Butuh sedikit usaha namun hal itu lumayan berhasil karena Albert pada akhirnya berhasil mendaratkan tangannya secara lancang pada tubuh sang ratu. Akan tetapi yang mulia sendiri sadar bahwa pria berusia dua puluh tahunan yang berada di depan matanya itu cukup kuat dalam menahan gelora nafsu miliknya. Padahal orang-orang suruhan ratu telah meracuninya dengan ramuan perangsang yang memiliki dosis tinggi.
Lokasi yang dipilih adalah bagian dari properti pemerintah, itulah mengapa Albert tak memiliki kecurigaan sama sekali karena pasti berbeda dengan istana yang dikuasai penuh oleh para bangsawan. Sayangnya pria itu melewatkan satu hal, semua milik pemerintah juga merupakan bagian dari istana, milik sang penguasa.
Tak bisa menunggu lebih lama lagi, Yang Mulia ratu kini merobek dress miliknya sendiri tepat di hadapan sang perdana menteri yang otomatis membuat pria itu tercengang dan terheran-heran.
"Apa yang sedang kau lakukan Yang Mulia?" Tanya Albert dengan wajah pucat.
"C'mon, kau tentu mengingkan hal ini," Jawab ratu dengan singkat lalu kembali mendekat ke arah sang perdana menteri.
Sekuat apapun jiwa Albert menahan, dirinya pada akhirnya tetap jatuh juga. Sang ratu berhasil menaklukannya dengan baik walau sebenarnya ia merasa malu. Tepat saat jari-jemari pria itu menyentuhnya, Camila sebagai seorang ratu berteriak dengan hebat sehingga seluruh orang yang ada dalam bangunan itu datang dan langsung masuk ke dalam ruangan pertemuan tersebut.
Seperti yang telah direncanakan, sang ratu segera berakting dengan baik seolah perdana menterinya itu telah berusaha untuk melakukan pelecehan pada dirinya. Tangisan wanita pemimpin negeri itu tentu saja mengundang perasaan simpati yang ada secara seketika. Di tambah posisi yang tampak disaksikan oleh mereka semua membuat posisi Albert semakin tak terselamatkan.
Karena situasi yang sudah tidak memungkinkan, di tambah tak ada kata-kata yang terucap, Albert pun segera bergegas kabur dari tempat tersebut. Sang asisten milik ratu akhirnya membawa pergi Yang Mulia itu dari tempat tersebut. Mengucapkan cerita saja belum tentu cukup, biarkan cuplikan kejadian dan saksi mata yang bercerita akan hal yang terjadi hari ini.
Ada satu hal lagi yang juga tak disadari oleh sang perdana menteri, yakni semua bukti tambahan yang mendukung pernyataan sang ratu telah sengaja di atur pihak kerajaan di dalam ruangan pertemuan itu untuk semakin memberatkan dirinya.
'Skakmat', ujar Camila dalam hatinya. Wanita itu meneruskan aktingnya, menunjukkan pada semua orang betapa terhinanya dia sekarang.
Sikap kabur yang ditunjukan oleh pria tersebut juga semakin menambah beban dan rasa bersalah pada dirinya sendiri. Mereka tak memprediksi langkah yang satu ini, tapi Camila justru bahagia ketika melihat pria itu lari terbirit-birit meninggalkan wibawanya yang sebelumnya dia banggakan.
Walau terkesan licik, tapi hanya ini jalan yang tampak ampuh untuk dilakukan olehnya. Menekan pria itu sampai ke titik darah penghabisin, membuatnya terpojok, lalu menempatkannya pada posisi tersalah.
***
Tak butuh waktu lama, isu pemberitaan mengenai hal tersebut beredar kepada awak media. Tentu saja ini juga adalah bagian yang sudah dirancang oleh Camila. Seluruh headline berita nasional saat ini membahas tentang aksi penyerangan sang perdana menteri yang lancang kepada sang ratu. Mereka belum mendapatkan kejelasan detailnya, akan tetapi berita tersebut jelas berhasil menggoyahkan seluruh anggota parlemen dan partai pendukungnya.
