Download App
3.65% Golden Chapter / Chapter 9: New Page 2

Chapter 9: New Page 2

Kehidupannya di lingkungan distrik lampu merah membuat Han Yiyue terbiasa dengan hal-hal tidak bermoral sejak masih kecil. Meskipun ibunya berusaha keras menjauhkan dia dari kehidupan seperti itu, bahkan sampai menutupi kulit aslinya dengan lapisan arang agar tidak ada orang serakah yang berani menginginkannya. Berulang kali sang ibu mengatakan untuk menjaga diri baik-baik dan tidak terlibat atau terjerumus dalam dunia kacau seperti yang dijalani.

Namun, semua itu tidak benar-benar mampu melindungi Han Yiyue. Fakta bahwa anak itu sering dititipkan pada salah satu rekan seprofesi atau ditinggalkan sendiri membuatnya mengetahui sesuatu yang tidak seharusnya. Han Yiyue tahu hal-hal gelap di usia muda, ia bahkan mengerti bagaimana ibunya dapat menghidupi mereka.

Pada akhirnya, Han Yiyue tetap terperangkap ke dalam noda tersebut tanpa sepengetahuan ibunya. Sekalipun ada perasaan tidak enak di hati, ia masihlah bocah berusia 13 tahun yang baru saja menjelajahi dunia. Perasaan tidak nyaman sekaligus haus tanpa alasan seakan merenggut pikirannya ketika perlahan bibirnya dijarah oleh Carla.

Ciuman mereka hanya bertahan beberapa saat saja, karena bel terus-menerus berbunyi tanpa kesabaran. Hal itu membuat Carla kesal, tetapi pikirannya yang runyam segera mendapat kejernihan kembali meski tidak sadar penuh. Dia menatap Han Yiyue yang berwajah merah, napas tersengal-sengal, juga pandangan sayu. Hanya dengan melihat saja sudah dapat membangkitkan keinginan di hati seseorang. Membuat Carla berpikir jika bocah itu memiliki kemungkinan besar menjadi homme fatale terbaik yang dirawat oleh He Xi Huan.

Tanpa mengatakan apa-apa, Carla bergegas menuju pintu ketika bunyi bel terdengar lagi. membuka dengan kesal, kepalanya berdenyut nyeri saat mulut menganga siap melayangkan protes. Namun, wajah akrab melintas di manik mata, membuatnya enggan memprotes.

"Aku sudah menekan bel sejak beberapa kali dalam sepuluh menit terakhir dan Max melakukannya setengah jam yang lalu. Apa yang kamu mainkan sampai tidak memperhatikan sama sekali?"

He Xi Huan tidak melepaskan pandangan dari Carla, melihat wajah kesal wanita itu sudah pasti dia telah mengganggunya. Selain itu, aroma alkohol juga tercium dan tatapan yang kehilangan fokus, meski sangat sedikit. 

"Kamu membawanya mabuk-mabukan?" mata He Xi Huan memicing ringan ketika ia bertanya. Terlepas dari ketidakpeduliannya, dia masih harus memperhatikan Han Yiyue karena usianya. Dia tahu Carla bukan wanita yang ceroboh, jika sampai sesuatu terjadi antara dia dan muridnya kemungkinan besar disebabkan oleh alkohol atau hal mendesak lain.

Carla mendengus sebelum menggelengkan kepala. Dia siap memberi jawaban, tetapi sosok yang menjadi bahan pembicaraan segera muncul dari balik punggungnya dalam penampilan kacau. 

Mengintip kecil melalui celah dan berhasil bertatapan muka dengan He Xi Huan, rasa malu menyebar di wajah kecil Han Yiyue diiringi panas yang membakar, menyebabkan gradasi merah cerah. Dia tidak benar-benar menyadari sikap He Xi Huan, tetapi dia merasa malu tanpa sebab seakan baru saja dipergoki melakukan perselingkuhan. Kepala menunduk rendah, tangan mengurut ujung baju dan berusaha menutupi bagian depannya.

Melihat Han Yiyue dalam kondisi seperti itu, He Xi Huan tidak bisa tetap diam. Tanpa sadar mengeluarkan perintah pada Max Chen untuk membawa Han Yiyue kembali ke mobil.

Setelah tersisa berdua dengan He Xi Huan, Carla segera menyadari perilakunya barusan terhadap Han Yiyue agak kurang pantas. Namun, tidak menyesal sama sekali. Ia mengundang He Xi Huan masuk dan mereka siap berbincang-bincang dalam waktu singkat.

