Aleya, gadis itu mondar mandir didepan sebuah gedung tua. Pikirannya kacau setelah mendapati seseorang menelponnya, Tangannya yang mungil itu tak henti henti nya diremas dengan bibir yang sibuk merapal do'a.
Setelah ia menjawab telpon dari seseorang, ia langsung saja bergegas ke alamat yang dikirimkan oleh orang itu, entah kenapa pikirannya yang kacau, khawatir, takut bercampur senang terlihat aneh dalam satu, Hanya karena sebuah kabar.
"Jey..!" Aleya menghambur memeluk Jey yang baru saja keluar dari pintu ringkih gedung tersebut.
"Aleya, ngapain lo disini? tunggu gue di halte, gue ada urusan sebentar," Ucap nya, dengan linglung, merasakan pening di kepalanya.
"Jey, lo gak papa?" Tanya Aleya, khawatir dengan keadaan laki laki itu.
"Gue bilang tunggu di halte!" Bentak Jey.
Aleya terkejut, baru saja Jey membentak nya dengan bahasa yang tak biasa. bahasa yang ia berikan pada Aleya selama berbicara dengannya, Hilang tergantikan bahasa yang menusuk tajam.