Aku tiba-tiba terbangun dan berada dalam kegelapan lagi. Perlahan aku mendengar suara bisikan. "Bersenang-senang?" Kata suara itu. Aku terkejut dan mulai melihat ke sekeliling dengan waspada. "Siapa itu?!" Tanya ku. "Tidak penting..." Jawab suara itu sambil tertawa jahat. "Kebahagiaan mu tidak akan bertahan selamanya, Vella." Kata suara itu yang semakin besar dan membuat kepala ku pusing. Aku menutup kupingku. "Menyerahlah Vella." Kata suara itu yang mulai menarikku kedalam tempat yang lebih gelap. "TINGGALKAN AKU SENDIRI!" Kata ku yang berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman tersebut. Kemudian datanglah sesosok 3 bayangan. Mereka semua terlihat Familiar. 2 berwarna merah dan yang satunya mirip seperti ku tapi ia menatap ku dengan sangat dingin. Kemudian aku melihat 1 bayangan merah itu maju dan kemudian dengan mudahnya mendorong ku masuk kedalam kegelapan.
*Splash*
Aku tenggelam dalam kegelapan.. Sangat terasa hampa, dingin, penuh dengan suara bisikan. Suara-suara itu sangat menggangguku, saat aku ingin menutup telinga ku, tangan ku tertahan tidak bisa bergerak sama sekali. Aku terus tenggelam lebih dalam dan suara itu semakin membesar. "Tidak! Aku berhak untuk bahagia! Kau tidak dapat mengambilnya lagi!" Kata salah satu suara sambil menangis. "Bebaskan aku!!" Kata suara itu yang kemudian menyisakan tangisan tersedu-sedu. Tak lama, semua menjadi tenang kembali. Dari kejauhan, nampak ada sesuatu yang mendekati. Aku dapat merasakan aura hangat dari kejauhan. Sesuatu itu semakin mendekat, ia terlihat seperti cahaya. Cahaya itu semakin membesar dan terang, seketika aku merasa ada pegangan hangat yang kemudian menarikku kembali keatas. Aku pun keluar dari kegelapan, kemudian cahaya itu mulai menuntun ku ke suatu tempat.
Cahaya itu semakin membesar dan terang, akhirnya aku sampai di suatu tempat yang diterangi matahari. Aku melihat banyak pepohonan, dan sebuah jalan yang terlihat seperti menunutun ku. Aku kemudian mulai berjalan sambil melihat-lihat. Jalan itu membawaku ke sebuah bench yang di kelilingi bunga. Nampak ada sosok yang menunggu kehadiran ku. "Ah! Vella, akhirnya kamu sampai.." Jawab sosok itu sambil mengisyaratkan ku untuk duduk di sampingnya. Spontan aku tidak tahu mengapa aku kemudian menangis dan memeluk sesosok itu. "Sudah..Sudah.. Tidak apa-apa." Jawab sosok itu sambil memelukku. Pelukannya terasa hangat dan aman. Kemudian aku duduk disampingnya. "Semua, memang tampak membingungkan dan membuat mu stress. Tapi, kamu harus tetap memandang kedepan dan membiarkan waves itu menerjang mu." Jawab sesosok itu. Kita pun duduk terdiam beberapa saat. "Ada yang ingin kamu tanyakan?" Tanya sosok tersebut. Aku kemudian berpikir sejenak. "Kamu siapa?" Tanya ku. Sesosok itu pun tertawa sedikit dan kemudian menatap ku dengan lembut. "Kamu akan tahu. Tapi tidak sekarang, Vella." Jawab dia. "Ada lagi yang lain?" Tanya sosok itu. "Mengapa cahaya itu membawa ku kesini?" Tanya ku. "Karena, disinilah tempat aman untuk mu, Vella. Tempat dimana Dark Enchantress tidak dapat mengganggu mu lagi dengan refleksi banyangan yang ia buat." Jawab sosok itu. "Dark Enchantress..? maaf, tapi siapa dia?" Tanya ku sambil menatap sesosok itu. "Kamu akan menemukan jawabanya sooner, Vella." Jawab dia sambil tersenyum. Kemudian seketika perlahan semua mulai faded. Dan menyisakan satu sosok bayangan. Bayangan itu menatap ku dengan tatapan dan senyuman sinis dan dinginnya. Kemudian aku terus mundur kebelakang sementara ia terus maju kearah ku. Dan seketika bayangan itu sangat dekat dengan ku ia berubah menjadi sesosok yang memiliki tanduk besar merah. "Dark Enchantress." kata-kata itu memenuhi pikiran ku. "Waktu terus berjalan dear, Vella. Jangan sampai kamu lupa akan tugas dan contract mu. Tak lama lagi harimu, Kebahagiaan mu Berakhir." Jawab dia sambil tertawa jahat. Kemudian lantainya pun bergerak dan seketika aku jatuh.
Aku kemudian terbangun terkejut. Saat aku melihat ke sekitar, aku ternyata masih berada dikamarku. Aku pun menghela nafas dan merasa lega. Aku kemudian pergi dari kamar ku untuk mengambil segelas air di dapur. Setelah mengambilnya aku pergi menuju ruang depan, aku melihat Vanilla sedang duduk di kursi dekat jendela. "Kamu terbangun?" Tanya dia. "Iya.. Karena mimpi buruk." Jawab ku sambil mengambil kursi dan duduk di sampingnya. "Mimpi buruk tentang apa?" Tanya dia. "Kegelapan, bayangan, suara-suara yang terus menggangguku." Jawab ku sambil meminum segelas air dan kemudian menghela nafas. "Semua ini sangat membingungkan dan membuat ku stress." Jawab ku. Ia kemudian mengelus belakang ku. "Sudah.. Sudah.. Jangan terlalu banyak dipikirkan." Jawab dia. Kita pun terdiam beberapa saat. "Aku tadi sempat melihat mu mengalami mimpi buruk, kamu mengigau, Vella. Kemudian aku berusaha menenangkan mu." Jawab dia. "Aku mendengar kamu berkata, "Tinggalkan aku sendiri! Aku berhak untuk bahagia." Memangnya apa yang sebenarnya terjadi padamu, Vella?" Tanya dia sambil menatapku. "Sepertinya banyak hal-hal yang terjadi padaku dimasa lalu, Vanilla. Semenjak aku kehilangan memoriku, semua mulai menghantuiku. Terkadang aku bingung harus bagaimana agar mereka berhenti menghantui ku. Aku berusaha mengingatnya, tapi selalu gagal. Memoriku sebagian besar hanya menyisakan bayangan buram familiar." Jawab ku yang terlihat sedih, ketakutan dan cemas. Vanilla yang melihatku seperti ini pun langsung memeluk dan pelukkannya menenangkan ku. "Dirimu dimasa lalu pasti melalui banyak hal.. Tapi, kamu bisa bertahan dan tidak menyerah kepada pikiran-pikiran burukmu. Pasti kamu akan mendapat solusi, jalan dan pencerahan." Kata dia yang kemudian menatapku. Kita pun kembali kedalam keheningan.
Setelah beberapa lama duduk mengobrol dan diam, akhirnya kita memutuskan untuk kembali tidur.
— New chapter is coming soon — Write a review