Ketika He Xi Huan memasuki ruangan yang baru saja dijadikan tempat duduk Carla dan Han Yiyue, manik matanya mendapati tablet dengan adegan tidak senonoh. Sungguh membuatnya kesal dan segera membanting benda tersebut hingga rusak.

Melihat tindakannya, entah mengapa Carla tidak merasa marah, sebaliknya ada rasa geli memikirkan sikap anehnya. Tidak ingin memiliki masalah, wanita itu kemudian memberi penjelasan singkat dengan tenang seakan tidak melakukan kesalahan, katanya, "Kami tidak melakukan apa pun. Aku hanya memberitahunya tentang hal ini agar dia tidak terlalu terkejut ketika menghadapi hal semacam ini. Ah, aku mengajarinya cara berciuman mungkin sampai bercinta."

Ada senyum tipis di sudut wajah Carla, mencoba menggoda He Xi Huan karena pikirnya laki-laki itu cukup perhatian pada Han Yiyue. Namun, tidak menyangka jika laki-laki itu akan memberi balasan yang acuh tak acuh seperti biasa.

"Aku tidak peduli tentang apa yang akan kamu lakukan atau ajarkan padanya. Tapi, untuk empat hari ke depan, kuharap kamu bisa menahan diri dan memperhatikan potensinya menjadi seorang homme fatale. Jika potensinya besar aku akan menjadikan dia aset berharga."

Sejenak Carla mengutuk tentang betapa membosankannya hidup He Xi Huan. Selain tidak tertarik kepada wanita, dia juga tidak menunjukkan ketertarikan kepada laki-laki. Awalnya, dia pikir ada sedikit perasaan yang ditanam He Xi Huan untuk Han Yiyue, tetapi sekarang dia sadar kalau sikap hati-hatinya dimaksudkan untuk suatu alasan egois. Karena hubungan antara mereka tidak berdasarkan pada keuntungan dua buah kelompok, melainkan hubungan pribadi layaknya teman, secara otomatis Carla mengetahui beberapa hal mengenai He Xi Huan. Termasuk ambisinya menguasai kelompok mafia tertentu.

"Lalu bagaimana jika dia tidak sesuai dengan apa yang kamu butuhkan?"

Carla berpikir dia siap memungut Han Yiyue jika saja He Xi Huan akan membuang bocah itu atau mengabaikannya karena tidak terlalu penting. Sayangnya angan-angan itu segera dibantah dengan jawaban mantap pihak lain.

He Xi Huan berkata, "Maka kamu akan bekerja lebih keras lagi."

Carla mengerutkan kening, hening dalam beberapa saat sampai ia menyadari tujuan pembelajaran Han Yiyue bukan sekadar untuk menjerat orang-orang dengan kedudukan rendah atau sedikit pengaruh. Namun, lebih dari itu semua, bahkan dengan tingkat bahaya yang jauh lebih besar. Kemungkinan akan langsung dikirim untuk seseorang yang selama ini dibenci oleh He Xi Huan.

"Aku mengerti," ucap Carla yang telah bertekad untuk memberi lebih banyak perhatian kepada Han Yiyue. Bagaimanapun, jika He Xi Huan berhasil dia juga akan mendapatkan imbas baik karena pada dasarnya tujuan akhir mereka sama.

"Bagus." He Xi Huan bangkit berdiri kemudian membenarkan jasnya sebelum melenggangkan langkah pergi di bawah tatapan Carla.

Mendekati mobil yang digunakan Han Yiyue, He Xi Huan menemukan jika bocah itu berusaha menghindar darinya dengan menempel pada kaca mobil di sisi lain dan berpura-pura tidur. Tidak ada hal yang bisa dilakukan selain mengerutkan kening ringan. Wajah bocah itu masih merah padam, meski memejamkan mata dengan erat kakinya tampak bergerak gelisah. Jari tangan bahkan saling menumpu di atas paha tanpa ketenangan.

Setengah jam yang lalu dia pulang setelah melakukan sebuah pekerjaan dan mampir untuk memeriksa Han Yiyue, tetapi mendapati informasi jika bocah itu telah kembali ke apartemen Carla. Awalnya, He Xi Huan tidak terlalu banyak berpikir dan membiarkan Max Chen yang ditugaskan mengantar-jemput Han Yiyue memanggil pihak lain. Namun, tidak berhasil. Pada akhirnya, dia bertindak sendiri. Mendatangi apartemen Carla dan menekan bel beberapa kali dengan santai dan mulai kehabisan kesabaran dari waktu ke waktu.

