Setelah adi menemukan dua lokasi di awal, kini ketika dia bersiap untuk mengunjungi lokasi ke 3 adi jauh lebih santai, hal ini tak lepas dari pemahamannya yang ia dapat dari dua kali informasi yang telah ia dapatkan
bersama itu harapan yang besar kini berada dalam hati adi, karena jelas semakin dekat dengan rumahnya, maka semakin baik dan tanpa sadar ia mulai mengingat-ingat lokasi yang ada di sekitar rumahnya
Mendekati rumahnya, adi yang masih bingung berhenti di sebuah halaman depan rumah, dan tanpa sadar melihat bangunan rumah kosong yang besar namun terbengkalai
Di lihat lebih jauh lagi, kemudian adi baru sadar bahwa bukankah rumah besar dan kosong ini dijual, dan jika melihat lokasi dan juga penempatannya maka lahan yang ada terbilang cukup luas mungkin berkisar 1000-1500 M dan ini bisa dikatakan sangat sesuai untuk keadaanya
Apalagi dia juga tahu bahwa masalah duit bukanlah apa yang perlu dia kawatirkan, hanya dengan menjelasakn sedikit kepada orang tuannya bahwa ia mendapatkan lebih banyak di pasar saham
Bukankah permasalahan menjadi beres, pikir adi di dalam hatinya. melihat ke sekitar halaman dan menatap poster jual di pagar pintu dari rumah kosong tersebut
adi kemudian mencatat nomer telepon dan tak lama, ia mulai menghubungi sang pemilik
"Tut.uttt... halo " terdengar suara pria dewasa dari balik telepon
"Halo, dengan bapak mardi saya berbicara" balas adi
"Oh iya saya sendiri, ada yang bisa saya bantu" tanya pak mardi di seberang
"Ya, saya mau nanya pak, apakah benar bapak menjual rumah kosong yag ada di samping gang jeruk?" tanya adi lanjut
"Iya benar, saya memanng berniat menjualnya" jawab sang pemilik
"Boleh saya tahu pak luas tanah dan juga harga permeter?" tanya adi lagi
"Luas tanahnya sekitar 1300 M dan untuk harga tanah besar 350.000-400.000 " jawab pak mardi
"Nah saya tertarik pak buat membeli, bisa kita ketemu sekarang" balas adi lagi
"Oh boleh, kebetulan saya ada waktu, dimana kita ketemu?tanya pak mardi
Melihat ke sekitar kemudian adi melihat sebuah warung warkop yang berada tepat di seberang dari rumah kosong tersebut " Di warkop depan rumah kosong aja pak, tahu kan?" tanya adi untuk mengkonfirmasi
"Oh ya saya tahu, ok saya jalan kesana 10 menit saya sampai" balas pak mardi'
"Ok saya tunggu pak" adi membalas dan menutup telepon
Kemudian segera adi memarkirkan motornya di depan halaman dari warkop yang ada, masuk ke dalam adi memesan segelas teh dan beberapa gorengan sambil menunggu pak mardi
Saat dirinya asik makan gorengan tak lama sosok pria paruh baya berusia 50 tahun memasuki warkop" mas yang tadi nelpon ya" suara sapaan terdengar
adi kemudian menoleh dan mentap sosok pria paruh baya tersebut sambil berkata " pak mardi"
adi bertanya dan di jawab mengangguk olehnya " nah saya adi pak, perkenalkan" memperkenalakan diri
dan kemudian menyapa pak mardi untuk duduk" nah mas adi bener mau beli rumah saya" tanya pak mardi membuka percakapan setelah memesan minuman
" Ya Pak, bos saya mau beli rumah bapak ini" jawab adi dengan santai
"Ohhh, kalo boleh tahu buat apa mas?" tanya pak mardi lagi
"Katanya mau buat bikin food courd pak, tempat makan" balas adi
"Oh tempat makan, iya bagus itu cocok juga " balas pak mardi