Informasi yang sampai pada para anggota bangsawan itu membuat mereka semua bergegas kembali menuju istana. Dalam perjalanan, mereka bisa melihat bahwa Kastil Buckingham kini telah dipenuhi oleh para media yang membuat jalan mereka sendiri cukup sulit untuk masuk ke dalam sana.
Banyak pertanyaan yang terngiang dibenak mereka dan tentu saja tak sabar untuk segera ditanyakan. Isu ini mungkin terdengar simpel, tapi subjek yang terlibat dalam permasalahan ini yang membuat semuanya gempar.
Pintu kamar sang ratu kini terbuka, sosok putra mahkota itu kini tampak memasuki kamar ibundanya. Dengan air mata dan tisu yang berserakan membuat sang pangeran turut merasa sakit. Dirinya berusaha duduk tepat di sebelah sang ibu.
Satu hal yang coba dilakukan oleh pria berusia dua puluh tahun tersebut yakni menenangkan sang ratu yang juga merupakan ibu kandungnya. Sang ratu kini menoleh ke arah putranya tersebut sembari mengatakan, "Jangan khawatirkan diriku. Yang harus kau lakukan adalah persiapkan dirimu. Karena kau sangat berkemungkinan untuk segera mengambil alih pemerintahan dariku."
***
Salah satu acara penting yang terjadi hari ini adalah dibukanya secara resmi temapat dimana anak-anak dapat mencapai potensi terbaik mereka. Program ini merupakan salah satu dari agenda penting yang sang ratu umumkan saat memperingati kepergian Putra Mahkota negeri ini, Pangeran Edward.
Saat acara penting tersebut di buka langsung oleh salah satu anggota bangsawan lainnya yang belakangan sering di soroti oleh media dan masyarakat. Sosok Pangeran Adam sedikit berbeda dan cukup menarik perhatian dari semua kalangan. Pria itu berhasil membentuk satu image tersendiri miliknya yang cukup terpisah dari rona potret kerajaan.
Sebagian masyarakat tentu saja tertarik untuk melihat kemana pria berusia dua puluh tahun itu akan melangkah. Meskipun Keluarga Veliz sedang dalam tekanan, pemberitaan positif mengenai sang pangeran tetap terus terdengar. Hal itu yang memberikan semangat baru bagi para tetua dan pembesar kerajaan.
Memberi sambutan yang sempurna, sang pangeran berhasil menyentuh hati semua orang yang tengah hadir pada acara penting tersebut. Pembukaan yang dilakukan oleh Adam sebagai Pangeran Veliz juga tak luput dari sorotan media, bahkan kali ini mereka tengah mengadakan pemberitaan secara live di sana.
Di lokasi acara, tentu saja sang pangeran tak hanya hadir seorang diri, sosok pria yang sedang banyak dibicarakan itu datang bersama dengan anggota bangsawan lainnya yakni, Putri Veliz (Isabelle sebagai saudari) dan Putri Shaerbeek (Alice yang merupakan manatan calon kakak iparnya), dan tentu saja juga dengan aktivis muda yang juga sedang digosipkan dekat bersama sang pangeran, Anna Braveheart.
Potret mereka sangat begitu indah saat ini, kalimat buruk dan sentimen negatif mungkin saja takkan mengalir ke permukaan. Mereka semua bisa bernafas dengan legah karena hari berat terlewati dengan baik.
Acara penting tersebut berjalan dengan sangat lancar. Bahkan karena suksesnya, seluruh keluarga bangsawan utama itu mendapat eksposure yang sangat baik dari orang-orang. Saat kegiatan itu hampir di tutup, tiba-tiba tersiar kabar di kalangan media mengenai sang ratu.
Tentu saja karena berita yang satu ini lebih sensasional, pemberitaan mengenai sang pangeran dan kedua putri bangsawan serta kegiatan penting yang tengah mereka lakukan itu berhasil teralihkan sepenuhnya.
Mereka semua juga pada awalnya merasa sangat bingung dengan situasi yang sedang terjadi, namun dengan sigap tentu saja para pengawal mereka segera membisikkan mengenai isu yang sedang bertebaran dan memanas itu.
**To Be Continued**
Bagaimana menurut kalian chapter yang satu ini? Tinggalkan gift, vote, like dan juga opini kalian di kolom komentar. Trims!