Ketika melihat wajah merah Han Yiyue di belakang punggung Carla, dia sudah tahu apa yang terjadi, tetapi tidak terlalu menunjukkan kepedulian akan hal tersebut. He Xi Huan memalingkan wajah, bergegas memasuki mobilnya setelah memberi perintah kepada Max Chen untuk segera pulang.


Chapter 10: 2 AM

Lebih dari tengah malam ketika He Xi Huan membawa Han Yiyue kembali dari tempat Carla. Mereka menggunakan mobil yang berbeda. Han Yiyue tetap bersama Max Chen, seseorang yang diperintahkan oleh He Xi Huan untuk mengantarnya sekaligus menjaga.

Di dalam mobil, Han Yiyue menatap kosong ke luar, tetapi pikirannya dipenuhi berbagai macam hal. Bahkan apa yang terjadi di tempat Carla saja tidak sepenuhnya menghilang, melainkan hanya ditekan sementara waktu karena rasa enggan dan malunya melihat kedatangan He Xi Huan. Ada juga beberapa persen pemikiran diisi oleh pertanyaan mengenai apa yang dilakukan He Xi Huan dan Carla setelah kepergiannya atau apa yang mereka bicarakan. 

Max Chen berusia kisaran empat puluhan dan memiliki seorang anak berusia belasan tahun, sehingga ketika ia melihat Han Yiyue, membuatnya mengingat kehidupan sederhana keluarga kecilnya. Ada perasaan kasihan setiap kali memperhatikan bocah di kursi belakang melalui kaca mobil. Pada akhirnya, ia memberanikan diri bertanya, "Ada apa? Apa sesuatu yang buruk terjadi padamu?"

Mendengar suara yang muncul tiba-tiba, Han Yiyue agak terkejut sekaligus bingung. Ia mengarahkan pandangan pada sumber suara dan mengerutkan bibir sebelum memberi jawaban, "Tidak." 

Sikapnya agak dingin, sesaat setelah mengatakan jawabannya, ia bahkan memalingkan muka. Merasa tidak nyaman dan malu. Untungnya Max Chen cukup pengertian sehingga tidak tersinggung, tetapi memberi senyum tipis.

Mobil tiba di depan rumah, Han Yiyue termenung sejenak sembari menyaksikan sosok He Xi Huan melangkah keluar dari mobil lain. Setelah pihak lain masuk barulah dia berani keluar dan mengikuti langkahnya dari jauh. Han Yiyue memiliki kamar sendiri dan bergegas memasukinya tanpa memikirkan tata krama atau kesopanan ketika melewati Jamie yang masih duduk di sofa dengan laptop di pangkuan.

Mengganti pakaian dan berbaring di tempat tidur, dia membenamkan diri sepenuhnya dalam selimut. Pikiran masih kacau dan setiap kali memejamkan mata, adegan demi adegan dari rekaman yang ditunjukkan Carla terus-menerus berputar di otak. Han Yiyue kesulitan mengendalikan diri sekalipun ia berusaha mengosongkan pikiran. Tubuhnya kembali bereaksi membawa perasaan sesak yang tidak nyaman.

Meskipun jelas merasakan panas dan desakan yang tidak dimengerti, Han Yiyue tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimanapun, perasaan seperti ini baru baginya. Berulang kali ia menggosok kaki dan berusaha menenangkan degup jantung, tetap saja tidak ada ketenangan yang datang.

Setelah lama dalam kondisi seperti itu, perasaan mendesak semakin menjadi memaksanya bangkit dari tempat tidur. Dengan enggan membawa diri keluar dari kamar. Ketika mengintip dari celah kecil, ruangan sudah kosong, lampu utama padam menyisakan lampu redup di beberapa area. Tidak ada lagi Jamie di sofa, tidak juga ada tanda-tanda kemunculan orang di sana.

Han Yiyue membawa langkah keluar dan berniat meminta bantuan dari kamar terdekat. Dia ingin bertanya tentang perasaan tidak nyamannya. Melangkah ringan dan tanpa takut, fokusnya tidak pada sekeliling, melainkan pada pintu yang akan diketuk.

"Apa yang kamu lakukan?" 

Suara rendah terdengar dari belakang punggung, membuat bahunya menegang dan jantung berdegup lebih cepat.

Tangan He Xi Huan segera memegang bahunya yang gemetar, membalik tubuh kecil itu tanpa kelembutan. Membuat Han Yiyue tertegun. Bulu matanya bergetar ringan ketika tanpa sengaja ia menundukkan kepala menghindari tatapan dingin pihak lain.