"Nah pak kalo gitu bisa kita lihat rumah bapak sekarang" balas adi
"Nah silakan mas, mari" jawab pak mardi
Kemudian bersama dengan pak mardi adi mengunjungi rumah kosong tersebut, membuka pagar rumah yang besar, seketika jalanan aspal ditmbuhi rumput dan gulma dipinggirannya terlihat jelas
Ada halaman besar yang meisahkan rumah utama dengan pagar pembatas diluar, adi memperkirakan ini mungkin memiliki luas sekitar 400 m, kemudian dengan bimbingan pak Mardi adi di ajak untuk memasuki rumah
dan terlihat jelas rumah kosong ini benar-benar kosong tanpa ada perabotan di dalamnya, bersama itu adi juga melihat bahwa luas dari bangunanan ini berkisar 400 m yang adi rasa luas
dan setelah mengkonfirmasi kepada pak Mardi beliau mengiyakan tentang luas dari bangunan tersebut, bersama itu adi di ajak ke belakang rumah
dimana terdapat kolam renang serta halaman yang luas di belakangnya, menatap secara keseluruhan ini berkisar 500-600 m dan jika ditotalkan maka jelas luasnya sekitar 1300 m yang sesuai dengan deskripsi dari pak mardi
" boleh saya tahu pak, kenapa rumah ini jadi kosong dan tak terawat" tanya adi dengan rasa ingin tahu
"Awalnya keluarga saya tinggal disini mas, tapi kemudian anak sama istri saya sakit dan meninggal disini, karena saya ga kuat sama kenangan yang ada jadi saya pindah dari sini
awalnya saya masih sering berkunjung, tapi lama kelamaan saya ga bisa datang kesini dengan alasan kesehatan saya yang kurang baik, dan karena alasan kesehatan itu rumah ini jadi terbengkalai
Sempet berpikir untuk bayar orang buat ngerawat, tetapi kemudian saya ketemu sama istri saya yang sekarang, saya menikah lagi dan kini dikaruniai anak satu, merasa saya sudah bahagia
saya jadi bertekat untuk menutup semua masa lalu, jadi atas persetujuan keluarga saya, saya jual rumah ini buat menghapus memori masa lalu' cerita pak mardi dengan sedikit sedih
mendengar itu, adi merasa tak enak dan berkata " maaf pak saya ga bermaksud dan saya turut berduka cita untuk bapak" balas adi dengan penuh simpati
"Gapap mas udah lewat juga kok, toh sekarang saya juga bahagia sama keluarga baru saya" balas pak mardi dengan tersenyum
"Nah kalo gitu saya tentuin aja ya pak sayatertarik dengan rumah bapak dan saya tanya harga terakhir bapak buat jual rumah ini" tadi lagi
"Nah, kalo gitu 400.000 ribu mas semeternya gimana?" tanya pak mardi
"Ya kalo terawat dan juga bangunan baik-baik aja sih gapapa pak, tapi bapak kan bisa liat sendiri, dan lagian, nanti rumah ini juga di robohin jadi jangan masukin harga bangunan juga pak" balas adi menawar
"Ya ok kalo gitu saya kasih 390.000 gimana?" tanya pak mardi lagi
"Kurang lagi lah pak, pasaran disini kan paling mahal 350.000" balaskembali adi
"Tapi soal luas tanah dan lokasi kan bisa dibilang mas hampir ga ada yang sebagus ini" balas lagi pak mardi
"Yaudah mundur aja pak jadi 360.000 gimana?" tanya adi lagi
"370.000 aja mas, langsung deal saya " kembali pak mardi membalas
"Yaudah deal saya setuju, 370.000 per meter pak, nah kalo gitu lusa bapak bisa bawa sertifikatnya, nanti kita ke notaris buat bikin perjanjian gimana?" tanya adi kembali
"Ok mas, lusa ya, kita ketemu lagi" balas pak mardi.