak berkutik.
Yuan Phan hanya mempunyai seorang anak tunggal yang bernama Yuan Tung. Yang juga ayah dari Yuan Eng. Yuan Tung juga ingin menolong banyak terhadap dirinya bahkan hendak membujuk agar Chen tinggal di kediamannya tapi tetap saja tekanan keluarga terlalu besar membuat Yuan Tung tidak dapat berbuat banyak.
Kini Yuan Eng sudah berada di tingkat 8 peringkat bumi. Satu tingkat lebih besar dari dirinya. Padahal pertemuan terakhir dengan Chen, Yuan Eng masih di tingkat 7.
"Aku sudah yakin tadi kalau melihat bayangan yang berlari cepat. Betapa beruntungnya aku menemukannya sehingga ayahku tidak menganggap aku pembohong." Kini Yuan Eng melancarkan serangan ke tiga nya yang lebih kuat. "Hanya tingkat 7 saja sudah berani merampok perpustakaan keluarga Yuan."
Serangan keluarga Yuan Eng memang dahsyat. Tidak ada gerakan yang sia sia. Tapi Chen memiliki mata ke tiga, melihat yang tidak terlihat orang lain. Chen tahu akan gerakan itu dan akan menyerang ke arah mana. Bahkan untuk gerakan selanjutnya dapat di prediksi oleh Chen.
Dalam sebuah gerakan kera, Chen mencengkram tangan Yuan Eng dan merebut pedang nya dengan mudah.
Yuan Eng tidak menyangka kalau pedangnya dapat direbut hanya dalam satu gerakan. Bahkan dirinya belum mengeluarkan perkembangan dari jurus pedangnya.
Rasa terkejut dan tidak percaya membuat Yuan Eng kehilangan rasa percaya diri dalam sekejap. Tapi waktu singkat itu justru membuat dirinya kehilangan keseimbangan.
Detik berikutnya Yuan Eng terjatuh dari gedung perpustakaan yang sangat tinggi. Kepala nya berada di bawah dan kaki nya diatas. Jika jatuh kebawah maka kepalanya terlebih dahulu membentur tanah.
Tentu saja Yuan Chen tidak akan membiarkan orang yang baik dengan dirinya ini mengalami kecelakaan.