"A-aku …." Suaranya tersendat, jari kaki bergerak gelisah, juga jari tangan yang memegang erat baju bawah. 

He Xi Huan tidak sabar mendengar suara itu. Dia hanya turun mengambil segelas air minum dan melihat seorang anak berjalan perlahan seperti pencuri. Tangannya bergerak mengikuti kekesalan, mengapit rahang Han Yiyue dan mengangkat paksa wajah itu. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah manik abu-abu berair, tampak sayu dan tenang. Bibir merah mengerut juga wajah yang tidak kalah merah seperti kepanasan.

Melihat setiap tindakan Han Yiyue dan kegelisahan tubuhnya, He Xi Huan menyadari satu hal. Ia melayangkan

 kutukan kepada Carla di dalam hati karena begitu berani menggunakan afrodisiak kepada seorang bocah. Obat itu kemungkinan dialirkan melalui ciuman mereka tadi.

Menghela napas ringan, He Xi Huan berbalik dan memberi perintah, "Ikut aku."

Memasuki kamar Han Yiyue dan meletakkan gelas air minum di atas meja sebelum berbalik untuk menutup pintu rapat-rapat. Duduk di sofa, ia memerintahkan pihak lain untuk mendekat.

Han Yiyue agak ragu, tetapi ketika melihat wajah He Xi Huan yang tidak mengubah ekspresi, perlahan ia merasa diyakinkan. Berjalan mendekat sesuai perintah, berdiri selangkah di dekat laki-laki itu sampai  merasakan jika tangannya ditarik. Dia tidak terlalu menyadari kondisi mengingat pikirannya yang tidak fokus dan mengembara pada hal-hal tidak senonoh. Tahu-tahu sudah berada di atas pangkuan, punggungnya menepel di dada He Xi Huan, dan napas hangat menyapi pucuk telinga.

Tangan besar He Xi Huan segera memasuki celananya, bergerak memegang sesuatu yang sejak awal menjadi pusat rasa tidak nyaman. Ketika ia merasa tegang oleh tindakan tiba-tiba itu, suara magnetik dengan jelas menerobos pendengarannya.

"Lain kali lakukan seperti ini jika kamu mengalami hal yang sama atau berendam di air dingin."

Menyadari sesuatu yang tidak tepat, He Xi Huan melirik ke arah jam dan melihat jarum angka yang ditunjuk, pukul 2 dini hari. Segera saja ia membenarkan kalimatnya. "Opsi ke dua dilakukan jika tidak di malam hari seperti saat ini. Kamu bisa sakit."

Meskipun nada suara yang digunakan oleh He Xi Huan terdengar tanpa kehangatan dan acuh tak acuh, Han Yiyue merasa bahwa laki-laki itu cukup baik. Bukan hanya karena membantunya menangani masalah, ia juga memberitahu bagaimana menghadapi masalah yang sama di kemudian hari.

Gerakan tangan He Xi Huan tidak ringan, tetapi tidak berat ataupun kasar. Hal itu membuat perasaan yang semula tidak nyaman secara bertahap menjadi sebuah kesenangan. Han Yiyue belum pernah mengalami hal semacam ini dan tidak terlalu mengerti sehingga ia membiarkan mulutnya mengeluarkan suara-suara manis. Erangan rendah yang kekanakan disertai mata memejam erat.

Tidak butuh waktu lama baginya

 untuk mengeluarkan beban, cairan hangat membasahi jari He Xi Huan. Memang tidak banyak dan tidak begitu pekat, tetapi tetap menimbulkan ketidaknyamanan bagi He Xi Huan yang selama hidupnya tidak pernah melakukan hal semacam ini untuk orang lain. Kekesalnnya mereda ketika melihat wajah tenang Han Yiyue yang masih meninggalkan jejak kemerahan.

"Berdiri!" perintahnya dingin.  Meski begitu tatapan mata tidak menunjukkan kebencian. "Cepat ganti celanamu dan segera tidur. Besok kamu harus bertemu Carla dan belajar darinya."

Han Yiyue menganggukkan kepala, sesekali mencuri pandang ke arah He Xi Huan yang tengah membersihkan tangan menggunakan handuk kertas. Terlepas dari sikap dingin dan sedikit pemaksanya, Han Yiyue tahu jika He Xi Huan berbeda dari orang-orang yang selama ini ditemuinya ketika tinggal bersama sang ibu.

Entah mengapa dia merasa dapat mempercayai laki-laki ini dan akan aman jika bersamanya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C9
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT