Sebelum menjemput Chi Gui untuk diajak ke kota, Chi Changjing sudah menyelidiki gadis itu secara menyeluruh.
Menurut hasil penyelidikan Chi Changjing, Chi Gui berhenti sekolah pada tahun kedua SMA. Kemudian, ia pun keluar kota untuk bekerja paruh hingga satu setengah tahun lalu. Setelah itu, ia baru kembali ke desa.
Dengan riwayat pendidikan seperti itu, Chi Gui sama sekali tidak bisa masuk ke universitas yang bagus.
Namun, Chi Changjing juga tidak berharap Chi Gui pada kemampuan anaknya itu. Ia hanya akan mencari sembarang universitas yang bisa disogok untuk memasukkan Chi Gui ke sana. Yang penting Chi Gui punya ijazah dan gelar sarjana, jadi kedepannya jika ada pasangan yang cocok, maka tinggal dinikahkan saja.
"Universitasku lumayan." Chi Yan tiba-tiba mengangkat kepalanya. "Bagaimana kalau kakak masuk ke universitasku saja?"
Zhao Yuexiu dengan penuh kasih sayang menatap Chi Yan. "Jangan bercanda, kakakmu tidak bisa masuk ke sana."
"Kenapa?" Chi Yan bingung, tatapan matanya sangat polos.
Nada suara Zhao Yuexiu membawa hinaan, "Dia putus sekolah di tahun kedua SMA. Di universitas yang standar saja mungkin dia tidak bisa masuk, apalagi Universitas Kedokteran tempatmu kuliah."
"Oh, begitu ya…" Chi Yan tidak mengatakan apapun lagi. Gadis itu menundukkan kepalanya dan meminum sup dari mangkuknya. Diam-diam, bibirnya terangkat.
Beberapa saat kemudian, Chi Yan berkata lagi, "Kalau begitu, Papa harus carikan universitas yang bagus untuk kakak…"
"Tidak perlu repot-repot." Chi Gui sudah selesai makan. Ia mengatakan hal itu sambil mengambil tisu, lalu mengelap mulutnya.
Suaranya tenang dan acuh tak acuh, matanya yang bening bagaikan kristal melihat ke arah Chi Changjing. "Terima kasih atas kebaikanmu, tapi aku sudah mendapatkan universitas yang bagus."
"Sudah dapat? Universitas mana?" Chi Changjing terkejut.
Chi Gui menjawab singkat, "Universitas Kedokteran Kota Nan."
Awalnya Chi Gui memang mempelajari ilmu bedah saraf, jadi sekolah kedokteran memang paling cocok untuknya. Ia bisa bersantai sambil membantu rekan kerjanya di masa depan.
"Puh!" Bubur yang ada di dalam mulut Chi Yan hampir menyembur keluar, ia melotot ke arah Chi Gui dengan mata melebar. Dengan suara tercekat karena menahan tawa ia berkata, "Kakak, apa kamu tahu apa itu Universitas Kedokteran Kota Nan? Aku hanya ingin berkata, kamu tidak berpikir bisa masuk ke sana adalah hal yang mudah, 'kan?"
Tidak menunggu Chi Gui menjawab, Chi Mingkun sudah menimpali terlebih dahulu. Nada bicaranya merendahkan, "Pastilah! Kalau dia tahu peringkat Universitas Kedokteran Kota Nan adalah nomor ketiga secara nasional, mana mungkin dia bisa mengatakan hal seperti ini?!"
Chi Changjing menganggukkan kepalanya. "Chi Gui, anak seumuran kamu kalau mau masuk universitas, diploma lebih cocok. Kami tidak bermaksud mengatakan bahwa kamu tidak memiliki pengalaman medis, kalaupun ada, kamu juga tidak mungkin bisa membuat Universitas Kedokteran Kota Nan masukkanmu sebagai pengecualian."
Chi Gui malas berbicara dengan mereka, jadi ia hanya berkata, "Aku sudah selesai makan, terima kasih." Kemudian, ia pun segera berdiri dari kursi dan naik ke lantai tiga.
Zhao Yuexiu berkata dengan emosi, "Kamu lihat, coba kamu lihat! Anak ini sungguh angkuh! Yanyan belajar begitu giat, dia berusaha selama tiga tahun sepanjang SMA hanya untuk masuk ke Universitas Kedokteran Kota Nan. Anak ini, yang bahkan tidak menyelesaikan sekolah SMA-nya, dengan mudah bilang mau masuk ke universitas itu secara langsung!"
Chi Yan tidak mengatakan apapun, ia hanya diam sambil minum supnya.
Chi Changjing menghelakan napas. Tadinya, ia masih mengira Chi Gui adalah anak yang baik dan mudah diatur. Kini dari sikapnya, ia tahu bahwa anak ini jelas-jelas adalah seekor landak, keras kepala!
***
Hari kedua, ruang rektor Universitas Kedokteran Kota Nan.
Lin Botong melihat gadis yang berdiri di depannya dengan penuh kasih. "Chi Gui, bagaimana cedera tanganmu sekarang?"
Lin Botong sudah mendengar kabar tentang seorang pasien yang emosional, tidak bisa menerima kenyataan bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan. Pasien itu mengambil pisau dan menikam Chi Gui, ingin mati bersamanya.
Jarak pisau dengan jantung Chi Gui hanya satu mili. Jika Chi Gui tidak memiliki refleks yang cepat dan menghalanginya dengan telapak tangan, kini gadis itu mungkin sudah meninggalkan dunia.
Namun, meskipun Chi Gui telah menggagalkan cedera jantungnya, telapak tangan telah tertusuk. Sobekan di tangannya itu membuat banyak saraf terputus, cederanya sangat parah.
Chi Gui tersenyum lalu berkata, "Kakek Lin, terima kasih atas perhatiannya. Kakek Zhou sudah melihat cederaku dan ini juga sudah hampir pulih. Setelah ini hanya perlu dirawat dengan baik selama satu tahun untuk pulih total, sama sekali bukan masalah."
Sebelum Lin Botong menjadi rektor di sini, ia merupakan salah satu anggota kelompok ahli tingkat tinggi dari Akademi Kedokteran Nasional. Saat Chi Gui masuk akademi itu, ia masih berumur dua puluh tahun dan merupakan anggota paling muda.